Jowonews

Bledug Kuwu Grobogan, Keajaiban Semburan Lumpur yang Jadi Berkah

Bledug Kuwu Grobogan, Keajaiban Semburan Lumpur yang Jadi Berkah

Bledug Kuwu adalah kawah unik di Wirosari, Grobogan, Jawa Tengah. Setiap dua hingga tiga menit, kawah ini memuntahkan lumpur yang mengandung garam ke udara. Namun proses erupsi tidak berlangsung seketika melainkan berlangsung secara bertahap. Bledug Kuwu Grobogan memuntahkan air asin, yang kemudian digunakan penduduk setempat untuk membuat garam. Penduduk setempat juga percaya bahwa Bledug Kuwu adalah tempat yang menghubungkan pantai selatan atau Samudera Hindia. Seiring keberjalanan waktu, posisi kawah terus berpindah-pindah. Tapi ada dua tempat di mana lumpur dan garam terus keluar. Penduduk setempat menyebut kawah di sebelah timur itu sebagai Mbah Jokotua dan Mbah Rodenok. Pengunjung dapat menyaksikan fenomena alam yang menakjubkan ini dari jarak sekitar 10 hingga 20 meter. Selain pemandangan alam yang luar biasa, profesi pembuat garam yang dilakukan oleh penduduk sekitar kawah juga merupakan momen yang sayang untuk dilewatkan. Legenda Bledug Kuwu Berdasarkan cerita rakyat yang ada di masyarakat Grobogan, Bledug Kuwu terhubung dengan Laut Selatan. Kawah Bledug Kuwu disebut-sebut sebagai jalur pulang Jaka Linglung dari Laut Selatan menuju Medang Kamulan. Asal usul Bledug Kuwu berawal dari kekalahan Dewata Cengkar dalam pertarungan dengan Aji Saka. Setelah kalah, Dewata Cengkar kemudian melarikan diri ke Laut Selatan dan menjelma menjadi Bajul Putih atau Buaya Putih. Sementara itu, Aji Saka yang memimpin/memerintah Medang Kamulan, kedatangan seorang siluman naga bernama Jaka Linglung. Jaka Linglung dalam kondisi sangat memprihatinkan. Dia pergi menemui Aji Saka dan mengaku sebagai anaknya. Aji Saka tidak mau mengakui Jaka Linglung sebagai anaknya karena fisiknya yang buruk. Namun, Aji Saka kemudian menggunakan kesaktian Jaka Linglung untuk membunuh Dewata Cengkar di Laut Selatan. Jaka Linglung kemudian menerima amanat dari Aji Saka. Sebelum anak itu pergi, Aji Saka memberi tahu Jaka Linglung bahwa jika dia memenangkan perang dengan bajul putih, dia tidak boleh kembali melalui jalur darat, tetapi harus melalui jalur bawah tanah. Aji Saka merencanakannya karena tidak ingin publik mengetahui tentang Jaka Linglung. Ia juga khawatir Jaka Linglung menjadi bahan pembicaraan. Belakangan, Jaka Linglung membunuh bajul putih, jelmaan Dewata Cengkar itu. Untuk membuktikan bahwa Jaka Linglung pergi ke Laut Selatan dan membunuh Dewata Cengkar, ia membawa serta seikat rumput grinting wulung dan air laut yang asin. Jaka Linglung akhirnya pulang lewat perut bumi, dia keluar beberapa kali ke daerah kampung Ngembak (sekarang daerah kota kecamatan Purwodadi), lalu ke Jono (kecamatan Tawangharjo), lalu Grabagan, Crewek , dan terakhir Kuwu. Ketiga lokasi tersebut berada di wilayah Kradenan. Saat itu di Kuwu, konon Jaka Linglung sempat bersantai. Sedangkan tempat munculnya Jaka Linglung dari dalam tanah kini diyakini sebagai sumber kemunculan Bledug Kuwu. Daya Tarik Wisata Bledug Kuwu Dalam bahasa Jawa, bledug artinya letusan, sedangkan kuwu artinya semburan, juga diambil dari nama desa tempat kawah lumpur itu berada. Saat memasuki tempat wisata seluas 45 hektar ini, pengunjung dapat menyaksikan langsung semburan lumpur yang menyembur dari dalam tanah dan dapat berlangsung selama 2 hingga 3 menit, serta ketinggian semburan dapat mencapai 1-10 meter. Semburan lumpur dapat muncul seluas 100 meter dengan diameter 1 hingga 3 meter dan berbentuk kubah. Kemunculannya juga akan dibarengi dengan suara gemuruh dan gelembung-gelembung akan membesar hingga akhirnya meledak. Letusan juga diketahui mengandung gas dan air asin. Uniknya, lokasi letusan ini juga berpindah-pindah dan meletus secara berkala. Selain melihat longsoran lumpur, pengunjung juga mendengar suara seperti air mendidih.   Fenomena ini merupakan pelepasan air dan lumpur dari sedimen laut purba yang menyembur akibat tekanan vertikal air. Semburan lumpur di Bledug Kuwu disertai asap putih dengan tinggi rata-rata tiga meter. Namun pada saat-saat tertentu, biasanya pada pagi hari saat cuaca mendung atau udara lebih sejuk, letusan bisa lebih hebat. Di Bledug Kuwu juga terdapat beberapa kawah, yang terbesar adalah kawah Jaka Tuwa di sebelah timur dan kawah yang lebih kecil bernama Rara Denok di sebelah barat. Fenomena alam di situs ini juga dikenal sebagai vulkanisme lumpur, di mana cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti metana terekstrusi (cairan yang bergerak aktif untuk mencapai permukaan). Namun, suhu di gunung lumpur ini lebih rendah dan tidak mengeluarkan magma. Material yang keluar serupa butiran sangat halus yang yang tersuspensi dalam cairan, seperti air atau hidrokarbon. Dengan temperatur mendapatkan tekanan sedimen yang menghasilkan gas metana dan sedikit mengandung karbon dioksida dan nitrogen. Meski bisa dilihat dari jarak dekat, pengunjung harus berhati-hati agar tidak jatuh. Memang, meski tanah yang Anda pijak tampak keras, sebenarnya cenderung lembek dan tidak sekeras kelihatannya di luar, karena di dalamnya masih becek dan terkadang terasa goyah. Tanah di kawasan ini juga banyak mengalami keretakan, terik matahari juga membuat udara panas dan berdebu. Untuk kenyamanan beraktifitas ketika menjelajahi Bledug Kuwu, sebaiknya pengunjung menggunakan masker dan kaca mata. Lumpur Bledug Kuwu untuk membuat garam Kandungan garam dari semburan lumpur tersebut rupanya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membuat garam dengan cara tradisional. Masyarakat juga sering melakukan kegiatan pengolahan garam di lokasi wisata dan wisatawan dapat menyaksikan bagaimana penduduk setempat mengumpulkan dan mengolah garam. Membuat garam dari lumpur juga menjadi salah satu keistimewaan Bledug Kuwu karena letaknya yang cukup jauh dari laut. Oleh masyarakat, air dari dataran garam dialirkan melalui parit buatan kemudian ditampung di kolam. Air semburan, yang disebut air bleng, dikumpulkan dan dituangkan ke dalam klakah, batang bambu yang dibelah menjadi dua bagian. Setelah itu klakah yang sudah diisi air dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari langsung. Kadang-kadang dipercikkan air bleng dan kemudian didiamkan hingga membentuk kristal garam. Jika kristal garam sudah terbentuk, segera dikerok dan dikumpulkan di dalam wadah bambu. Konon, garam dari daerah ini rasanya lebih enak daripada garam dari air laut, garamnya sendiri lebih putih, bersih dan teksturnya lebih halus. Garam Bledug Kuwu mengandung mineral utama berupa kalsium, kalium, natrium dan klorin. Setelah diolah, garam ini aman untuk dikonsumsi. Bahkan, garam Bledug Kuwu juga sudah digunakan sejak zaman dahulu di dapur keraton Kasunanan Surakarta. Kandungan garam Bledug Kuwu diketahui berasal dari air laut yang terperangkap di bebatuan. Memang daerah Grobogan pada jaman dahulu berupa dasar laut yang kemudian mengalami peninggian permukaan. Selain digunakan untuk membuat garam, semburan lumpur juga digunakan untuk membuat kerupuk karak, makanan ringan yang terbuat dari nasi yang dicampur bumbu. Selain itu, lumpur yang mengandung garam ini juga dikenal sebagai krim lulur yang dapat … Baca Selengkapnya

Berikut Nama Desa Jawa Tengah Dari Sayur dan Buah

Nama Desa Jawa Tengah Dari Sayur dan Buah

Nama desa Jawa Tengah dari sayur dan buah memang menarik untuk disimak. Nama desa yang unik seringkali mudah diingat. Jawa Tengah memiliki ribuan desa yang tersebar di berbagai daerah. Beberapa desa ini memiliki nama yang unik. Nama beberapa desa berasal dari sayuran atau buah-buahan. Berikut adalah urutan nama desa Jawa Tengah dari sayur dan buah : Desa Bawang Desa Bawang merupakan salah satu desa di Kecamatan Bawang, Provinsi Batang. Nama Desa Bawang sudah terbentuk sejak zaman dahulu. Desa Bawang terkenal dengan produknya yang disebut daun bawang. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat Desa Bawang adalah petani dan buruh tani. Selain Kecamatan Bawang, Desa Bawang juga terletak di Kecamatan Blado, Provinsi Batang. Desa jagung Desa Jagung berada di Kecamatan Kesesi, Pekalongan. Dalam kehidupan sehari-hari, jagung dikenal sebagai tanaman penghasil karbohidrat selain beras dan gandum. Jagung juga digunakan sebagai makanan pokok di beberapa daerah. Desa Semanggi Desa Semanggi terletak di Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Masyarakat mengenal semanggi sebagai tumbuhan yang termasuk dalam kelompok paku air. Morfologi vegetatif genus ini unik, karena bentuknya menyerupai payung yang terdiri dari empat daun yang berseberangan. Semanggi bisa dijadikan sayuran hijau yang kaya serat dan sangat bergizi. Sayuran ini banyak dikonsumsi sebagai lalapan, salah satunya digunakan sebagai pelengkap nasi pecel. Rasanya sama enaknya dengan sayuran pada umumnya. Desa Kangkung Desa Kangkung terletak di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Desa ini luasnya sekitar 515,00 hektar. Desa Kangkung sebagian besar merupakan area persawahan. Jarak dari desa Kangkung ke pusat kecamatan sekitar 28 km dengan waktu tempuh 90 menit. Dalam kehidupan sehari-hari, kangkung merupakan sayuran yang populer. Desa Jambu Nama sebuah desa di Jawa Tengah dari sayuran dan buah-buahan, Desa Jambu adalah salah satu desa di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Letak geografis wilayah desa Jambu berada di sebelah utara ibu kota Kabupaten Jepara. Jarak ke ibukota kabupaten sekitar 10 km atau 30 menit. Secara topografi, Desa Jambu merupakan desa pesisir. Desa Pelem Desa Pelem adalah sebuah desa di Kabupaten Simo, Kabupaten Boyolali. Jarak dari desa Pelem ke ibukota kabupaten sekitar 25 km dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Luas desa ini sekitar 75% datar sampai berbukit, sementara 25% lainnya berombak sampai berbukit. Desa Belimbing Nama desa Jawa Tengah dari sayur dan buah lainnya adalah Desa Blimbing. Desa ini terletak di Kabupaten Mandiraja, Provinsi Banjarnegara. Secara geografis Desa Blimbing berbatasan dengan Desa Panggisari, Desa Candiwulan dan Desa Kertayasa, Desa Purwasaba. Desa Kedondong Nama desa di Jawa Tengah yang berasal dari sayur dan buah-buahan ini adalah Desa Kedondong di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Desa ini terletak di kaki gunung Slamet dengan pertanian yang sangat subur. Sungai Pelus mengalir sebagai sumber air. Desa Kedondong juga berada di Kabupaten/Kecamatan Demak. Desa Manggis Desa Manggis terletak di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes. Desa Manggis letaknya strategis karena berada di jalur menuju Bumiayu dan kota besar lainnya, sehingga desa ini menjadi desa yang populer di kalangan wisatawan. Desa Manggis juga berada di Kabupaten Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Desa Manggis juga berada di Kecamatan Tulis, Provinsi Batang. Desa Jeruk Nama sebuah desa di Jawa Tengah dari sayuran dan buah-buahan, Desa Jeruk di Kabupaten Bogorejo, Kabupaten Blora. Desa terkecil kedua di kabupaten Bogorejo setelah desa Karanganyar, desa Jeruk memiliki dua RW. RW 1 utara Jalan Jatirogo. Sedangkan RW 2 terletak di selatan Jalan Jatirogo. RW 1 terdiri dari 5 RT dan RW 2 terdiri dari 3 RT Desa Gayam Desa Gayam terletak di Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora. Berdasarkan cerita turun temurun, nama desa Gayam diambil dari nama pohon Gayam di dekatnya 

Sate Sapi Pak Kempleng Ungaran, Teksturnya Lembut dan Gurih

Sate Sapi Pak Kempleng Ungaran, Teksturnya Lembut dan Gurih

Sate Sapi Pak Kempleng Ungaran merupakan salah satu kuliner legendaris Ungaran yang masih bertahan hingga saat ini. Bahkan kuliner ini dari waktu ke waktu semakin berkembang dan diminati pelanggan. Terdapat berbagai jenis sate di Indonesia, setiap daerah memiliki khas sendiri dalam pengolahan satenya. Ada sate meranggi dari Purwakarta, sate suruh di Salatiga, sate taichan dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu, zaman yang semakin modern namun terdapat olahan sate yang sudah lebih dari setengah abad memanjakan lidah para pengunjungnya yang masih bertahan hingga kini. Sate Sapi Pak Kempleng Bu Hartini sangat legendaris, rasanya cenderung manis dan sedikit gurih khas sate sapi yang manis. Dagingnya disajikan dengan potongan besar namun tidak keras, bahkan sangat jarang daging yang terselip di gigi. Tingkat kematangannya medium well yang masih terasa juicy. Sate sapi Pak Kempleng disajikan dengan saus kacang, isrisan lombok, serta bawang merah yang ditempatka secara terpisah (tidak lagsung disiram pada satenya). Seporsi sate sapi Pak Kempleng dapat dinikmati dengan sepiring nasi atau lontong, dapat dipilih sesuai selera. Sudah banyak pesohor negeri ini yang berkunjung ke Sate Sapi Pak Kempleng, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengatakan bahwa sate sapinya spesial. Sejarah Sate Sapi Pak Kempleng Ungaran Sate Sapi Pak Kempleng dimulai oleh Pak Kempleng yang memiliki nama asli Sakimin pada tahun 1946. Pada saat itu, Sakimin berjualan berkeliling dengan pikulan di pemukiman sekitar Ungaran dan Babadan pada malam hari dan berakhir di alun-alun Ungaran yang saat ini sudah menjadi Gedung DPRD Ungaran. Asal usul nama “Kempleng” yang saat ini sudah dipatenkan, konon berasal dari kebiasaan Sakimin memiringkan kepala (kempleng) saat menjual sate sapi dengan berkeliling di sekitaran alun-alun Ungaran. Pada buku Peta 100 Tempat Makan Khas Daerah di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang (2008) menyatakan, sate sapi Pak Kempleng adalah hasil rintisan puluhan tahun Pak Kempleng menjajakan sate sapi di Ungaran dengan angkringan. Pak Kempleng keluar masuk gang di kota kecil berhawa dingin itu untuk menawarkan sate sate sapi kepada pelanggannya. Setiap malam, perjalanan Pak Kempleng selalu berakhir di alun-alun Ungaran hingga akhir hayatnya. Semenjak Pak Kempleng tiada, sempat terjadi kekosongan alias tidak ada generasi penerus yang meneruskan usaha Pak Kempleng berjualan sate sapi. Padahal saat itu sate sapi Pak Kempleng sudah cukup populer dan memiliki banyak pelanggan. Sakimin wafat meninggalkan nama besar sate sapi Pak Kempleng. Namun, salah satu anak Sakimin bernama Sumorejo berinisiatif untuk meneruskan usaha ayahnya. Sumorejo mulai berjualan sate sapi dan memulainya dari nol alias berjualan keliling seperti ayahnya dengan modal nama besar sate sapi Pak Kempleng yang sudah terkenal. Hadirnya Sumorejo berjualan sate sapi, mengobati rindu orang-orang yang selama ini telah menjadi pelanggan sate sapi Pak Kempleng. Sekitar 1986 Sumorejo menyewa sebidang lahan di pinggir jalan raya Ungaran untuk berjualan sate sapi, setelah sempat membuat warung tenda di alun-alun Ungaran. Hingga saat ini sate sapi Pak Kempleng 1 yang dirintis Sumorejo diteruskan oleh anaknya, Hamzah. Hingga saat ini, eksistensi sate sapi Pak Kempleng duteruskan oleh anak, cucu, dan keponakannnya. Terdapat rumah makan 1, 2, 3, 4, yang menjual sate sapi Pak Kempleng dan semua berada di ruas jalan Diponegoro, Ungaran, serta ada juga cabang di Jakarta. Keunikan Sate Sapi Kempleng Wajar saja jika sate sapi Pak Kempleng bisa bertahan hingga saat ini. Salah satu rahasianya adalah tetap mempertahankan kualitas bahan dan rasa. Pada dasarnya, metode pembuatannya biasa saja. Daging diungkep di bumbu-bumbu rempah ketumbar, merica, gula aren. Bahan yang digunakan hanyalah bagian has dalam, sama dengan penggunaan daging dalam hidangan steak. Daging segar dipotong pagi, bagian has dalam saja, pisah dengan lemak. Kemudian daging tersebut tidak langsung dicuci bersih agar tidak merusak aliran darah di pembuluhnya dan dipotong secara menyamping, mengikuti serat-serat atau urat daging. Inilah rahasianya agar daging tidak alot dan mudah digigit. Setelah pemotongan, barulah sate diungkep dalam bumbu yang mengandung gula aren asli. Ramuan inilah yang membuat dagung bercita rasa khas. Jika sedang berkunjung ke Ungaran, jangan sampai melewatkan untuk mencicipi sate sapi Pak Kempleng ini di Jalan Diponegoro No. 274, Ungaran, Kabupaten Semarang mulai pukul 09.00 – 21.00 WIB. Untuk satu porsi sate sapi Pak Kampleng berisi 10 tusuk dijual seharga Rp 55.000. Juga bisa dipesan satuan dengan harga Rp 5.500 per tusuk untuk tiap jenis sate. Terdapat juga menu olahan lain seperti sate kambing dengan sambal kecap, sate ayam, gulai sapi, gulai kambing, tongseng sapi, tongseng kambing, dan sup iga, juga gongso.