Jowonews

Moeldoko, Ketum Baru Demokrat Versi KLB

MEDAN, Jowonews- Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam kongres luar biasa (KLB) partai tersebut yang digelar di Hotel The Hill Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3). Moeldoko mengalahkan Marzuki Alie, setelah nama keduanya diajukan peserta KLB dalam sidang yang dilakukan. Namun saat Pimpinan Sidang Jhoni Allen membacakan voting, dukungan peserta KLB lebih banyak diberikan kepada Moeldoko. “Dengan ini memutuskan Bapak Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025,” kata Pimpinan Sidang Jhoni Allen sebagaimana dilansir Antara. Voting suara pemilihan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel The Hill Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat. “Dengan keputusan ini, maka Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinyatakan demisioner,” ujarnya. Pantauan di lokasi, meski telah ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Moeldoko belum berada di lokasi KLB karena masih dalam perjalanan. Karenanya, peserta KLB langsung menghubungi Moeldoko melalui telepon seluler. Saat itu, dijelaskan kepadanya bahwa dari hasil KLB namanya ditetapkan sebagai Ketua Umum. Moeldoko pun menerima hasil keputusan kongres tersebut. “Saya terima, terima kasih,” katanya.

Ganjar: Jangan Lengah!

SEMARANG, Jowonews- Masyarakat diminta tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat pada perpanjangan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro hingga 22 Maret 2021. Ha ini guna mengantisipasi bertambahnya kasus Covid-19. “Terus saja, inikan sudah makin bagus hasilnya, tinggal diperketat,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai mengikuti Rapat Koordinasi Perkembangan PPKM Mikro bersama Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melalui  video conference di Rumah Dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Kamis (4/3). Menurut dia, PPKM Mikro sangat tepat untuk menangani kasus adanya TKI penyintas Covid-19 varian B117 di Kabupaten Brebes yang baru pulang dari Arab Saudi. “Justru dalam konteks PPKM Mikro yang paling pas ya yang di Brebes tadi, yang ada TKI baru pulang dari Arab. Inilah sebenarnya konsep PPKM Mikro menjadi pas banget, maka saya minta coba terapkan. Kejadiannya kan menjadi ‘hal baru’ atau mungkin menjadi sangat luar biasa karena ada diskursus orang berdebat soal ini,” ujarnya. PPKM Mikro, lanjut Ganjar, menjadi kesempatan untuk menangani secara dini dan mengunci terkait kejadian di Kabupaten Brebes kemudian tracing dan testing. “Tadi sudah dilakukan testing dan tadi saya minta lini kedua ditambah. Apakah kemudian kontak erat, dekat, sampai sosialnya itu bisa dideteksi penuh, berikan isolasi yang nyaman sehingga orang nanti tidak panik tetapi dikelola,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ganjar menilai PPKM Mikro yang sudah berjalan di semua daerah di Jawa Tengah ini juga harus ditingkatkan karena metodenya relatif bagus dalam menangani Covid-19 dari tingkat terkecil, meskipun diikuti disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. “Selebihnya yang lain tinggal jalan saja karena menurut saya metode ini relatif bagus. Cuma satu saja, jangan lengah,” ujarnya.

Ingin Menikah? Ada Kartu Prakerja Calon Pengantin

JAKARTA, Jowonews- Kabar baik bagi para lajang yang ingin menikah.  Pemerintah segera merealisasikan peluncuran program Kartu Prakerja Calon Pengantin sebagai salah satu program pengentasan kemisikinan pada tahun 2021. “Harapannya setelah menikah mereka mempunyai kehidupan ekonomi yang lebih baik sehingga tak lahir keluarga miskin baru,” kata Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (5/3). Kendati begitu, mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu mengingatkan bahwa program ini hanya merupakan bantuan. Artinya, hanya sebagai stimulus untuk menyiapkan diri dalam mengarungi kehidupan baru.  “Sifatnya bantuan dari pemerintah. Jadi, program ini hanya pemantik bagi pemegang kartu tersebut untuk mendapat pekerjaan dan jenis usaha yang diminatinya,” ujar LaNyalla. Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu melanjutkan, diharapkan setelah mendapatkan bekal dari program Kartu Prakerja tersebut, calon pengantin dapat meningkatkan perekonomiannya dan mengurangi angka kemiskinan. Di sisi lain, Senator Dapil Jawa Timur itu juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan pengetahuan reproduksi kepada calon pengantin, pemahaman agama serta pelatihan ekonomi melalui bimbingan pranikah secara serius. “Kita pernah tahu ada program kursus bimbingan calon pengantin. Sekarang sepertinya program tersebut menguap begitu saja. Apakah masih berjalan atau tidak, tak pernah terdengar lagi,” tuturnya. Ia pun berharap program tersebut dapat dihidupkan kembali sebagai bagian dari upaya pemerintah mempersiapkan keluarga baru yang bebas dari kemiskinan. Sebagaimana diketahui, pemerintah lintas kementerian/lembaga tengah mengupayakan percepatan implementasi program Kartu Prakerja bagi calon pengantin (catin) di tahun 2021. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya keluarga miskin baru. Pasalnya, berdasarkan data jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78 persen atau meningkat 0,56 persen poin dari September yang berjumlah 24,79 juta orang (9,22 persen). Sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia saat ini sebanyak 138,22 juta orang dengan jumlah pengangguran 9,77 juta orang (7,07 persen).Sebelumnya, Kamis (4/3) Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri mengatakan Kartu prakerja ini diharapkan menjadi solusi mencegah lahirnya keluarga miskin baru. Femmy pun meminta kementerian/lembaga terkait segera menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk mempercepat implementasi program kartu prakerja bagi catin tersebut. Termasuk mendorong terbitnya berbagai peraturan untuk menjadi payung hukum program tersebut beserta prosedur teknisnya baik daring maupun luring.

Indonesia Bukan Bangsa yang Menganut Proteksionisme

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia bukan bangsa yang menganut proteksionisme, namun Indonesia juga tidak akan menjadi korban dari praktik perdagangan dunia yang tidak adil. “Saya juga tegaskan kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionisme, tidak, karena sejarah membuktikan kalau proteksionisme itu justeru merugikan,” kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Tahun 2021, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jumat. Indonesia, kata Presiden Jokowi, menganut keterbukaan ekonomi dan kerja sama. Dia meminta para pengusaha untuk memanfaatkan secara optimal potensi dalam negeri yang memiliki potensi pasar hingga 270 juta orang. Di sisi lain Presiden Jokowi mengingatkan kepada siapapun untuk tidak menciptakan praktik perdagangan yang tak adil. Apalagi jika praktik perdagangan itu membunuh kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Presiden Jokowi meminta jajaran menteri di sektor ekonomi untuk memagari UMKM agar tidak menjadi korban permainan harga (predatory pricing). “Sekarang ini banyak praktik predatory pricing. Hati-hati dengan ini bisa membunuh yang kecil-kecil. Berkali-kali saya sampaikan juga ke Pak Menteri, khususnya Mendag agar ini dipagari,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Kepala Negara mengajak masyarakat untuk mencintai dan bangga terhadap produk dalam negeri. Sebaliknya, pelaku usaha dalam negeri juga harus membenahi diri. Produsen dalam negeri harus menciptakan produk dengan harga kompetitif, berkualitas, memiliki kemasan yang baik dan sesuai dengan permintaan pasar saat ini. “Untuk menuju loyalitas dari konsumen kita, produk-produk dalam negeri, ya memang ada syarat-syaratnya, harganya kompetitif, kualitasnya baik. Ini dari sisi produsen. Harus terus memperbaiki kualitasnya, kemasannya, memperbaiki desainnya, agar ikuti tren,” jelas Presiden Jokowi.

Lakukan Perencanaan Sebelum Berkebun Urban

SEMARANG, Jowonews- Bagi yang belum pernah berkebun di pekarangan rumah, perlu membuat perencanaan terkait dengan jenis tanaman apa saja yang cocok pada musim hujan seperti sekarang ini. Selain zona iklim rumah dan ruang tanam, perlu pula merencanakan jenis tanaman untuk konsumsi keluarga atau tanaman multifungsi (bisa untuk konsumsi sekaligus memperindah rumah). Hal ini tidak lepas dari tujuan berkebun. Dalam berkebun, kata konsultan pertanian dan ternak organik Luky L. Santoso, S.T. dalam webinar Urban Farming Series IV, hal pertama adalah menentukan tujuan terlebih dahulu. Berkebun untuk membuat sebuah kebun yang ketahanan pangan, misalnya, pekebun harus memahami kebutuhannya seperti apa. Selanjutnya, kata fasilitator dan asesor pertanian organik di Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO) ini, mengenali karakter tanaman. Luky yang juga pendiri Luckys Farm Organic lantas menyebutkan tiga kelompok tanaman, yakni perenial, biennial, dan annual. Dalam diskusi yang diselenggarakan CitiGrower secara daring, Sabtu (27/8), dijelaskan pula bahwa tanaman perenial adalah tanaman yang sekali tanam tetapi bisa panen bertahun-tahun, seperti pohon kelor, pohon buah, turi, dan katuk. Adapun yang dimaksud tanaman biennial, yakni tanaman yang lama hidupnya, seperti cabai, bawang kucai, telang, rosemari (tumbuhan penghasil rempah-rempah dan bumbu masa), kenikir, terong, dan labu siam. Tanaman annual, kata pendiri Rumah Kayu Permaculture ini, adalah tanaman semusim, misalnya kangkung, bayam, pakcoy (sawi berbentuk kecil seperti sendok, batang melebar, daun berwarna hijau pekat), dan selada keriting. Hal lain yang tidak kalah pentingnya selain tujuan berkebun, menurut peneliti urban farming dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Dian Armanda, adalah jadwal tanam yang disesuaikan dengan musim. Karena di Indonesia terdapat musim hujan (Oktober sampai dengan April) dan musim kemarau (April—Oktober) serta peralihan musim (pancaroba), pendiri start up CitiGrower (inisiatif urban farming berbasis digital) ini menyarankan kepada pemula untuk memilih tanaman sesuai dengan musim. Pada musim hujan seperti sekarang ini, menurut dia, waktunya menanam microgreens (sayuran hijau muda yang kaya antioksidan, vitamin, dan mineral), selain kangkung, bayam, selada, sawi-sawian, seledri, daun bawang, dan sayur-sayuran hijau. Ditekan pula oleh Dian Armanda perlu rotasi tanam sesuai dengan iklim, apalagi di Tanah Air mengalami masa pancaroba. Pada peralihan antara musim kemarau dan musim hujan ini, tanaman yang cocok adalah cabai, tomat, terong, dan semangka dengan memperhatikan usia tanam masing-masing tanaman. Tinggal beberapa bulan lagi musim kemarau tiba. Nah, tanaman yang sesuai dengan musim kering ini, antara lain tomat, timun, terong, umbi-umbian, serta jenis kacang-kacangan, seperti buncis dan kacang panjang. Diingatkan pula bahwa umbi-umbian mudah busuk pada musim hujan. Situasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), kata Dian Armanda, memacu produksi lokal sayuran dan buah di seluruh dunia. Sayur dan buah meski tergolong perishable (tidak tahan lama), bernilai jual tinggi ketimbang bahan pangan pokok, seperti beras dan jagung. Selain golongan ini mudah dibudidayakan di kebun rumah-rumah penduduk, juga dibutuhkan untuk pemenuhan nutrisi manusia agar tetap sehat karena ada makro dan mikronutrien yang terkandung dalam sayuran dan buah. “Hal ni penting untuk mendukung imunitas tubuh dalam menghadapi ancaman infeksi virus corona,” kata kandidat doktor dari Institute of Environmental Science, Leiden University, Belanda ini ketika dihubungi Antara, Kamis (4/3) malam. Beragam Jenis Sesuai dengan asal dan sifatnya, kata Dian Armanda, tanaman dapat dibagi menjadi beragam jenis, yakni ada jenis lokal dan tidak sedikit juga yang introduksi. Lokal berarti telah ada atau asli berasal dari Indonesia atau daerah khusus di Tanah Air yang dimiliki dan dibudi daya secara turun-temurun di tempat tersebut. Sebagian keragaman tanaman asli itu mungkin telah hilang karena jenis yang sekarang lebih banyak dibudi daya adalah hasil pemuliaan tanaman, yaitu upaya untuk memperbaiki atau memberi sifat yang lebih baik pada tanaman asli. Pemuliaan tanaman memungkinkan tanaman menjadi tahan hama, tahan kekeringan, meningkat nutrisinya, lebih lezat, berkhasiat obat, dan lain-lain. Adapun metode pemuliaan ada banyak sekali, antara lain penyerbukan, vegetatif, mutasi, poliploidisasi, in vitro, dan transgenik. Padi dahulu kala, misalnya, tidak mengenal wereng. Namun, seiring dengan manusia menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis, lama-kelamaan padi menjadi lemah dan mudah terserang wereng, lalu manusia merekayasa padi agar menjadi tahan terhadap wereng. Akan tetapi, menurut peneliti biologi lingkungan dari UIN Walisongo Semarang, tetap beda dengan padi asli zaman dahulu. Dijelaskan pula bahwa jenis introduksi adalah jenis yang diperkenalkan masuk ke Tanah Air. Kopi, kakao, dan teh tergolong tanaman introduksi yang pertama atau bukan asli Indonesia. Dian pun lantas mengingatkan jenis introduksi bakal mendominasi, apalagi banyak macam, seperti daikon/lobak, bit (sayuran yang umbinya berwarna merah keunguan, daunnya bisa dibuat sayur, umbinya biasa digunakan sebagai bahan minuman kesehatan), zucchini (timun Jepang), edamame (sejenis kacang-kacangan dari Jepang), dan horenso (bayam Jepang). Jika tidak mau dikuasai oleh jenis introduksi, tiap rumah tangga mulai menggalakkan berkebun mumpung musim hujan.