Jowonews

LITERASI PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR YANG BERKESAN MELALUI KETERAMPILAN LITERASI BERIMBANG

Oleh: Maftukhatur Rosidah

Tantangan untuk membudayakan kegiatan membaca tidaklah mudah. Karenanya butuh semangat dan kesadaran untuk menghasilkan perubahan. Literasi membaca bukanlah sekedar kegiatan membaca biasa, melainkan sebuah kegiatan yang bisa membangun budaya itu sendiri. Kegiatan literasi memang merujuk pada kemampuan dasar seseorang dalam membaca dan menulis, sehingga strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan cara menumbuhkan minat membaca dan menulis melalui pembiasaan.

Kegiatan pembiasaan dapat berkembang menjadi literasi pengembangan dan literasi pembelajaran. Perbedaan dari literasi pembiasaan dengan literasi pengembangan dan pembelajaran terletak pada tagihan atau tugas yang diberikan setelah melakukan kegiatan literasi. Menurut hematnya, literasi pembiasaan tidak ada tagihan tugas setelahnya, sedangkan literasi pengembangan dan pembelajaran terdapat tugas setelah kegiatan berliterasi. Kemampuan literasi peserta didik dalam pembelajaran juga menentukan praktik baik dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga harus didesain secara baik serta menyesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik.

Desain literasi pembelajaran telah diterapkan di kelas 5B SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang melalui kegiatan PPL 1 PPG Prajabatan Gelombang 1 Prodi PGSD Universitas Negeri Semarang (25/11/2022). Praktik Mengajar tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan keterampilan literasi berimbang pada pembelajaran tematik materi teks nonfiksi. Untuk meningkatkan sikap gotong royong dan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik maka diperlukan juga bantuan media pembelajaran “pohon literasi” yang telah ditempeli potongan-potongan paragraf teks nonfiksi.  

Penerapan keterampilan literasi berimbang yang diimplementasikan di kelas 5B SDN Kalibanteng Kidul 01 yaitu menyederhakan 8 komponen literasi berimbang menjadi 3 komponen saja. Ketiga komponen yang digunakan diantaranya yaitu: membaca nyaring yang diintegrasikan dengan membaca bersama, dan menulis bersama (menulis interaktif).

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan pembiasaan membaca teks dengan suara nyaring. Dalam keterampilan literasi berimbang yang diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran, peserta didik dibagi menjadi lima kelompok. Peserta didik bekerja sama dengan anggota kelompoknya untuk memperoleh informasi dengan membaca sebuah penggalan paragraf yang telah di tempel pada pohon literasi. Karena keterbatasan waktu yang disediakan, sedangakan setiap peserta didik dituntut untuk menyelesaikan sebuah masalah dari teks yang sama, maka mereka harus melakukannya dengan cara membaca secara bergantian menggunakan suara yang nyaring. Sehingga anggota kelompok yang lainnya dapat menyimak dan memperoleh informasi yang di dapat secara utuh.

Kegiatan selanjutnya yaitu menulis interaktif. Setelah peserta didik melakukan aktivitas membaca, mereka harus menuliskan informasi yang mereka peroleh di buku tulis masing-masing menggunakan gaya dan bahasa mereka sendiri. Semua anggota kelompok menuliskan informasi yang didapat secara bergantian sehingga akan diperoleh ide pokok dengan kalimat-kalimat yang yang sempurna dan menjadi sebuah teks yang utuh.

Aktivitas penyederhanaan komponen dan mengemas kegiatan dalam sebuah permainan literasi berimbang tetap dapat diterapkan meskipun harus dimodifikasai sedemikian rupa untuk menyesuaikan situasi dan keadaan di kelas 5B tersebut. Berdasarkan beberapa tahap implementasi kegiatan literasi berimbang yang telah diterapkan, dapat disimpulkan bahwa literasi berimbang mampu menyeimbangkan dua keterampilan yaitu keterampilan membaca dan menulis serta mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang dibuktikan dengan antusias peserta didik dalam menjawab kuis dan hasil belajar yang lebih baik dari pembelajaran sebelumnya.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait