Jowonews

Wali Kota Semarang Perintahkan Perbaikan Langsung Jalan Rusak

SEMARANG, Jowonews- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memerintahkan jajaran di bawahnya untuk melakukan penyisiran ruas-ruas jalan di Ibu Kota Jawa Tengah ini yang rusak akibat curah hujan tinggi dan langsung melakukan perbaikan. “Saya minta fokus menyisir jalan-jalan di Kota Semarang dan langsung diperbaiki jika ditemukan lubang,” kata wali kota yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Senin (1/2). Menurut dia, terdapat 10 tim dari Dinas Pekerjaan Umum yang disebar tiap hari untuk menyisir jalanan di Kota Semarang. Hendi bertekad memberdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk menuntaskan persoalan jalan berlubang di ibu kota provinsi ini. “Infrastruktur yang prima menunjang masyarakat dalam berkegiatan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Sih Rianung menambahkan bahwa fokus pembangunan infrastruktur jalan tidak hanya pada masalah jalan berlubang. Menurut dia, Dinas Pekerjaan Umum juga menyiapkan pembetonan sejumlah ruas jalan yang akan dilaksanakan pada tahun ini.

Awal Februari, Jateng Diguyur Hujan Lebat

SEMARANG, Jowonews- Sejumlah wilayah di Jawa Tengah diperkirakan masih akan diguyur hujan lebat pada awal Februari 2021. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ahmad Yani Semarang Sutikno di Semarang, Senin (1/2), mengatakan analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya pusat tekanan rendah di selatan Indonesia yang menunjukkan belokan angin serta pertemuan dan perlambatan angin di wilayah Jawa Tengah. “Didukung massa udara yang labil dan kelembapan udara yang cukup tinggi dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sutikno memprakirakan hingga beberapa hari ke depan sejumlah wilayah akan dilanda cuaca ekstrem dengan hujan berintensitas lebat disertai petir dan angin kencang. Beberapa daerah di Jateng yang akan dilanda cuaca buruk tersebut, antara lain Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Grobogan, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, serta Blora. Selain itu, Kota Surakarta dan Kota Tegal. Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem seperti langkisau. Selain itu, masyarakat diimbau mewaspadai dampak dari cuaca buruk tersebut, seperti banjir dan tanah longsor.

Diteliti, Sel Punca untuk Terapi Pasien Covid-19

SOLO, Jowonews- RSUD dr Moewardi Surakarta mulai meneliti sel punca atau “stem cell” sebagai bagian dari terapi perkembangan, pertumbuhan, dan perbaikan sel atau jaringan pada tubuh pasien Covid-19. “Sel punca adalah sel yang belum terdiferensiasi sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang biak dan berdiferensiasi menjadi sel-sel lain yang lebih spesifik pada tubuh manusia,” kata Direktur RSUD dr Moewardi Cahyono Hadi di Solo, Senin (1/2). Ia mengatakan sel punca mampu memperbaharui diri dengan membelah, kemudian berdiferensiasi menjadi sel-sel, jaringan, dan organ tubuh yang lebih spesifik. Selain itu, dikatakannya, sel punca juga memiliki efek parakrin, yaitu mengeluarkan cairan yang berisi “growth factor” dan beberapa kemokin serta exosome yang di antaranya berfungsi sebagai antiinflamasi, antifibrosis, dan imunomudulator. “Dengan sifatnya sebagai antiperadangan dan ‘immunomodulatori’ diharapkan mampu mencegah badai sitokin pada Covid-19 sehingga akan menghambat perburukan dan kematian dari pasien ini serta lama rawat inap menjadi lebih singkat,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan untuk sel punca sendiri dapat berasal dari sumsum tulang, lemak, tali pusat, plasenta atau jaringan lain. Namun, di antara ini, sel punca yang berasal dari tali pusat menjadi pilihan untuk pengobatan pasien yang terinfeksi Covid-19. Beberapa alasan penggunaan tali pusat salah satunya karena tali pusat merupakan salah satu sumber terkaya sel punca. “Tali pusat memiliki konsentrasi sel punca yang tinggi. Selain itu, sumber sel punca yang luas, sel punca dari tali pusat memiliki waktu penggandaan yang cepat, dapat diperluas secara efisien di laboratorium, dan dapat diekstraksi secara noninvasif,” katanya. Ia mengatakan penelitian juga dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan pemberian intravena alogenik sel punca mesenkimal normoksia dari satu donor tali pusat (ASPMN-TP) sebagai terapi adjuvan pada pasien Covid-19 derajat berat, dengan jumlah sampel 42 pasien yang dibagi dalam 3 pusat. “Produk ASPMN-TP yang digunakan berasal dari PT Bifarma Adiluhung yang sudah memiliki sertifikasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” katanya. Sementara itu, dikatakannya, penelitian tersebut merupakan suatu penelitian “multicenter randomized controlled, open label trial” yang dilakukan di tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr Moewardi, RSUP dr Sardjito Yogyakarta, dan RSUP dr Hasan Sadikin Bandung. Pihaknya memperkirakan penelitian akan berlangsung selama satu tahun dari saat awal pengerahan subjek sampai dengan akhir masa “follow-up”.

Ditawarkan, “Gerakan Jateng di Rumah Saja”

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menawarkan “Gerakan Jateng di Rumah Saja” selama dua hari sebagai upaya mengurangi angka kasus Covid-19. Usulan itu disampaikan dia saat memimpin Rapat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (1/2). Dia menjelaskan langkah tersebut layak dicoba mengingat peningkatan kasus Covid-19 tetap terjadi, meskipun sejumlah kebijakan telah dilakukan pihak berwenang. Bahkan, lanjut Ganjar, akibat pandemi Covid-19 sudah banyak orang meninggal dunia, termasuk tenaga kesehatan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat serta lainnya. “Saya ingin mengusulkan, bisa tidak masyarakat menahan diri di rumah secara serentak. Namanya ‘Jateng di Rumah Saja’. Kebijakan ini sedang kita siapkan. Syukur-syukur di ‘weekend’ ini kita di rumah saja semuanya. Jadi, saya ingin melihat Jawa Tengah sepi, minimal dua hari saja,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Orang nomor satu di Jateng itu, menegaskan bahwa usulan tersebut bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, melainkan untuk membangun kesadaran bahwa Covid-19 memang benar-benar berbahaya. Apalagi sudah banyak orang yang meninggal akibat terpapar virus ini. “Apakah kita tidak bisa membangun kesadaran itu. Kalau dua hari saja kita menjaga diri dan menahan diri untuk tidak keluar rumah, maka nanti bisa dilihat apakah ini bisa efektif,” katanya. Ganjar menjelaskan bahwa “Gerakan Jateng di Rumah Saja” bisa mengurangi mobilitas masyarakat di luar rumah. Usulan itu telah disampaikan kepada seluruh bupati/wali kota dan minta ditindaklanjuti. “Intinya ya di rumah saja. Jadi kita coba menahan diri dua hari saja, mungkin apa tidak. Anggap saja seperti ‘camping’ di rumah, tidak keluar. Dengan cara itu, maka potensi terjadinya kerumunan pasti tidak terjadi, juga aktivitas yang menimbulkan keramaian juga pasti tidak ada. Dengan cara itu, kita bisa menyetop penyebaran Covid-19,” ujarnya. Kendati demikian, persiapan dan kajian mendalam akan dilakukan terkait dengan “Gerakan Jateng di Rumah Saja”. Termasuk mengukur apakah penerapan kebijakan itu bisa efektif. “Untuk kapan pelaksanaannya, nanti akan kami rapatkan. Maka tadi saya minta Pak Sekda bicara dengan seluruh kabupaten/kota untuk disiapkan dan disosialisasikan pada masyarakat,” katanya.