Jowonews

Logo Jowonews Brown

Seri Babad Tanah Jawi

Menelusuri Jejak Sunan Pojok, Perjalanan Seorang Panglima Perang dalam Merintis Kota Mustika Blora

Sunan Pojok Blora


BLORA – Bagi mereka yang tinggal di luar Kabupaten Blora, nama Sunan Pojok mungkin hanya terdengar sebagai sebutan sebuah situs bersejarah yang terletak di Dukuh Pojok, Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo. Namun, bagi penduduk asli Blora, Sunan Pojok adalah sosok yang sangat berarti, bahkan dianggap sebagai tokoh yang berperan dalam pendirian Blora. Tetapi, siapa sebenarnya Sunan Pojok dan bagaimana perannya di wilayah yang sering disebut sebagai Kota Mustika ini?

Menurut penjelasan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blora, M Fatah, Sunan Pojok memiliki beberapa nama lain seperti Mbah Benun, Pangeran Sedah, Pangeran Surobahu, dan Syeh Abdurrohim. “Sunan Pojok adalah seorang panglima perang yang diangkat oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam pada periode 1613-1645,” ungkap Fatah seperti dilansir dari Detik pada Sabtu (11/2/2023).

Namun, bagaimana Pangeran Surobahu bisa menemukan Blora? Kisahnya berawal dari tradisi Grebeg Maulud Tahun Dal yang diselenggarakan setiap delapan tahun sekali. Pada acara tersebut, semua Adipati di Tanah Jawa berkumpul di Mataram untuk melapor kepada Sultan tentang kondisi wilayah yang mereka pimpin.

Menurut cerita yang dilaporkan oleh Solopos pada 19 Maret 2023, Pangeran Surobahu juga pernah diangkat sebagai Adipati Tuban dari tahun 1619 hingga 1661. Karena jabatannya tersebut, ia harus hadir di Mataram saat Grebeg Maulud Tahun Dal digelar.

Saat dalam perjalanan dari Tuban ke Mataram, Pangeran Surobahu melewati hutan belantara yang sekarang menjadi bagian dari wilayah Blora. Di bawah pohon nangka, dia beristirahat. Karena daerah tersebut belum memiliki nama, dia memberinya nama Karangnangka.

Kemudian, dia menemukan wilayah dengan hutan yang sangat lebat yang kemudian dinamainya Sasak. Anak buahnya harus membabat hutan untuk bisa melintas.

Setelah itu, mereka melewati daerah dengan tanah berlumpur yang dalam Bahasa Jawa dikenal sebagai ‘belor’. Wilayah tersebut kemudian diberi nama Blora.

Menariknya, karena perjalanan mereka berjalan lambat, Pangeran Surobahu memutuskan untuk membangun tempat ibadah di wilayah tersebut. Tempat ibadah itu kemudian dikenal sebagai Masjid Agung Baitunnur yang terletak di sisi barat Alun-Alun Blora.

Selain sebagai pencetus Blora, Pangeran Surobahu juga dikenal sebagai tokoh yang berhasil meredam pemberontakan di pesisir utara Jawa. Dia juga berhasil menggalang kekuatan bersama adipati-adipati dari Pati, Surabaya, dan Pasuruan saat Sultan Agung berencana menyerang VOC di Batavia.

Jadi, siapa sangka, asal muasal Blora ternyata berasal dari daerah yang dulunya sulit dilewati. Kini, Blora telah berkembang menjadi salah satu kabupaten yang cukup ramai di Jawa Tengah, dengan warisan sejarah dan wisata religi Sunan Pojok yang tetap menjadi bagian penting dari identitasnya.

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...