Jowonews

Es Puter Conglik Semarang, Legendaris dan Rasanya Eksotis

Es Puter Conglik Semarang, Legendaris dan Rasanya Eksotis

Jika ditanya mengenai saran makanan yang enak di Kota Semarang, mungkin sudah umum jika jawaban yang populer adalah tahu gimbal atau lumpia. Namun, adakah saran pilihan lain yang juga menjadi salah satu kuliner khas Semarang? Jawabannya ada. Cobalah untuk mengunjungi kedai Es Puter Conglik. Sebuah kedai es puter yang bersejarah di Semarang. Tempatnya terletak di Jl. Kyai Haji Ahmad Dahlan, Karangkidul, Semarang Tengah. Perihal jam operasional kedai ini, mungkin akan terasa aneh bagi sebagian orang. Es Puter Conglik buka saat waktu malam tiba. Tetapi setelah kamu merasakan kelezatan es puter ini, kamu baru akan menyadari bahwa es ini dapat dinikmati dalam segala kondisi, termasuk malam hari. Es Puter Conglik memiliki rasa yang benar-benar memanjakan lidah. Asal Mula Penamaan Es Puter Conglik Es puter ini telah ada sejak tahun 1982. Penciptanya bernama Sukimin, yang biasa dipanggil “kacung cilik”, karena sejak kecil ia bisa mencari uang sendiri.  Saat dia memulai usaha jualannya, banyak orang kemudian memanggilnya dengan sebutan “conglik”. Pada awalnya Sukimin berjualan disekitar Pecinan sambil membawa gerobak kecil. Sementara itu, metode pembuatan dan resep es krim buatannya merupakan warisan dari salah satu orang Belanda yang pernah ia temui sebelumnya. Perbedaan Es Puter dengan Es Krim Modern Es puter khas Semarang memiliki keunikan yang membedakannya dari berbagai jenis es krim modern yang sering kita jumpai saat ini, yaitu cara pembuatannya yang masih menggunakan metode tradisional. Bahan-bahan es krim itu ditempatkan ke dalam sebuah tabung besar dan kemudian disekitar tabung itu tambahkan dengan garam krosok agar tetap dingin dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, jika es krim pada umumnya menggunakan campuran tepung, es puter tidak menggunakan bahan tersebut. Bahan-bahannya dibuat dari kelapa dan gula alami. Ragam Rasa Es Puter Semarang Ada empat variasi yang bisa Anda pesan. Mulai dari coklat, alpukat, kelapa hingga durian. Anda juga dapat memadukan berbagai varian tersebut sesuai keinginan. Rasa Es Puter Conglik Semarang ini tidak kalah dengan es krim modern. Dibuat dengan metode tradisional, es puter ini memiliki rasa yang khas dengan tekstur yang agak kasar saat dikunyah. Namun hal ini akan menghadirkan pengalaman berbeda dan unik saat dinikmati. Rasanya lezat dan terasa meleleh di mulut dengan perpaduan rasa manisnya yang pas. Es puter ini akan terasa semakin lezat apabila ditambahkan dengan berbagai pilihan toping. Porsi yang disajikan juga sangat melimpah, baik untuk es, maupun berbagai macam topingnya yang beragam. Mulai dari mutiara, roti, hingga sirup. Selain itu, pelanggan juga dapat menambahkan toping durian. Tertarik untuk datang ke sini? Silahkan untuk mengunjungi kedainya setelah pukul 6 sore sampai jam 11 malam. Jika akhir pekan tiba, pengunjungnya akan sangat banyak. Oleh karena itu, disarankan untuk datang sekitar jam 6 atau 7 malam, setelah kedai es puter ini mulai beroperasi. Satu porsi es puter conglik dihargai 20 ribu hingga 30 ribu sesuai dengan verian yang diinginkan.

Warak Ngendhog, Hewan Mitologi yang Melambangkan Tiga Suku di Semarang

Warak Ngendhog, Hewan Mitologi yang Melambangkan Tiga Suku di Semarang

Di kalangan anak-anak, Warak ngendhog dikenal sebagai mainan yang selalu dikaitkan dengan festival Dugderan, sebuah festival rakyat di kota Semarang, Jawa Tengah, yang berlangsung pada awal bulan Ramadhan untuk menyambut, mengamalkan dan sekaligus mendakwahkan kebaikan. Semarang bukan hanya tentang Lawang Sewu dan Lumpia Gang Lombok saja. Ketika kita membicarakan tentang Semarang, ada banyak hal menarik dan berharga yang bisa memberikan makna penting. Perkotaan ini dikenal sebagai tempat di mana berbagai budaya berdampingan selama berabad-abad. Adanya keselarasan antara suku bangsa di Semarang telah menciptakan perpaduan dan penyatuan budaya yang telah terjaga sejak lama dan menjadi dasar kehidupan masyarakat di kota tersebut. Di Semarang, selain melalui makanan khas dan karya seni, juga terdapat makhluk legendaris yang menjadi ciri khas kota tersebut. Makhluk tersebut bukanlah entitas yang umum, karena dia menggambarkan berbagai macam variasi yang ada di kota Semarang. Hewan tersebut biasa disebut dengan Warak Ngendog. Warak Ngendhog adalah sebuah figur hewan yang terdiri dari tiga bagian yang mencerminkan tiga komunitas utama di kota Semarang, yakni Tionghoa, Arab, dan Jawa. Bentuk representasi Cina digambarkan dengan kepala Warak Ngendhog yang memiliki kemiripan dengan Barongsai, sementara badannya menyerupai Buraq yang melambangkan budaya Arab. Sementara itu, Jawa direpresentasikan dengan empat kaki Warak Ngendhog yang memiliki kemiripan dengan kaki kambing. Selain itu, bentuk Warak Ngendhog yang lurus juga merupakan perlambang masyarakat Semarang. Bentuk lurus itu bermakna masyarakat Semarang yang terbuka lurus dan bicara apa adanya. Tidak ada yang tahu dari mana asal mula Warak Ngendog. Tetapi, pada kenyataannya, makhluk ini dianggap sebagai simbol Kota Semarang dan sangat terkenal di kalangan masyarakat di sini. Warak Ngendhod didapatkan dari gabungan dua kata dari dua bahasa yang berbeda. Warak berasal dari Warai yang berarti suci, sedangkan ngendhog berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti berkembangbiak melalui telur. Apabila dipahami lebih mendalam, Warak Ngendhog mengindikasikan imbalan kebaikan yang diperoleh oleh seseorang setelah menjalani bulan puasa yang suci. Siapa pun yang menjaga kesucian/keutuhan selama bulan Ramadhan akan diberi pahala ketika hari raya Idul Fitri tiba. Warak Ngendhog hadir hanya sekali dalam setahun, pada festival adat Dugderan, perayaan yang digelar oleh warga Semarang untuk menghormati kedatangan bulan Ramadhan. Selama festival Dugderan, sebagian waraga Semarang akan menyelenggarakan festival budaya dan mengarak Warak Ngendhog sebagai ikon utama festival. Festival Budaya Dugderan tidak hanya sebagai tanda dimulainya bulan puasa, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan kesatuan antara berbagai etnis yang ada di Semarang. Warak Ngendhog adalah representasi bagaimana warga Semarang hidup bersama meskipun memiliki perbedaan yang banyak, tetapi tetap menjaga dan mempertahankan nilai-nilai kebersamaan yang dianggap penting sebagai warisan budaya setempat.