Jowonews

AKTUALISASI TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (T-PACK) PADA GURU UNTUK MENJAWAB TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA SOCIETY 5.0

Oleh: Husni Mubarok, S.Pd Era revolusi Industri 4.0 kini telah mengubah dunia, dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas dengan penggunaan data dan komputasi yang tidak terbatas (Unlimited). Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang bergerak sangat masif sebagai perantara pergerakan dan konektivitas antara manusia dan mesin. Era Industri 4.0 tidak terlepas akan adanya kecerdasan buatan (Artificial Intelegence), Internet of Think (IoT), E-Learning dan robotosasi yang telah menggantikan peran manusia. Sehingga Era Industri 4.0 juga mengakibatkan disrupsi berbagai kegiatan manusia termasuk didalamnya bidang pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Menghadapi Era Society 5.0, pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk mempersiapkan masyarakat menjadi SDM yang unggul dan berkualitas. Ada empat kemampuan utama yang harus dikuasi manusia dalam menghadapi Era Society 5.0 (Maulana dkk, 2023). Empat kemampuan tersebut diantaranya yaitu Problem Solving thingking, Critical Thingking, Comunication, Creativity dan Collaboaration atau disingkat 4C. Guru merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan di suatu negara. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena yang langsung bertemu face to face dan mengenali karakteristik siswanya. Maka dari itu guru harus mampu menjadi transformator informasi yang sangat mudah diakses oleh siswa di era sekarang.   Menurut (Celik, 2023) Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) sebuah kerangka untuk meintegrasikan teknologi, kemampuan pedagogis dan pengetahuan guru dalam mengajar. Ada tiga poin penting dalam Technological Pedagogical Content Knowledge adalah technological knowledge, content knowledge, dan pedagogical knowledge. Technological Knowledge (TK) Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang begitu pesat membuat guru harus mampu menguasi teknologi sebagai media penunjang dalam sebuah pembelajaran. Technological Knowledge juga kemampuan guru dalam mengenali atau beradaptasi dengan teknologi baru. Hal ini sangat penting mengingat di era Society 5.0 perkembangan industrilisasi digital terus semakin meningkat. Contoh Penerapan Teknologi yang bisa dilakukan oleh guru bisa dilakukan dengan metode blended learning. Metode ini digagas oleh NACOL (North American Councl For Online Learning). Pada metode ini guru tidak harus face to face kepada siswa, guru bisa menggunakan portal online seperti video teleconfrece (Online Learning). Cara semacam ini memudahkan guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran dimanapun dan kapanpun.  Blended Learning sebagai metode pengajaran secara online yang pendukung guru dalam pengoptimalan pembelajaran di kelas. Content Knowledge (CK) Konten Pengetahuan merupakan poin dasar yang sangat penting harus dimiliki guru sesuai disiplin keilmuanya. Seperti yang dijelaskna oleh (Celik, 2023) pengetahuan ini mencakup konsep, teori, gagasan, kerangka kerja dan bukti serta praktik yang telah mumpuni dalam mengembangkan kemampuan tersebut. Guru harus memahami dasar-dasar pengetahuan yang lebih dari disiplin ilmu yang mereka ajarkan karena pengetahuan dan sifat inkuiri masing-masing bidang berbeda. Content Knowledge meliputi dalam pembelajaran guru harus memiliki strategi pengembangan pemahaman dari mata pelajaran pada pembelajaran. Selain itu guru harus menguasi materi/subjek yang akan disampaikan pada siswa. Tiap tingkatan SD Sampai SMA Content Knowledge berbeda-beda. Kemampuan Content Knowledge menentukan cara berpikir dari setiap disiplin ilmu tertentu pada setiap kajiannya (Yuliatun, & Uskenat, 2023). Profesionalitas guru berperan penting dalam keberhasilan siswa dalam belajar. Pedagogical Knowledge (PK) Kemampuan ini bertujuan untuk pengetahuan umum dalam melaksanakan pembelajaran. Guru harus mengembangkan ketrampilan dalam mengelola dan mengorganisasikan pengajaran serta aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Pengetahuan ini meliputi memahami aktivitas mengelola kelas (Management class), memberikan motivasi, rencana pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Kemampuan Pedagogical Knowledge mendeskripsikan metode mengajar yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan gaya belajar dan karakteristik siswa. untuk mengetahui aktivitas dikelas dengan tujuan membangun pengetahuan siswa di dalam pembelajaran. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Celik, 2023) menyatakakan secara tidak langsung guru memerlukan Technological Pedagogical Content Knowledge untuk menciptakan pembelajaran efektif dan menyenangkan di kelas. TPACK memiliki dampak yang signifikan terhadap guru dalam menghadapi tantangn global dalam pendidikan. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) mendiskripsikan berbagai jenis pengetahuan yang dibutuhkan oleh guru untuk mengajar secara efektif menggunakan bantuan teknologi dan berbagai prosedur yang kompleks dalam bidang interaksi pengetahuannya. Dapat ditarik benang merah, Guru di Era Society 5.0 memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan. Pada abad 21 ini guru harus menguasai kompentensi Life and career skills, learning and inovation skills, information media and technology skills.  Menghadapi Tantangan pendidikan di Era Society 5.0 yang arus teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat cepat dan mulai memasuki sekolah dengan merata, dan anak-anak mulai terbiasa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam kesehariannya. Hal ini saatnya guru-guru mulai menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajarannya. Guru agar mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran diperlukan pemahaman dan penguasaan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Oleh karena itu sudah seharusnya guru di Indonesia memiliki kemampuan tersebut agar bisa mewujudkan tujuan pendidikan nasional sehingga bangsa Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lainnya di Era Society 5.0 Daftar Rujukan Celik, I. (2023). Towards Intelligent-TPACK: An empirical study on teachers’ professional knowledge to ethically integrate artificial intelligence (AI)-based tools into education. Computers in Human Behavior, 138, 107468. Kemendikbud. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Maulana, I., Rahma, N. A., Mahfirah, N. F., Alfarizi, W., & Darlis, A. (2023). Meningkatkan Profesional Guru dengan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Journal on Education, 5(2), 2158-2167. Yuliatun, T., & Uskenat, K. (2023). Pelatihan Penggunaan Microlearning Dengan Powtoon Dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru. TEKNOVOKASI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 1-5.

FOCUS GROUP DISCUSSION : Manajemen BUMDES Perlu Diperbaiki

FGD Optimalisasi Bumdes

UNGARAN – Kiprah Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES sebagai lembaga pengungkit perekonomian desa melalui peningkatan layanan umum dan mengoptimalkan aset desa patut terus didorong. Dengan demikian perekonomian di desa bisa berputar sehingga bisa menjadi salah satu pilar penyokong perekonomian daerah. Pun pada pemanfaatan hasil usaha BUMDES bisa untuk mewujudkan kemandirian desa dan meningkatkan kesejahteraan warganya. Penegasan tersebut disampaikan anggota DPRD Kabupaten Semarang Hadi Wuryanto saat menjadi pembicara dalam acara Focus Group Discussion (FGD) DPRD Jateng : Optimalisasi BUMDES terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengan, di Aula Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Kamis (23/2/2022). Dijelaskannya, sekarang ini banyak badan usaha desa telah berhasil mengelola kegiatan usahanya melalui kegiatan ekonomi produktif desa. “BUMDES yang ada harus didorong terus, beri pendampingan termasuk mencarikan pasar. Dengan bisa mengelola badan usaha tersebut, saya yakin tidak ada lagi warga miskin atau desa tertinggal,” ucapnya.   Ia pun lantas menguraikan, BUMDES harus punya strategi dalam memecahkan permasalahan sosial di desa. Pemerintah desa harus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, serta pada potensi pemberdayaan mengonsolidasi produk lokal yang ada di desa. Dari hasil pemantauannya selama ini, selama ini masih ada kekurangan pengembangan BUMDES. Beberapa permasalahan yang kerap dialami BUMDES yaitu terkait manajemen, adanya akses internet (e-commerce), dan kurangnya inovasi untuk pengembangan usaha. Bahkan ada pula beberapa badan usaha kesulitan pembangunan organisasi yang valid dan berkualitas, sehingga BUMDES belum mampu berkontribusi besar terhadap pendapatan desa. “Maka perlu membangun BUMDES yang kredibel dan mandiri agar dapat berkontribusi besar bagi pendapatan desa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,”ucapnya.

FOCUS GROUP DISCUSSION: Pajak Berdampak Positif pada Pembangunan

Pajak

UNGARAN – Anggota DPRD Kabupaten Semarang Bayu Himawan Ramantika mengatakan, masyarakat perlu membayar pajak supaya ada kesinambungan dalam pembangunan daerah. Pajak maupun retribusi menjadi salah satu komponen terpenting dalam proses penyelenggaraan negara. Penegasan ini disampaikannya di hadapan peserta Focus Group Discussion (FGD) di Aula Gedung Kelurahan Langensari, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu  (22/2/2022). Menurutnya, pajak maupun retribusi yang terbayarkan oleh masyarakat akan menjadi pendapatan daerah. Dari pendapatan itulah kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan yang masuk dalam daftar prioritas anggaran daerah, yakni APBD. “Kalau kita bayar pajak, retribusi, dana-dana itu masuk kas daerah lalu dikelola oleh pemerintah kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat baik dalam bentuk pembangunan fisik, nonfisik,” ucapnya. Macam-macam pajak yang dikelola daerah antara lain Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2); Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT); Pajak Reklame; Pajak Air Tanah (PAT); Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB); Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB); dan Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). “Semakin kita taat membayar pajak, maka pemerintah dalam mengelola keuangannya terutama dalam mendistribusikan ke pos-pos belanja daerah semakin nyata. Ada pembangunan jalan, jembatan, renovasi rumah tak layak huni, pengembangan daerah,” kata dia. Sementara saat sesi tanya jawab, salah seorang peserta FGD Ibu Yanti (mewakili Ketua PKK Kelurahan Langensari) menyatakan pihaknya ingin mengelola sumber air di Langensari supaya bisa menjadi objek wisata. Kepada Bayu Himawan, dia meminta arahan dalam pengelolaan wisata sumber air tersebut. Bayu Himawan menjelaskan perihal pengembangan Kawasan, terlebih dulu harus dimusyawarahkan dengan warga. Selanjutnya dicari konsep pengembangan serta pihak pengelola. Selama masih dalam mencari pengunjung, biasanya pemerintah belum membebani pajak retribusi.

Sate Kambing Pak Kembar Wonogiri, Sate Lezat yang Telah Ada Sejak Masa Awal Kemerdekaan

Sate Kambing Pak Kembar Wonogiri, Sate Lezat yang Telah Ada Sejak Masa Awal Kemerdekaan

Sate Kambing Pak Kembar Wonogiri merupakan salah satu kuliner sate legendaris yang telah ada sejak masa kemerdekaan. Hingga kini warung sate ini laris manis diserbu pembeli. Jika membicarakan kuliner di Wonogiri, Anda pasti langsung teringat dengan tiwul. Nah, sampai saat ini tiwul memang menjadi ikon kuliner khas Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Namun selain tiwul, ada kuliner lain yang konon cukup melegenda. Salah satunya adalah sate kambing Pak Kembar di kecamatan Baturetno, sajian yang wajib Anda coba saat berkunjung ke Wonogiri. Ada dua warung sate kambing Pak Kembar di Baturetno. Tepatnya di Terminal Baturetno yang menjadi pusat dan warung lainnya merupakan cabang di desa Talunombo, selatan kecamatan Baturetno. Dilansir dari Solopos.com, Jumat (10/2/2023), Sate Kambing Pak Kembar bisa dibilang pelopor warung sate di Baturetno. Dari warung itulah tumbuh warung sate kambing lainnya. Banyak pemilik warung yang masih berhubungan dengan pemilik Sate Kambing Pak Kembar. Nama warung Sate Kambing Pak Kembar memang sudah terkenal di kalangan warga Baturetno dan Wonogiri pada umumnya. Warung sate ini telah lama menjadi makanan favorit warga sejak lama. Suradi, pemilik warung Sate Kambing Pak Kembar menjelaskan, usahanya sudah ada sejak tahun 1945. Bahkan, warung tersebut disebut-sebut sebagai pelopor warung sate yang masih bertahan di Baturetno hingga saat ini. Dinamakan Pak Kembar karena pemilik warung sebenarnya adalah saudara kembar yaitu Satiman dan Satimin. Mereka pertama kali mendirikan warung sate kambing Pak Kembar di Terminal Baturetno, Wonogiri. Saat ini warung sate ini dijalankan oleh generasi kedua dari saudara kembar. “Nah, ini adalah cabang di terminal. Yang lanjut di sini anak Pak Satimin, istri saya,” kata Suradi. Warung Sate Pak Kembar yang terletak tidak jauh dari kantor kecamatan Baturetno ini berdiri pada tahun 2010. Ia mengatakan, meski mengambil nama Sate Kambing Pak Kembar, usahanya tidak serta merta langsung sukses. Saat pertama dibuka, warung ini hanya menjual 2-3 kg daging kambing untuk sate. Sekarang setiap hari dua atau tiga kambing besar. Setiap hari setidaknya ribuan tusuk sate kambing habis terjual. Saat Idul Fitri, warung legendaris ini bisa menghabiskan hingga 15 kambing besar sehari. Pelanggan di warung tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari warga biasa, karyawan, pekerja hingga pejabat pemerintah dan polisi. Ia menambahkan, warungnya tidak memiliki resep khusus untuk membuat sate. Semua bahannya hampir sama dengan warung sate pada umumnya. Namun, sebelum dipanggang, tusuk sate dimasukkan seluruhnya ke dalam mangkuk berisi bumbu. Tidak sekadar dibolak-balik atau diolesi bumbu, sehingga bumbu sate benar-benar meresap. Selain itu, sebelum dibuat sate, daging itu terlebih dahulu dicacah menggunakan pisau tetapi tidak sampai dagingnya putus, sekadar agar daging itu empuk.

Kawah Timbang Dieng, Kawah Berbahaya Yang Pernah Menimbulkan Tragedi

Kawah Timbang Dieng, Kawah Berbahaya Yang Pernah Menimbulkan Tragedi

Kawah Timbang Dieng yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah ini disebut-sebut paling berbahaya di Dataran Tinggi Dieng. BadanGeologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut Kawah Timbang memiliki retakan berisi gas berbahaya. Jika aktivitas meningkat, kawah akan mengeluarkan gas berupa hidrogen sulfida dan karbon dioksida yang bersifat racun dan membahayakan kehidupan organisme. Lokasi kawah ini cukup dekat dengan pemukiman penduduk. Oleh karena itu, aktivitasnya saat ini terus menarik perhatian. Pada tahun 1979, Kawah Timbang menelan banyak korban jiwa. Peristiwa itu dikenal dengan tragedi Sinila. Kejadian ini menjadi bencana yang menarik perhatian banyak pihak. Pada tanggal 20 Februari 1979, Kawah Timbang melepaskan gas beracun ke udara akibat letusan Kawah Sinila dan Sigluduk. Akibatnya, gas beracun yang sebelumnya disimpan di bawah tanah menguap ke udara. Gunung Dieng Pada dasarnya aktivitas vulkanik di Gunung Dieng tersebar di 16 kawah. Namun, PVMBG Badan Geologi secara khusus melacak dua kawah yang dianggap paling aktif, yakni Kawah Sileri dan Kawah Timbang. Dikutip dari diengplateau.com, Kamis (6/9/2022), Dieng terletak di sebelah barat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif yang juga merupakan gunung api raksasa berupa dataran luas dengan panjang sekitar 9 mil (14 km) dan lebar 4 mil (6 km), memanjang dari barat daya – tenggara. Ketinggian Dieng mencapai 2000 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, kawasan Dataran Tinggi Dieng termasuk dalam wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjaregara. Kabupaten Wonosobo memiliki wilayah timur Dieng (Dieng Wetan) di kecamatan Kejajar. Sedangkan wilayah barat (Dieng Kulon) Kabupaten Batur termasuk Kabupaten Banjarnegara. Dieng Wetan memiliki luas 282.000 hektar dan berpenduduk 1.557 jiwa. Di sisi lain, Dieng Kulon lebih luas dari Dieng Wetan, dengan luas 337.864 hektar yang dihuni oleh 2.480 jiwa penduduk. 

Pitu Rooms Salatiga, Hotel Paling Tipis dan Ikonik

Pitu Rooms Salatiga, Hotel Paling Tipis dan Ikonik

Pitu Rooms Salatiga menjadi hotel unik karena memiliki bentuk bangunan yang sangat tipis, dengan lebarnya hanya 2,8 meter. Hotel ini sangat ikonik dengan warna merahnya, serta paling tinggi diantara bangunan lain di sebelahnya. Jika anda sedang melakukan perjalanan ke Salatiga atau melewati kota ini, jangan lupa mampir ke hotel unik ini. Hotel ini cukup diminati karena memeberikan suasana menginap yang berbeda. Hotel ini mimiliki tinggi 17 meter dan panjang 9,5 meter, terdiri daro 6 lantai. Seperti namanya, Pitu Rooms Salatiga menyediakan 7 kamar yang memiliki tema yang berbeda. Jangan khawatair, meskipun ukurannya yang kecil tapi hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap juga tidak sempit dan tetap nyaman. Hotel karya Ary Indra ini akan membuat takjub para pengunjungnya. Pengunjung akan dibawa dengan lift capsule ala astronot yang hanya muat satu orang. Disini juga terdapat kafe rooftop yang dapat dikunjungi oleh pengunjung hotel maupun bukan. Tempat yang cocok untuk bersantai sambil memandangi cantiknya Kota Salatiga dan gagahnya Gunung Merbabu ditemani dengan makanan dan jajanan pasar yang lezat. Kisaran harga untuk menginap di hotel ini sekitar Rp 650.000 per malam sudah termasuk sarapan. Pitu Rooms Salatiga berlokasi di Jalan Sukowati No. 33, Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.