Jowonews

Sambal Tumpang Koyor Salatiga, Rasa Gurih Pedas dari Perpaduan Tempe Semangit dan Urat Sapi

Sambal Tumpang Koyor Salatiga, Rasa Gurih Pedas dari Perpaduan Tempe Semangit dan Urat Sapi

Jowonews.com – Sambal tumpang koyor merupakan makanan khas Kota Salatiga, Jawa Tengah. Makanan ini biasa disajikan saat sarapan. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat Sambal Tumpang Koyor Salatiga adalah tempe busuk atau biasa disebut tempe semangit dan urat sapi bagiandengkul, pipi ataupun mulut. Tempe semangit adalah tempe yang telah mengalami fermentasi lebih lama atau over fermentation. Ciri-cirinya tempe telah berwarna cokelat kehitaman. Di Jawa tempe seperti ini disebut juga dengan tempe bosok. Jenis tempe ini bukanlah tempe gagal produksi, melainkan sengaja dibiarkan untuk diolah kembali untuk menambah cita rasa dan aroma pada sambal tumpang. Walaupun terbuat dari tempe semangit, Sambel Tumpang Koyor Salatiga memiliki cita rasa gurih dan sedikit pedas. Makanan ini biasanya disajikan bersamaan dengan olahan serundeng, nasi atau bubur, dan kerupuk karak. Di Salatiga, Sambel Tumpang Koyor ini sangat mudah dijumpai di warung-warung tenda atau pasar tradisional di pagi hari. Namun berdasarkan beberapa sumber, berikut beberapa rekomendasi rumah makan Sambel Tumpang Koyor saat mengunjungi kota di kaki Gunung Merbabu ini. Tumpang Koyor Mbah Rakinem Mbah Rakinem telah berjualan Sambel Tumpang Koyor sejak tahun 1950. Pada mulanya Mbah Rakinem berjualan secara keliling dengan menggendong dagangannya. Namun, karena usianya semakin lanjut. Pada tahun 2009, Mbah Rakinem mulai berjualan di rumahnya. Pembeli dapat makan langsung di dapur tempat makan tersebut Ciri khas dari Sambal Tumpang Koyor Mbah Rakinem adalah menggunakan tulang-tulang dan lidah sapi yang empuk. Sehingga Sambal Tumpang Koyor Mbah Rakinem ini semakin gurih dan sedap. Untuk menikmati kuliner khas Salatiga ini, pembeli harus datang di waktu pagi, karena tempat makan ini hanya buka beberapa jam saja. Yakni mulai pukul 06.00 hingga pukul 10.00 WIB. Alamat Rumah Makan Tumpang Koyor Mbah Rakinem berlokasi di Jalan Nakula Sadewa No. 13 Salatiga. Lokasi di Google Maps, klik di sini Tumpang Koyor Banjaran Warung makan Tumpang Koyor Banjaran ini juga menjadi salah satu warung makan Sambel Tumpang Koyor yang populer di Salatiga. Lokasinya di daerah Mangunsari. Meskipun terletak di dalam gang, warung makan ini sangat mudah ditemukan. Salah satu menu favorit dari Tumpang Koyor Banjaran adalah bubur Sambel Tumpang. Daging koyornya empuk lumer di mulut. Rasamua agak pedas dan cenderung manis. Rasa Tumpang Koyor Banjaran Salatiga terasa lebih lezat dengan taburan serundeng kelapa. Untuk menikmati Tumpang Koyor di lokasi, ada baiknya parkir di pinggir jalan di sekitaran gang. Karena lokasinya di rumah, apabila makan di tempat maka perlu siap-siap untuk bergantian. Nah, demikian beberapa rekomendasi warung Sambal Tumpang Koyor di Salatiga. Perbedaan Sambal Tumpang Salatiga dengan Kediri Sambal Tumpang Salatiga dan Kediri pada dasarnya memiliki kesamaan bahan dasar, yakni tempe bosok atau tempe semangit. Namun, perbedaan sambal tumpang Salatiga dan Kediri adalah di Kediri tempe semangit disantap sebagai bumbu atau kondimen pecel. Sementara di Salatiga tempe semangit digunakan untuk memasak. Jadi untuk memasak sambel tumpang koyor Salatiga menggunakan panci yang tinggi, tempe semangit dimasukkan pada bagian paling bawah. Kemudian, tempe semangit itu ditumpuk bahan dari sapi mulai dari yang keras hingga yang lunak. Nanti semangitnya itu yang akan membuat bahan-bahan di atasnya menjadi empuk. Sejarah Tumpang Koyor, Telah Ada Sejak Zaman Kerajaan Nusantara Berdasarkan dari beberapa sumber sejarah, ternyata tumpang koyor termasuk makanan khas Indonesia yang telah ada sejak zaman kerajaan Nusantara. Peneliti sejarah kuliner, Heri Priyatmoko, mengatakan bahwa Sambal Tumpang telah ada sejak dua abad lalu. Hal tersebut tertulis dalam Serat Centhini dari 1814 sampai 1823. Dalam serat tersebut dijelaskan bahwa sambal tumpang sudah ada di Bumi Mataram. Serat tersebut menceritakan bahwa pada saat itu ada banyak tokoh masyarakat yang melakukan perjalanan mengelilingi desa di Jawa untuk mengumpulkan ragam pengetahuan, salah satunya pengetahuan kuliner. Mereka masuk ke kampung-kampung dan kemudian dihidangkan sambal tumpang oleh tuan rumah.

Pasar Rengrang Banjarnegara, Tempat Nostalgia Jajanan Tradisional Tempo Dulu

Pasar Rengrang Banjarnegara, Tempat Nostalgia Jajanan Tradisional Tempo Dulu

Jowonews.com – Apakah kamu termasuk orang yang kangan untuk menikmati jajanan tradisional tempo dulu? Ada baiknya kamu mampir ke Pasar Rengrang Banjarnegara yang menjual beraneka ragam jajanan tradisional. Pasar Rengrang terletak di Desa Wisata Dawuhan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Terletak sekitar 35 dari pusat kota Banjarnegara, Desa Dawuhan juga memiliki pemandangan yang indah. Pemandangan lembah disertai ratusan kelok pematang sawah dengan dikelilingi aliran Sungai Panaraban. Pasar Rengrang Banjarnegara hanya buka setiap hari Minggu. Transaksi yang digunakan bukan menggunakan uang rupiah, melainkan uang kon yang terbuat dari kayu jabel. Koin ini memiliki nilai Rp 2.000 untuk setiap koinnya. Untuk itu, sebelum membeli jajanan tradisional di lokasi ini pengunjung perlu menukar uang rupiah ke uang koin lokal tersebut. Penukaran dapat dilakukan di rumah koin yang berada di dekat gerbang masuk Pasar Rengrang. Apabila koin tersebut tidak habis dibelanjakan, pengunjung dapat menukarkan kembali uang koinnya menjadi uang rupiah. Pasar Rengrang Banjarnegara Jajakan Aneka Macam Makanan Tradisional Pasar yang berada di jalur wisata Dieng ini banyak menjajakan makanan dan minuman tradisional. Sebut saja seperti Bubur Srinthil, Gethuk Lindri, Urap Jagung, Onde-onde, Pempek Telur, Nasi Gudeg, dan banyak lagi makan tradisional lainnya. Sementara itu beberapa minuman yang dijajakan antara lain Es Dawet Ayu, Es Kelapa, Es Kuwut, Teh Teko, dan anaka minuman tradisional lainnya. Makanan tradisional tersebut akan terasa lebih nikmat jika makan di lokasi dalam pasar yang telah disediakan. Sembari menikmati dinginnya hembusan angin pegunungan dan suara gemericik air Sungai Panaraban. Suasana di lokasi juga tidak panas, selain berada di pegunungan, pasar terletak di pinggir sungan dan di bawah rimbunnya pohon bambu. Pasar Rengrang, sesuai namanya yang berarti di bekas sungai yang telah jadi daratan. Suasana nostalgia tempo dulu juga akan semakin terasa karena pedagang yang menjajakan makanan di sini juga mengenakan pakaian adat/ pakaian lurik. Harga Tiket Masuk Pasar Rengrang Untuk masuk ke Komplek Wisata Desa Dawuhan, pengunjung dikenakan biaya Rp. 10.000 untuk setiap orang. Namun para pengunjung tak perlu khawatir karena selain Pasar Rengrang, pengunjung juga dapat memanfaatkan fasilitas lainnya seperti kolam renang, wahana bermain anak, outbound, hingga river tubing yang memacu adrenalin. Lokasi dan Jam Buka Pasar Rengrang Banjarnegara Pasar Rengrang terletak di Desa Wisata Dawuhan, Kec. Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Jam Buka: Minggu 07.30 – 13.00 WIB Tertarik berkunjung ke Pasar Rengrang Dawuhan? Jika kamu berwisata Datarang Tinggi Dieng, lokasi ini bisa kamu masukkan salah satu daftar perjalanan yang akan kamu kunjungi. Demikian informasi terkait Pasar Rengrang yang dapat kami berikan. Semoga bermafaat.