Jowonews

Seri Babad Tanah Jawi: Asal Muasal Penduduk Pulau Jawa

Berbicara tentang asal muasal penduduk Pulau Jawa ibarat mencari jarum dalam sekam. Betapa tidak, banyak sumber dan data sejarah yang menyatakan berbeda tentang asal mula penduduk Pulau Jawa atau orang Jawa pertama. Mengingat begitu banyak sumber sejarah yang berbeda pendapat itu, maka untuk bisa memastikan data sejarah yang betul-betul valid tentang siapa orang Jawa pertama menjadi polemik tersendiri. Namun setidaknya sumber-sumber dan data-data sejarah yang ada itu memiliki rasionalitas tersendiri sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berikut beberapa pendapat (teori) tentang asal mula penduduk pulau (tanah) Jawa dari beberapa sumber sejarah.

Kisah Batara Wisnu dalam “Babad Tanah Jawi”

Salah satu sumber sejarah yang bercerita tentang asal mula penduduk tanah Jawa atau orang Jawa pertama adalah buku sejarah Jawa yang sangat masyhur -meskipun timbul perdebatan mengenai benar-tidaknya karena sarat mitologi- adalah Babad Tanah Jawi dari Nabi Adam sampai tahun 1647.

Di dalam Babad Tanah Jawi, diceritakan bahwa orang pertama yang membabad (menempati/tinggal) tanah Jawa adalah Batara Wisnu.

Nah, dari sumber sejarah tersebut, dapat diketahui bahwa Batara Wusnulah yang menjadi raja pertama di tanah Jawa. Meskipun di kemudian hari ia diusir dari kerajaannya karena mempersunting simpanan ayahandanya, Batara Guru. Tidak hanya itu, cerita dalam babad tersebut juga menegaskan bahwa orang atau raja pertama di Jawa adalah keturunan ke-7 Nabi Adam.

Kisah Batara Wisnu dalam “Tantu Pagelaran”

Selain Babad Tanah Jawi, sumber sejarah lain yang mengisahkan tentang Batara Wisnu sebagai orang pertama yang menjadi raja di tanah Jawa adalah Tantu Pagelaran. Tantu Pagelaran atau Tangtu Panggelaran adalah kitab Jawa kuni berbahasa kawi yang berasal dari masa Majapahit sekitar abad ke-15.

BACA JUGA  Seri Babad Tanah Jawi: Sumber-Sumber Sejarah Kerajaan Kediri

Kitab ini berkisah tentang mitos asal mula Pulau Jawa. Legenda pemindah Meru ke Jawa dalam kitab ini dikisahkan Batara Guru (Shiwa) memerintahkan Dewa Brahma dan Wishnu untuk mengisi Pulau Jawa dengan manusia. Karena Pulau Jawa pada saat itu masih mengambang di lautan luas, terombang-ambing dan senantiasa bergoncang, maka para dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Semeru di India ke Pulau Jawa.

Saat Sang Hyang Shiwa datang ke Pulau Jawa, dilihatnya banyak pohon jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa. Wisnu kemudian menjadi raja pertama yang berkuasa di Pulau Jawa dengan nama Kandiawan. Ia mengatur pemerintahan, masyarakat, dan keagamaan.

Kisah Perpindahan Penduduk dalam “Serat Asal Keraton Malang”

Berbeda dari dua kisah “mitologi” dalam Babad Tanah Jawi dan Tantu Pangelaran, asal mula penduduk tanah Jawa diceritakan dalam sumber surat kuno yang tidak beradar, yaitu Serat Asal Keraton Malang.

Adapun para penghuni Pulau Jawa, seperti diceritakan dari sumber serat kuno tersebut, berasal dari daerah Turki, tetapi ada yang menyebut daerah Dekhan (India).

Sumber lain menyebutkan bahwa penduduk Jawa berasal dari daratan Cina Selatan yang membanjiri pulau ini sejak tiga ribu tahun SM. Selama dua ribu tahun kemudian, terjadi perpindahan penduduk dari tempat yang sama. Penduduk Jawa menurut sumber ini, berasal dari gelombang-gelombang perpindahan tersebut.

Kisah Aji Saka

Menurut berbagai tulisan kuno mengenai Jawa, asal-usul Pulau Jawa baru diketahui agak jelas dari cerita mengenai kedatangan Aji Saka. Bahwa pada tahun 78 Sesudah Masehi ada seorang utusan dari kerajaan Astina, namanya Aji Saka. Astina adalah nama lain dari Gujarat. Nama Astina juga masuk dalam cerita pewayangan yang beredar di masyarakat Jawa.

BACA JUGA  Seri Babad Tanah Jawi: Kahuripan sebagai Ibu Kota Jenggala

Setelah pulang dari Pulau Jawa, pada tahun 125 M, Aji Saka datang kembali bersama gelombang perpindahan orang-orang Buddha.

Keterangan dalam “Kitab Djojobojo”

Menurut keterangan yang didapat dalam Kitab Djojobojo. sebagian tanah Jawa tadinya adalah sebuah pulau kosong yang angker dan sangar, yang sama sekali belum ada penduduk manusianya.

Sementara, menurut sejarah yang berdasarkan atas pendidikan, bahwa antara 2000 tahun yang telah lampau di pulau ini sudah ada penduduk aslinya, hanya pikiran mereka belum terbuka, atau bisa dianggap sebagai orang purba yang belum mengerti tata susila, belum mengerti caranya membuat rumah, dan belum memiliki tempat tinggal yang tatap.

Mereka masih menggunakan batu yang dipertajam sebagai senjata untuk memburu maupun berkelahi. Hidupnya sangat sederhana dan selalu pindah kesana-kemari. sehingga agak mirip dengan hidupnya burung atau yang di dalam Kitab Djojobojo dikatakan zaman kukilo.

Itulah beberapa rangkuman sumber dan data sejarah yang mengisahkan asal muasal penduduk Pulau Jawa. Dari berbagai sumber tersebut, tentu kita tidak dapat mengklaim yang lebih benar. Sebab, masing-masing sumber tersebut memiliki rasionalitasnya tersendiri.

Meskipun demikian, dari beberapa sumber tersebut setidaknya kita dapat mengelompokkan asal muasal penduduk tanah Jawa menjadi dua. Pertama, orang yang pertama kali datang dan tinggal (menjadi raja di Tanah Jawa). Kedua, populasi penduduk yang pindah dan tinggal (membabad) di tanah Jawa secara berkelompok dan datang secara bertahap.

Sumber Referensi: Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli | Penulis: Soedjipto Abimanyu

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait