Jowonews

Mahasiswa Unsoed Raih Perak di Lomba Mandalika Essay Competition 4

Mahasiswa Unsoed

BANYUMAS – Tiga mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto kembali menorehkan prestasi membanggakan. Mereka berhasil meraih medali perak dalam ajang Mandalika Essay Competition 4. Gilang Saemanah, Nella Septiyani, dan Hana Ajengsih Dahliawati mengangkat judul esai “Essay Patch Inovatif Kombinasi Ekstrak Jahe Merah dan Daun Kemangi Sebagai Pereda Dismenore”. Esai mereka terpilih sebagai salah satu yang terbaik dari 78 tim dari berbagai universitas di Indonesia. “Kami terinspirasi dari tingginya prevalensi dismenore pada perempuan. Kami ingin mencari solusi dengan memanfaatkan potensi tanaman obat,” ujar Gilang, Ketua Tim Mahasiswa Unsoed. Mereka memilih jahe merah dan daun kemangi sebagai bahan utama patch pereda dismenore. “Kami tuangkan ide ini dalam bentuk esai dan alhamdulillah lolos finalis,” kata Gilang. Perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah. Tim Unsoed harus menyeimbangkan persiapan esai dengan kesibukan praktik kerja lapangan. Namun, berkat bimbingan dosen dan dukungan fakultas, mereka berhasil mempersiapkan diri dengan baik. “Kami sangat bersyukur bisa meraih medali perak. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang kesehatan,” pungkas Gilang.

Tips Menjaga Nutrisi Selama Ramadhan Menurut Ahli Gizi Unsoed

Nutrisi Selama Ramadhan

BANYUMAS – Menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan tidak perlu mengorbankan kesehatan. Ahli gizi dari Universitas Jenderal Soedirman, Indah Nuraeni, membagikan kiat-kiat praktis untuk memenuhi kebutuhan gizi selama berpuasa. Meskipun waktu makan berkurang, kebutuhan gizi tetap sama. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan pola makan saat sahur dan berbuka. “Jangan lewatkan sahur untuk menjaga energi. Hindari makanan berlemak dan bergaram, serta minum cukup air,” saran Indah. Saat berbuka, hindari makanan manis yang berlebihan. “Tujuan berbuka adalah mengembalikan cairan dan kadar gula darah yang menurun,” tambahnya. Untuk mengembalikan cairan, konsumsilah buah-buahan segar, sayuran, atau air kelapa muda. Untuk menormalkan kadar gula darah, konsumsilah makanan manis secukupnya. “Batasi konsumsi teh manis, kolak, dan camilan manis lainnya,” ujar Indah. Selain makanan, asupan cairan juga sangat penting. “Tingkatkan konsumsi air putih saat tidak berpuasa,” sarannya. Indah juga merekomendasikan beberapa hal untuk menjaga kesehatan selama puasa: Dengan mengikuti kiat-kiat ini, umat Islam dapat menjalani ibadah puasa dengan tetap menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan gizi mereka.

Bawa Pupuk Organik Cair, Mahasiswa Unsoed Rengkuh Medali Perak di Malaysia

Bawa Pupuk Organik Cair, Mahasiswa Unsoed Rengkuh Medali Perak di Malaysia

BANYUMAS – Prestasi insternasional berhasil diraih mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tiga Mahasiswa Unsoed yang terdiri dari Novita Hikmatul Guntari, Meli Agustin, dan M. Iltizam Rabbani, merengkuh medali perak di Kuala Lumpur, Malaysia. Kompetisi bertajuk World Young Inventors Exhibition 2022 pada kegiatan ITEX’22 itu telah berlangsung pada 26-27 Mei 2022, lalu. Ketiga mahasiswa Unsoed tersebut memresentasikan DE BEST OF LOF (Degraded Batik Effluents and Tofu Effluents As Liquid Organic Fertilizer). Invensi yang ditampilkan mahasiswa Unsoed berhasil menarik perhatian dewan juri karena DE BEST OF LOF merupakan pupuk organik cair (POC) yang justru berasal dari limbah industri batik. Salah satu anggota kelompok, Novita Hikmatul Guntari, menjelaskan ide produk tersebut berasal dari upaya pencegahan kerusakan lingkungan dan menjaga kelestarian air dari limbah berbahaya. “Produk ini diperoleh melalui proses degradasi dan fermentasi oleh mikroorganisme fungi atau jamur,” katanya, dikutip dari Antara Jateng. Proses pembuatan produk tersebut, ungkapnya, pihaknya menambahkan limbah organik lain, dalam hal ini limbah tahu. Sementara itu dosen pembimbing, Dr. Ratna Stia Dewi, S.Si., M.Si. mengatakan DE BEST OF LOF merupakan produk yang telah teruji secara in vivo pada tanaman dan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui kandungan haranya. “Produk ini bisa menjadi solusi penanganan polusi akibat limbah tekstil pewarna batik dan memiliki ruang pemasaran sebagai produk POC yang dapat bersaing di pasaran,” katanya. Foto: Antara Jateng

Curah Hujan dan Penurunan Tanah Akibatkan Banjir

PURWOKERTO, Jowonews- Tingginya curah hujan dan penurunan tanah (land subsidence) menjadi dua faktor penyebab tingginya genangan air hingga menggenangi rumah. “Tingginya genangan hingga masuk ke dalam rumah dapat disebabkan oleh dua faktor,” kata pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Yanto, Ph.D. mengatakan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ahad (28/2). Pertama, kata dia, karena tingginya curah hujan akibat cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim yang turun pada daerah yang semakin kecil tutupan vegetasinya. Kedua, penurunan tanah atau “land subsidence” yang diakibatkan oleh pembangunan yang masif dan eksploitasi air tanah dangkal secara terus-menerus. “Hal itu dapat menyebabkan pori-pori tanah yang sebelumnya terisi oleh air menjadi terbuka. Akibatnya tanah memadat dan turun,” katanya sebagaimna dilansir Antara.. Dengan kedua faktor tersebut, kata dia, rumah yang sebelumnya tidak kebanjiran pada saat dibangun dapat memiliki kemungkinan kebanjiran pada masa yang akan datang. Guna menyikapi hal itu, kata dia, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah meninggikan elevasi lantai dasar bangunan. “Untuk rumah yang sudah terbangun, alternatif solusi yang paling mungkin adalah peninggian lantai bangunan,” katanya.Sementara itu, dia juga kembali mengingatkan pentingnya membuat protokol banjir sebagai acuan yang dapat diterapkan oleh masyarakat saat terjadinya bencana tersebut. “Menurut saya pemerintah perlu membuat protokol banjir, yaitu langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh penduduk jika terjadi banjir,” katanya. Dia menjelaskan protokol banjir tersebut perlu dikemas dengan pesan yang padat dan mudah diingat. “Contohnya bisa seperti protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan menerapkan 3M, pesan yang disampaikan sangat kuat dan mudah diingat masyarakat, hal yang sama dapat dilakukan untuk protokol banjir dan disosialisasikan kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir,” katanya. Untuk penduduk yang tinggal di daerah banjir, misalnya, penerapan prokes dengan menyediakan peralatan pengungsian, seperti tenda, peralatan masak, makanan instan, dan pakaian untuk 2—3 hari. Kedua adalah langkah untuk penyelamatan dokumen-dokumen penting ketika ada peringatan banjir. Ketiga adalah persiapan untuk mengungsi ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah. “Atau jika belum ada tempat pengungsian yang disediakan maka bisa mencari area publik yang lebih tinggi lokasinya untuk mengungsi sementara menggunakan peralatan pengungsian yang telah disediakan,” katanya.

Bibit Unggul Cegah Penyakit Tanaman di Musim Hujan

PURWOKERTO, Jowonews- Salah satu upaya untuk mencegah penyakit tanaman saat musim hujan adalah dengan penggunaan bibit unggul. “Saat musim hujan seperti sekarang ini salah satu hal yang perlu diwaspadai petani adalah penyakit tanaman, hal tersebut dapat dicegah salah satunya dengan penggunaan bibit unggul,” kata Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Loekas Soesanto di Purwokerto, Ahad (31/1). Dia mengatakan penyakit tanaman harus dicegah agar produktivitasnya tetap optimal. “Karena kalau terserang penyakit tanaman kan produktivitas bisa mengalami penurunan dan pada akhirnya bisa merugikan petani,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Untuk itu, selain menggunakan bibit unggul, kata dia, ada beberapa upaya lain yang juga tetap harus dilakukan. “Misalkan pemberian sanitasi pada tanaman serta membuang daun tua atau buah busuk, sambil mengaplikasikan pestisida organik secara rutin dan teratur. Selain itu bisa juga dengan menambah pupuk sesuai dengan dosis yang dianjurkan,” katanya. Dia juga menambahkan perlunya mengelola tanaman agar bisa tumbuh dengan sehat dan berproduksi dengan optimal. “Petani perlu mengelola tanaman secara berkala dan menjaga kondisi lingkungannya agar bisa tumbuh sehat dengan produksi yang optimal,” katanya. Dia mencontohkan penyakit tanaman yang banyak menyerang tanaman saat musim hujan adalah penyakit patek atau antraknosa pada tanaman cabai. Sementara pada tanaman kakao, penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit busuk buah. Prof Loekas juga mengatakan peningkatan produksi pertanian pada saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini sangat diperlukan. “Urgensi peningkatan produksi pertanian saat masih pandemi perlu disesuaikan, agar tercapai juga peningkatan produksi yang optimal,” katanya. Dia mengatakan peningkatan produksi dapat dilakukan dengan berbagai upaya antara lain pemusatan jenis komoditas serta menyiasati dampak iklim bagi pertanian melalui pembangunan dan penguatan saluran air irigasi, termasuk juga memanfaatkan energi terbarukan. “Peningkatan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, dan obat-obatan juga perlu dilakukan sambil terus membangun inovasi pertanian yang dapat diterapkan petani termasuk dengan cara menerapkan energi terbarukan,” katanya.

Waspadai Gerakan Tanah Rayapan

PURWOKERTO, Jowonews- Masyarakat diminta waspadai bahaya gerakan tanah jenis rayapan saat hujan deras, karena dapat memicu longsor yang lebih besar. “Gerakan tanah dengan jenis rayapan merupakan jenis pergerakan yang lambat. Kondisi ini dimungkinkan karena topografi wilayah yang tidak terlalu terjal, sehingga gaya gravitasi yang menyebabkan longsoran juga tidak terlalu besar,” kata Dr Indra Permanajati, Koordinator Bidang Bencana geologi Pusat Mitigasi Unsoed tersebut di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (5/12). Hal itu membuat gerakan tanah menjadi tidak terlalu cepat atau bersifat lambat. Kendati demikian, kondisi tersebut harus terus diwaspadai karena pergerakan tanah jenis rayapan biasanya membentuk retakan-retakan. “Retakan ini sebagai media air masuk ke dalam tanah, sehingga kalau curah hujan tinggi, gerakan tanah akan makin cepat. Tetapi, kalau musim kemarau mungkin gerakan tanah menjadi lambat atau sama sekali berhenti,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sebagai langkah antisipasi, kata dia, masyarakat bisa segera menutup retakan-retakan tersebut dengan tanah untuk meninimalisasi aliran air yang masuk. “Masyarakat juga bisa membuat media-media penghambat longsor seperti cerucuk bambu atau menanam pohon berakar kuat atau dapat juga memanfaatkan karung untuk menampung tanah dan dikombinasikan dengan cerucuk bambu lalu dipasang pada daerah longsor bagian bawah untuk menahan longsoran sementara,” katanya. Dia menyebutkan bahwa bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara pada Kamis (3/12) merupakan contoh dari gerakan tanah jenis rayapan. “Sifatnya lambat, namun jika hujan deras terus menerus retakan-retakan yang muncul akibat gerakan tanah bisa jadi media air masuk ke dalam tanah hingga akhirnya memicu longsoran yang lebih besar, sehingga harus segera diantisipasi,” katanya. Mengungsi Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah menginformasikan bahwa 348 orang warga Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan terpaksa mengungsi akibat terdampak pergerakan tanah yang melanda wilayah tersebut. Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono mengatakan hingga hari ini tercatat ada 348 orang pengungsi yang terbagi dalam 13 lokasi baik di dalam maupun luar desa. Dia menjelaskan warga mengungsi akibat tanah longsor yang terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (3/12). Menurut data terakhir yang dikumpulkan oleh tim di lapangan, longsor telah mengakibatkan 12 rumah warga rusak berat, 5 rusak sedang dan 3 rusak ringan. Selain itu banyak rumah warga yang mengalami keretakan pada tembok dan lantainya, sehingga terpaksa mengosongkan rumah karena khawatir terjadi pergerakan tanah susulan. “Bukan hanya mengakibatkan kerusakan pada rumah warga, jalan antardukuh juga mengalami kerusakan dan listrik di lokasi masih dipadamkan hingga saat ini. Warga dianjurkan mengungsi karena dikhawatirkan terjadi pergerakan tanah susulan mengingat hingga saat ini kondisi cuaca masih hujan deras,” katanya.

Akademisi: Gizi Seimbang untuk Tumbuh Kembang Anak

PURWOKERTO, Jowonews.com – Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr. Yudhi Wibowo, M.PH mengingatkan pentingnya asupan gizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang anak. “Asupan makanan dengan gizi seimbang sangat penting agar anak memiliki tumbuh kembang yang optimal,” katanya di Purwokerto, Banyumas, Minggu. Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman tersebut menambahkan pemenuhan gizi yang seimbang berarti mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. “Kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu, khususnya anak-anak,” katanya. Dia mengatakan, gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan anak. “Dengan gizi yang seimbang maka diharapkan anak memiliki tubuh sehat, tidak mudah terserang penyakit infeksi dan lain sebagainya,” katanya. Dia juga mengatakan, untuk memenuhi asupan gizi seimbang bagi anak maka diperlukan peran aktif orang tua khususnya ibu. “Misalkan dengan memberikan anak makanan yang beragam, yang memiliki protein yang tinggi, serta sayur mayur,” katanya. Makanan dengan kandungan protein yang baik, kata dia, bisa didapat dari ikan, daging, telur, tempe, tahu, dan lain sebagainya. Selain itu, kata dia, orang tua juga perlu memperhatikan konsumsi gula harian pada anak-anak mereka. “Perhatikan konsumsi gula harian guna menjaga kesehatan anak hingga masa yang akan datang,” katanya. Ia menambahkan, kualitas dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. “Semakin beragam jenis makanan yang dikonsumsi maka akan makin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi karena tubuh akan memperoleh berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan,” katanya. Dengan demikian, kata dia, mengonsumsi aneka ragam pangan menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan gizi seimbang. “Namun yang juga penting adalah perlu memperhatikan segi keamanan makanan, guna memastikan makanan bebas dari kuman penyakit atau bahan berbahaya,” demikian Yudhi Wibowo. (jwn5/ant)