Jowonews

Gunung Kembang Wonosobo, Primadona Baru Karena Keindahan Alamnya

Gunung Kembang Wonosobo, Primadona Baru Karena Keindahan Alamnya

Gunung Kembang Wonosobo menjadi destinasi pendakian gunung \yang sedang digemari karena keindahan yang di tawarkan cukup mempesona. Daya tarik lainnya yaitu rute perjalanan yang berbeda dengan pendakian lainnya, karena pemandangan alam yang luar biasa akan selalu tersaji. Gunung yang populer disebut sebagai anak Gunung Sindoro ini memiliki ketinggian 2340 MDPL dan termasuk gunung yang tak terlalu tinggi, tetapi masyarakat percaya bahwa gunung ini dapat terus bertambah tinggi. Pasalnya, letak Gunung Kembang yang berada di sebelah Gunung Sindoro yang notabene gunung berapi aktif diyakini selalu menumpahkan hasil aktivitas vulkaniknya ke Gunung Kembang. Untuk jalur pendakian sendiri, setidaknya ada dua jalur yang bisa digunakan. Jalur Blembem dan Jalur Lengkong, keduanya terletak di kecamatan yang berbeda. Asal-usul Nama Gunung Kembang Menurut masyarakat setempat, gunung ini hanya memiliki tinggi 1.200 mdpl pada 10 tahun yang lalu dan bertambah tinggi karena aktivitas magma Gunung Sindoro yang mengalir ke Gunung Kembang. Adapun asal usul nama Gunung Kembang, yakni karena banyak dijumpai berbagai macam jenis bunga atau kembang di wilayah pegunungan ini. Bahkan menurut tim dari IPB (Institut Pertanian Bogor) yang pernah melakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa, terdapat 100 jenis spesies bunga Anggrek termasuk jenis yang langka terdapat di gunung ini. Jadi, para pendaki pun akan disuguhi pemandangan yang sangat indah. Apalagi, ditambah dengan beragam jenis bunga di wilayah gunung. Daya Tarik Gunung Kembang Wonosobo Ketinggian Gunung Kembang Wonosobo adalah 2.340 mdpl. Meski medannya tidak begitu tinggi, namun digemari para pendaki. Daya tarik gunung di Wonosobo satu ini yaitu terkenal akan medannya yang terus menanjak dan jarang terdapat dataran. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki untuk bisa menaklukan Gunung Kembang tersebut. Selain itu, Gunung Kembang Wonosobo ini memiliki 7 rute pendakian yang akan dilewati oleh pendaki, begitu banyak dan ekstrim. Pendaki harus melewati satu persatu pos tersebut untuk sampai ke puncak gunung. Setiap pos mempunyai nama unik dan fenomenal yang dijadikan sebagai tempat peristirahatan para pendaki. Para pendaki dihimbau untuk selalu berhati-hati saat diperjalanan menuju lokasi gunung, serta pastikan membawa keperluan dan peralatan yang lengkap. Jalur Pendakian Gunung Kembang via Blembem Salah satu jalur pendakian yang populer ialah melalui rute Blembem. Basecamp Gunung Kembang via Blembem dibuka setiap hari dan 24 jam selama jalur pendakian dibuka. Di sekitar jalur pendakian gunung ini terdapat perkebunan teh milik PT Tambi. Dengan adanya perkebunan teh tersebut, semakin menambah keindahan pemandangan gunung. Pendakian gunung melalui rute Blembem terdiri dari tujuh pos, yaitu Istana Katak, Kandang Celeng, Liliput, Simpang Tiga, Akar, Sabana, dan Tanjakan Mesra. Istana Katak Pos pertama dinamakan sebagai Istana Katak karena di sebelah bangunan tersebut terdapat kolam yang dihuni banyak kecebong dan ketika musim hujan, kolam tersebut terdapat banyak katak. Perjalanan dari basecamp Blembem ini dipenuhi dengan pemandangan perkebunan teh yang menawan. Kandang Celeng Dinamakan kandang celeng karena pos ini merupakan gerbang untuk memasuki hutan Gunung Kembang dan di hutan gunung ini masih terdapat banyak celeng atau babi. Liliput Pos berikutnya bernama liliput karena konon katanya, di pos ini pernah terlihat manusia kerdil yang memiliki tinggi satu meter. Simpang Tiga Selanjutnya ada pos simpang tiga. Dinamakan simpang tiga karena di pos ini terdapat jalur bercabang yang pada zaman dahulu digunakan untuk membuka jalur pendakian. Akar Alasan mengapa disebut Pos Akar adalah karena di kawasan ini banyak terdapat pohon yang akarnya menjuntai seperti akar pohon beringin. Dalam posisi ini, beberapa pendaki bahkan bisa berayun dengan akar pohon besar. Padang rumput/Sabana Pos selanjutnya adalah Pos Sabana. Jika sabana pada gunung lain berupa padang rumput yang luas dan datar, maka sabana pada gunung Kembang merupakan padang rumput dengan kemiringan sekitar 40 derajat. Jika beruntung, pendaki dapat menyaksikan bunga eidelweis yang bermekarang. Tanjakan Mesra Selanjutnya adalah Pos Tanjakan Mesra. Disebut dengan Tanjakan Mesra karena saat jalur pendakian ini dibuka, salah satu tim yang merupakan pasangan suami istri Kang Aziz dan Mbak Yahma bergandengan tangan saat menyusuri jalur ini. Sehingga area ini dikenal sebagai pendakian mesra oleh pendaki gunung lainnya. Setelah melewati semua pos tersebut, pendaki dapat mencapai puncak dan mengagumi pemandangan Gunung Kembang yang menawan. Para pendaki juga diperbolehkan bermalam di puncak gunung. Kawasan Puncak Kembang mampu menampung hingga 20 tenda pendakian. Namun saat bermalam di sini, sebaiknya berhati-hati karena di sekitar hutan masih banyak terdapat babi hutan. Oleh karena itu, sebaiknya jangan membawa makanan dengan bau yang menyengat. Fakta dan Hal Menarik Seputar Gunung Kembang Terkait fakta dan hal menarik tentang gunung Kembang, dan mengapa gunung ini direkomendasikan bisa kamu lihat dibawah ini. Jalur Pendakian Unik Terkait jalur pendakian, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada dua jalur yang berbeda. Yang pertama adalah jalur Blembem lama dan yang kedua adalah jalur Blembem baru Keistimewaan jalur Blembem lama adalah memiliki medan yang berat dan berbahaya sehingga tidak disarankan bagi pendaki pemula. Bahkan ada desas-desus bahwa jalur pendakian ini telah ditutup agar tidak ada pendaki yang tersesat. Untuk itu, kini direkomendasikan jalur Blembem Baru yang lebih aman untuk didaki. Untuk jalur baru Blembem sendiri sekarang lebih umum digunakan karena medannya lebih bersahabat dengan pendaki. Jalan baru ini merupakan jalan utama yang digunakan untuk pendakian, karena cukup ramah bagi setiap pendaki. Anak Gunung Sindoro Mungkin banyak dari kamu yang belum mengetahui nama Gunung Kembang, namun anda telah familiar dengan nama gunung Anak Sindoro. Padahal, keduanya merupakan gunung yang sama karena Gunung Kembang terletak persis di sebelah Gunung Sindoro. Peningkatan Ketinggian setiap tahun Gunung Sindoro sendiri merupakan gunung api aktif yang masih melakukan aktivitas magmatik hingga saat ini. Akibatnya, ketinggian Gunung Kembang bertambah setiap tahun. Kabarnya 10 tahun lalu, ketinggiannya masih hanya 1.200 meter di atas permukaan laut. Aturan pendakian yang ketat Berbeda dengan gunung lainnya yang biasa didaki, gunung yang satu ini memiliki aturan ketat yang ditetapkan oleh pengelola. Contoh paling sederhana adalah melakukan pendataan secara detail dari setiap barang yang dibawa oleh pendaki di pos keberangkatan. Seluruh barang diperiksa dan ditata dengan detail untuk memastikan tidak ada barang yang dilarang. Selanjutnya, bahan makanan yang ada di dalam kemasan plastik juga harus dibuka dan ditempatkan dalam satu wadah, untuk meminimalisir jumlah sampah plastik yang mungkin berjatuhan. Pilihan area berkemah Untuk area berkemah sebenarnya ada dua tempat yang berbeda. Pertama di Pos Sabana 2, … Baca Selengkapnya

Sega Pager Purwodadi, Kuliner Segar dari Sayur di Pagar Pekarangan Rumah

Sega Pager Purwodadi, Kuliner Segar dari Sayur di Pagar Pekarangan Rumah

GROBOGAN – Sega Pager Purwodadi atau nasi pager merupakan kuliner khas Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang sudah ada sejak zaman dahulu. Daya tarik utama kuliner ini adalah sayuran yang dipadukan dengan dua jenis sambal, yakni sambal kacang dan sambal kelapa. Inilah mengapa Sega pager Purwodadi ini terasa sangat nikmat dan segar saat dinikmati. Sayuran yang dimanfaatkan antara lain kemangi, daun luntas, bunga pisang, kenikir dan daun pepaya. Sayuran ini sangat mudah ditemukan, karena biasa dijadikan pagar hidup di pekarangan. Itulah mengapa kuliner ini disebut dengan sega pager. Lantas dimanakah kita bisa mendapatkan Sego Pager Purwodadi ini? Sepanjang jalan menuju Kabupaten Grobogan, kita bisa dengan mudah menjumpai warung makan sega pager ini. Selain itu, banyak pedagang di Kecamatan Godong yang menjual sega pager dipinggir jalan. Salah satunya dijual di rumah Isnaini Nurnaningsih di Desa Mojoagung, Kecamatan Karangrayung, Grobogan. Seporsi Sega Pager hanya dijual seharga Rp3.000. Ternyata dia punya rahasia untuk bisa menjual makanan dengan harga murah. “Kalau saya masih bisa bertahan dengan harga Rp 3.000, itu karena bahannya hampir 80% tanaman pagar. Makanya makanan ini disebut makanan sega pager. Karena bahan baku itu berasal dari pagar yang mengelilingi atau melindungi pager rumah,” ungkapnya dikutip dari Detik Jateng. Isnaini tidak menjual sega pager secara umum, Ia menjual sega pager hanya untuk acara formal atau pesanan yang butuh banyak makanan berat sarapan. Isnaini, yang telah menggeluti bisnis makanan selama 15 tahun, menjelaskan bahwa kenikmatan sega pager terletak pada sayuran dan sambalnya. Sayuran berserat tinggi enak jika disajikan dengan dua cara, satu dimasak dan satu lagi direbus atau mentah. Namun, rasa khas dari daun kenikir inilah yang diidam-idamkan oleh para pecinta kuliner ini. Bahkan, siapa pun dan di mana pun bisa dengan mudah mendapatkan bahan tumbuhan sehat dan bergizi di Sega Pager, karena banyak orang menanam tanaman untuk memagari rumahnya. Sayangnya, Isnaini tidak membuat Sega Pager yang dijual secara umum. Dia membuat sega page hanya berdasarkan pesanan saja. Menurutnya, setiap hari ia menerima pesanan untuk menyiapkan sega pager hingga 200 porsi. Selain Isnaini, ada juga lapak milik Rudianti yang menyajikan sega pager di warung miliknya. Banyak pelanggan datang untuk sarapan di warungnya. Ia menjual seporsi sega pager hanya dengan harga Rp 3000. Jika ditambah lauk berupa peyek atau kerupuk, pembeli hanya perlu merogoh kocek Rp 5.000.