Jowonews

BPJS Kesehatan Targetkan Seluruh RS Gunakan Antrean Online di 2020

JAKARTA, Jowonews.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menargetkan seluruh rumah sakit yang melayani peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan menggunakan sistem antrean daring pada 2020 untuk mempersingkat waktu tunggu dan menghindari penumpukan pasien di RS. Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan Budi Mohamad Arief dalam keterangannya pada wartawan di Jakarta, Selasa menerangkan pada tahun 2019 ada  1.784 RS atau sekitar 80,36 persen dari seluruh rumah sakit mitra BPJS sudah memiliki sistem antrean daring. Sistem tersebut merupakan sistem antrean yang dibuat atas inisiatif RS masing-masing dalam memberikan pelayanan pada pasien peserta BPJS Kesehatan. Beberapa sistem antrean yang dilakukan RS tersebut berbeda-beda mulai lewat SMS, telepon, via aplikasi pesan WhatsApp, dan aplikasi buatan RS. Sistem antrean daring tersebut sebenarnya mulai digunakan sejak 2017 yaitu pada 510 RS atau 25 persen dari total rumah sakit keseluruhan yang melayani JKN, meningkat menjadi 944 atau 43 persen pada 2018, dan menjadi 1.784 atau 80,36 persen pada 2019. “80 persen itu di seluruh Indonesia. Target kami untuk 2019 sebenarnya hanya 75 persen, jadi kalau 80 persen itu kita anggap telah melampaui target,” kata Budi. Sebelumnya pada 19 November 2019 BPJS Kesehatan bersama dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) telah menandatangani nota kesepahaman terkait komitmen peningkatan mutu layanan RS yang salah satunya penggunaan sistem antrean dari di seluruh rumah sakit yang melayani program JKN. Oleh karena itu BPJS Kesehatan menargetkan 100 persen RS akan menggunakan sistem antrean daring pada 2020. Selain itu, BPJS Kesehatan saat ini juga sedang mengembangkan sistem integrasi antara antrean daring yang dimiliki oleh rumah sakit dengan aplikasi Mobile JKN. Ke depannya, pasien bisa mendaftar ke fasilitas kesehatan baik itu ke Puskesmas, klinik, ataupun rumah sakit melalui aplikasi Mobile JKN yang ada di ponsel milik peserta. Saat ini BPJS Kesehatan telah berhasil mengintegrasikan antrean daring yang ada di Klinik Pratama Amanda di Purwokerto, antrean daring di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, dengan aplikasi di Mobile JKN. BPJS Kesehatan kemudian mengembangkan sistem integrasi tersebut pada 50 rumah sakit di seluruh Indonesia. Jika pengembangan tahap awal tersebut berjalan lancar, BPJS Kesehatan juga akan menerapkan pada lebih banyak lagi rumah sakit. Selain sistem antrean daring, hal baru yang dilakukan BPJS Kesehatan saat ini ialah penampilan ketersediaan tempat tidur dan tampilan jadwal operasi rumah sakit. Tampilan ketersediaan tempat tidur dan jadwal operasi bisa dilihat di RS maupun diakses melalui aplikasi Mobile JKN. (jwn5/ant)

Penyidik Polri Ajukan 56 Pertanyaan Kepada Novel Baswedan

JAKARTA, Jowonews.com – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan menjawab 56 pertanyaan yang diberikan penyidik Polri di Polda Metro Jaya, Senin (6/1), saat diperiksa terkait kasus penyiraman air keras yang menimpa Novel. “Ada 56 pertanyaan,” kata Brigjen Argo di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa. Pertanyaan yang diajukan kepada Novel seputar kronologi peristiwa penyiraman air keras yang dialaminya. “Berkaitan dengan apa yang dialami korban, mulai dari keluar rumah, berjalan, sampai dia mengalami penyiraman dan melakukan pertolongan pertama yakni membasuh muka dengan air,” katanya. Selanjutnya penyidik akan mencocokkan keterangan Novel dengan keterangan para saksi lain. Terkait permintaan Novel untuk dipertemukan dengan dua tersangka pelaku, hal tersebut belum dapat dipenuhi. “Saat ini belum ada (rencana mempertemukan korban dengan pelaku),” katanya. Sementara Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan bahwa pihaknya akan mempelajari kasus Novel. “Saya baru masuk (jabat Kapolda Metro Jaya). Mohon waktu, ini kan masalah teknis,” kata Irjen Nana. Kendati demikian, Nana menegaskan bahwa pihaknya akan mengawal proses penyidikan kasus Novel hingga tuntas. Novel telah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (6/1). Tim Teknis Bareskrim sendiri telah menangkap dua tersangka yang berinisial RB dan RM. Dua polisi tersebut ditahan selama 20 hari di Rutan Bareskrim. (jwn5/ant)

Kemensos Telah Salurkan Bantuan Rp7,8 Miliar Untuk Korban Banjir Tiga Provinsi

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Sosial telah menyalurkan sebesar Rp7,8 miliar bantuan bagi korban banjir yang terdampak di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Provinsi Banten. “Itu sudah termasuk bantuan logistik darurat ke masing-masing provinsi yakni Rp2,1 miliar ke DKI Jakarta, Rp2,6 miliar untuk Jawa Barat dan Rp1,4 bagi Banten,” kata Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat di Jakarta, Selasa. Distribusi bantuan logistik tersebut meliputi beberapa item di antaranya makanan siap saji, makanan anak, lauk pauk, mi instan, peralatan dapur keluarga dan kotak makan atau “foodware”. Selanjutnya juga termasuk tenda gulung, tenda serbaguna, selimut, velbed atau tempat tidur lipat, paket sandang, kasur dan sebagainya. Di samping penyaluran logistik darurat, bantuan dari Kemensos juga meliputi beras reguler sebanyak 20.000 kilogram bagi korban banjir atau senilai Rp210 juta. Kemudian bantuan paket peralatan kebersihan sebanyak 300 paket dengan nilai total Rp135 juta serta 700 paket perlengkapan sekolah senilai Rp175 juta. Terakhir, Kemensos RI juga memberikan santunan kepada ahli waris dari 67 korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor. Besaran bantuan tersebut senilai Rp15 juta per jiwa. “Total sekitar Rp1 miliar dan saat ini dalam proses verifikasi ahli waris,” kata dia. Selain berbagai bantuan tersebut, Kemensos RI juga memfasilitasi dapur umum di 23 titik yang dikelola oleh taruna siaga bencana (Tagana) dan kelompok siaga bencana (KSB). Sebaran dapur umum tersebut meliputi 14 titik di DKI Jakarta, tujuh titik di Jawa Barat, dan dua titik di Banten. “Pelayanan dapur umum lapangan ini sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan dasar penyintas yang berada di lokasi pengungsian,” ujarnya. Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan secara umum pemerintah belum menghitung total bantuan yang disalurkan ke masyarakat. “Terkait bantuan dari pemerintah pusat belum dihitung tapi masing-masing kementerian dan lembaga turut memberikan bantuan finasial maupun nonfinansial,” katanya. (jwn5/ant)

Cuaca Ekstrem, Nelayan Cilacap Diimbau Tak Melaut

CILACAP, Jowonews.com – Dewan Pengurus Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Cilacap mengimbau seluruh nelayan untuk tidak melaut karena sedang berlangsung cuaca ekstrem yang dikhawatirkan bisa meningkatkan resiko keselamatan.  “Seiring dengan adanya cuaca ekstrem seperti sekarang ini, nelayan yang menggunakan kapal berukuran kecil di bawah 30 GT (Gross Tonage) maupun kapal besar di atas 30 GT, kami imbau untuk tidak melaut dulu,” kata kata Ketua DPC HNSI Kabupaten Cilacap Sarjono di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa. Sementara bagi nelayan yang sudah terlanjur berangkat melaut dengan menggunakan kapal besar, kata dia, diimbau untuk mencari tempat berlindung dari ancaman gelombang tinggi maupun badai. Dia mengakui jika hingga saat ini ada ratusan kapal nelayan asal Cilacap yang sudah terlanjur berangkat melaut untuk mencari ikan di laut lepas. “Sebagian besar kapal-kapal itu mencari ikan di Samudra Hindia selatan Jawa, Samudra Hindia barat Sumatra, dan ada berapa di sekitar Kalimantan,” jelasnya. Menurut dia, nahkoda kapal-kapal tersebut saling berkomunikasi melalui pesawat radio guna menginformasikan kondisi cuaca di daerah tangkapan masing-masing. Dengan demikian ketika terjadi cuaca buruk, kata dia, nahkoda kapal yang berada di daerah itu akan segera mencari tempat berlindung untuk kapalnya sembari menginformasikan ke kapal lainnya agar tidak menuju wilayah tersebut. “Saat ini sebenarnya merupakan masa istirahat bagi nelayan karena sedang berlangsung musim angin barat sehingga sering terjadi gelombang tinggi secara tiba-tiba sehingga sangat berbahaya bagi kapal nelayan. Kondisi seperti ini biasanya berlangsung selama tiga hingga empat bulan,” kata Sarjono. Oleh karena itu, dia mengimbau nelayan untuk memanfaatkan waktu selama tidak melaut dengan memperbaiki alat tangkap maupun kapalnya agar siap digunakan ketika kondisi cuaca kembali bersahabat. (jwn5/ant)

Ajak Warga Antisipasi Bencana, Ganjar Sarankan Gunakan Ilmu Titen

PEKALONGAN, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak warga menggunakan ilmu kearifan lokal untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di lingkungannya masing-masing. “Saya minta (warga) paling gampang menggunakan kearifan lokal. Ilmu titen (paham kondisi) ini bagus, jadi saat satu jam hujannya deras maka (warga) harus bersiap-siap,” katanya usai meresmikan jembatan Kalikeruh, Kecamatan Kangserang, Kabupaten Pekalongan, Selasa. Karena itu, kata dia, hal yang perlu disiapkan sekarang (saat ada bencana) adalah petunjuk kemana proses evakuasi, jalannya lewat mana, dan apa yang perlu dibawa oleh para korban bencana. “Masyarakat perlu diajari hal itu, barang-barang yang berharga dibawa dalam plastik agar larinya biar cepat. (Korban bencana) tidak perlu membawa kasur atau lemari, itu ditinggal saja,” katanya. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berkunjung ke Kabupaten Pekalongan dalam rangka meresmikan tiga jembatan yang dibiaya oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jateng. Ganjar mengatakan Pemprov Jateng perlu melakukan perbaikan jembatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan karena kondisi bangunan jembatan lama sudah agak tergerus sehingga cukup berbahaya untuk sarana transportasi masyarakat. Kendati demikian, kata dia, jembatan ini tidak akan bermanfaat apabila masyarakat tidak ikut merawat, seperti tidak membuang sampah, membangun taman, dan memelihara konstruksi bangunannya. “Oleh karena, saya titip betul semoga konstruksi bangunan ini dikerjakan oleh kontraktor dengan bagus. Kami berharap masyarakat jangan membuang sampah disana (ke sungai) agar tidak menimbulkan masalah,” katanya. Ia menjelaskan sekarang ini, curah hujan yang berpotensi cukup lebat adalah akan terjadi di Punggungan Jateng yaitu wilayah tengah Kedu. “Selain itu, wilayah Pekalongan, Batang, Tegal dan Brebes bagian selatan. Oleh karena, kita untuk selalu siaga (bencana),” katanya. (jwn5/ant)

Belum Ada Sawah di Banyumas Terdampak Cuaca Ekstrem

PURWOKERTO, Jowonews.com – Cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir belum berdampak terhadap area persawahan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Widarso. “Alhamdulillah, belum ada yang terdampak karena secara kebetulan musim tanam berlangsung mundur sehingga sebagian besar petani baru mengolah sawah,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa. Menurut dia, luas area persawahan yang telah selesai ditanami sekitar 10.000 hektare karena menggunakan irigasi teknis dan wilayah tersebut aman dari genangan air saat terjadi cuaca ekstrem khususnya peningkatan curah hujan. Kendati demikian, dia mengakui jika di Kabupaten Banyumas ada ratusan hektare area persawahan yang rawan banjir. “Area persawahan itu tersebar di Kecamatan Kemranjen, Sumpiuh, dan Tambak, luasannya sekitar 500 hektare. Namun petani setempat sudah terbiasa untuk menyiasatinya dengan menanam bibit padi yang berusia tua sehingga ketika terendam banjir, tanamannya sudah kuat,” katanya. Lebih lanjut, dia mengharapkan hingga akhir Januari, luasan tanam padi di Kabupaten Banyumas sudah 25.000 hektare dari total luas sawah yang mencapai kisaran 30.000 hektare. Menurut dia, masa tanam untuk sawah seluas 5.000 hektare diharapkan dapat diselesaikan pada Februari 2020 yang berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG merupakan puncak musim hujan. “Jadi, sementara ini belum ada area persawahan yang terdampak cuaca ekstrem. Hanya saja yang kami khawatirkan, musim tanam pertama yang mundur dua bulan ini berdampak terhadap musim tanam kedua di mana akan banyak area persawahan yang mengalami kekeringan karena sudah memasuki musim kemarau,” katanya. Disinggung mengenai ketersediaan pupuk bersubsidi pada musim tanam pertama 2019-2020, Widarso memastikan di Kabupaten Banyumas dalam posisi aman. Menurut dia, hal itu disebabkan masih adanya alokasi pupuk bersubsidi untuk Desember 2019 yang tidak terserap oleh petani sehingga dapat dalihkan untuk memenuhi kebutuhan pada bulan Januari 2020. “Kalau sampai terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi di lapangan, kami akan segera berkoordinasi dengan pihak distributor,” katanya. (jwn5/ant)

Curah Hujan Naik, TNI-Polri Batang Giatkan Patroli Daerah Rawan Bencana

BATANG, Jowonews.com – Kepolisian Sektor Limpung bersama Komando Rayon Militer Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menggiatkan patroli ke sejumlah titik rawan bencana seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan. Kepala Polsek Limpung AKP Donni Krestanto di Batang, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan patroli ini sebagai wujud tanggap Polri dan TNI, serta implementasi perintah Presiden Jokowi mengantisipasi bencana alam. “Kita selalu siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Oleh karena itu kita terus melakukan patroli ke sejumlah lokasi rawan bencana,” katanya. Bagi warga yang berada di wilayah rawan bencana, terutama di wilayah dataran tinggi selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya longsor. Menurut dia, sejumlah daerah yang dinilai rawan bencana antara lain Desa Lobang, Ngalian, dan Sukorejo. “Kita tingkatkan patroli ke beberapa wilayah rawan bencana dengan mengendarai sepeda motor trail. Kami berharap warga juga selalu waspada dan melaporkan secepatnya apabila terjadi bencana alam,” katanya. Ia mengimbau bagi warga yang memiliki rumah di bawah tebing harus meningkatkan kewaspadaan karena curah hujan masih cukup tinggi sehingga rawan menimbulkan longsor. “Mari bersama-sama tingkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Bagi warga yang memiliki tempat tinggal di bawah tebing, kami berharap waspada saat turun hujan lebat,” katanya. Komandan Koramil Limpung Kapten Infanteri Nur Rofik mengatakan kegiatan patroli bersama ini sebagai bentuk kebersamaan dan sinergi TNI dengan Polri dalam menjalan tugas. (jwn5/ant)

Nelayan Rembang Siap Jaga Kedaulatan di Natuna Dengan Jaminan Keamanan

REMBANG, Jowonews.com – Nelayan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menyatakan kesediaannya mencari ikan hingga ke Perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, sekaligus untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan catatan mendapatkan jaminan keamanan selama melaut. “Kami berharap saat berangkat ke Pulau Natuna hingga pulangnya mendapatkan pengawalan. Termasuk saat mencari ikan juga mendapatkan jaminan keamanan menyusul situasinya yang sedang memanas,” kata Ketua Asosiasi Nelayan Dampo Awang Bangkit Suyoto di Rembang, Selasa. Selain meminta jaminan keamanan, dia juga berharap, pemerintah memberikan kebijakan khusus terkait harga bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan yang bersedia berangkat melaut ke Natuna. Nelayan juga meminta adanya jaminan bahwa nelayan setempat juga tidak merasa tersinggung dengan kehadiran nelayan dari Pantura karena sebelumnya nelayan lokal memang tidak menerima kehadiran nelayan dari luar daerah. Ia mengakui masih menunggu hal itu dari pemerintah sehingga rencana keberangkatan ke Pulau Natuna juga belum disosialisasikan kepada nelayan. Rencananya, lanjut dia, memang ada sekitar 400-an kapal dengan ukuran di atas 80 gross ton dari Kabupaten Rembang yang siap berangkat melaut ke Pulau Natuna. Sebelumnya, beberapa nelayan dari Kabupaten Rembang memang ada yang sudah pernah melaut ke Pulau Natuna dan mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Untuk menuju Pulau Natuna yang saat ini situasinya tengah memanas dengan Negara China, membutuhkan waktu antara delapan hingga 10 hari, sehingga mulai berangkat hingga mendapatkan hasil tangkapan serta pulang ke Rembang setidaknya membutuhkan waktu sebulan. “Hasil tangkapan bisa dijual di Pontianak atau dibawa pulang ke Rembang karena saat ini semua kapal sudah dilengkapi dengan ruangan pendingin ikan agar ikannya tidak mudah rusak,” ujarnya. (jwn5/ant)