Jowonews

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih akan Terjadi di Jateng Selatan

PURWOKERTO, Jowonews- Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah. Hal tersebut ditegaskan Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, Rabu (17/2). “Berdasarkan peringatan dini yang dirilis BMKG Pusat, cuaca ekstrem memang masih berpotensi hingga tanggal 25 Februari,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, potensi cuaca ekstrem itu karena adanya pengaruh Monsun yang kuat, gelombang Kelvin, gelombang Rossby, dan tekanan rendah di Australia. Ia mengatakan potensi cuaca ekstrem tersebut meliputi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. “Berdasarkan pengamatan kami di wilayah Cilacap dan sekitarnya, kemunculan petir dalam beberapa hari terakhir memang luar biasa,” katanya. Ia mengatakan jika dibandingkan dengan kondisi beberapa pekan sebelumnya, puncak curah hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem di wilayah Banyumas, Cilacap, dan sekitarnya saat sekarang sudah terlewati. Akan tetapi, kata dia, kemunculan petir di wilayah Banyumas, Cilacap, dan sekitarnya saat sekarang lebih banyak terjadi. “Kalau secara klimatologi, saat sekarang di wilayah pantura sedang berada pada puncak musim hujan, sedangkan wilayah selatan sudah melewati puncak musim hujan,” katanya menjelaskan. Lebih lanjut, Teguh mengatakan berdasarkan data, curah hujan di wilayah Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya dalam beberapa waktu terakhir masuk kategori sedang hingga lebat. Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat Jateng selatan maupun pegunungan tengah untuk tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem khususnya terhadap peningkatan sambaran petir. Disinggung mengenai kondisi cuaca di wilayah perairan, dia mengatakan gelombang tinggi hingga sangat tinggi masih berpotensi terjadi di perairan selatan Jawa Barat, perairan selatan Jawa Tengah, dan perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY. “Gelombang tinggi yang berkisar 2,5-4 meter hingga sangat tinggi yang berkisar 4-6 meter masih berpotensi terjadi karena saat sekarang masih berlangsung musim angin baratan. Namun untuk beberapa hari ke depan, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi,” katanya. Terkait dengan hal itu, dia mengimbau nelayan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang tinggi saat melaut. “Bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai, diimbau untuk tidak berenang atau mandi terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu,” katanya. 

Deteksi Bencana, Temanggung Pasang 85 EWS

TEMANGGUNG, Jowonews- Sebanyak 85 unit sistem peringatan dini (early warning system/EWS) telah dipasang pada periode 2016-2019 di sejumlah daerah rawan bencana di Kabupaten Temanggung. “Pengadaan EWS tersebut didanai dengan APBD Kabupaten Temanggng sebanyak 82 unit, APBD Provinsi Jateng dua unit, dan APBN satu unit,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Pria Andaka di Temanggung, Selasa (16/2). Ia menyampaikan EWS tersebut untuk memantau, mendeteksi, dan memberikan peringatan dini bahaya longsor dan ada juga untuk memantau curah hujan. Pria menyebutkan sejumlah EWS tersebut dipasang di sejumlah daerah rawan bencana di 19 kecamatan. Yakni Tretep, Bansari, Bejen, Tembarak, Selopampang, Kledung, Kranggan, Tlogomulyo, Bulu, Jumo, Candiroto, Kedu, Gemawang, Kaloran, Wonoboyo, Kledung, Pringsurat, Kandangan, dan Jumo. Namun beberapa di antaranya dilaporkan tidak berfungsi dengan baik. “Dalam waktu dekat kami akan melakukan pengecekan ke lapangan untuk mengetahui berapa alat peringatan dini bencana tersebut yang rusak,” katanya dan menambahkan, untuk EWS yang rusak akan diajukan anggaran untuk pemeliharaan. “Mudah-mudahan nanti disetujui oleh pemda. Untuk tahun ini tidak ada anggaran pengadaan EWS,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ke depan, katanya, perlu ada tambahan pengadaan EWS karena daerah rawan bencana di Kabupaten Temanggung, terutama tanah longsor cukup banyak.

Antisipasi Bencana, PMI Jateng Distribusikan Logistik ke Banjarnegara

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah mendistribusikan logistik dan keperluan lainnya untuk PMI Banjarnegara sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di wilayah setempat. “Sebagai bentuk antisipasi dan respons cepat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya situasi bencana di wilayah Kabupaten Banjarnegara, PMI Jawa Tengah mendistribusikan logistik dan keperluan lainnya untuk mengisi gudang PMI Banjarnegara,” kata staf penanggulangan bencana alam PMI Provinsi Jawa Tengah M. Nashir Jamaludin di Banjarnegara, Rabu. Dia mengatakan langkah antisipasi dan respons cepat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kondisi darurat sangat diperlukan sebagai bentuk pelayanan prima kepada masyarakat. “Komitmen PMI untuk lebih dekat dan melayani masyarakat sesuai dengan visi misi perlu ditunjang dengan eksistensi dan pelayanan yang profesional,” katanya. Dia menambahkan relawan terlatih sesuai dengan spesifikasi dan keahlian yang dimiliki PMI juga perlu didukung oleh logistik dan peralatan yang seimbang. Sementara itu, Ketua PMI Banjarnegara Setiawan mengucapkan terima kasih kepada PMI Provinsi Jawa Tengah yang telah mendukung pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. “Sinergitas ini yang selalu kita bangun untuk menguatkan organisasi dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat tentunya dengan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam membantu tugas pemerintah,” katanya. Sementara itu, dia menambahkan bahwa kebutuhan logistik yang didistribusikan antara lain terpal, sarung, selimut hingga kelambu. “Selain itu antisipasi bencana alam, logistik tersebut juga dibutuhkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kasus demam berdarah di wilayah ini,” katanya. Dia juga menambahkan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang ada di wilayah setempat. (jwn5/ant)

Ajak Warga Antisipasi Bencana, Ganjar Sarankan Gunakan Ilmu Titen

PEKALONGAN, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak warga menggunakan ilmu kearifan lokal untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di lingkungannya masing-masing. “Saya minta (warga) paling gampang menggunakan kearifan lokal. Ilmu titen (paham kondisi) ini bagus, jadi saat satu jam hujannya deras maka (warga) harus bersiap-siap,” katanya usai meresmikan jembatan Kalikeruh, Kecamatan Kangserang, Kabupaten Pekalongan, Selasa. Karena itu, kata dia, hal yang perlu disiapkan sekarang (saat ada bencana) adalah petunjuk kemana proses evakuasi, jalannya lewat mana, dan apa yang perlu dibawa oleh para korban bencana. “Masyarakat perlu diajari hal itu, barang-barang yang berharga dibawa dalam plastik agar larinya biar cepat. (Korban bencana) tidak perlu membawa kasur atau lemari, itu ditinggal saja,” katanya. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berkunjung ke Kabupaten Pekalongan dalam rangka meresmikan tiga jembatan yang dibiaya oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jateng. Ganjar mengatakan Pemprov Jateng perlu melakukan perbaikan jembatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan karena kondisi bangunan jembatan lama sudah agak tergerus sehingga cukup berbahaya untuk sarana transportasi masyarakat. Kendati demikian, kata dia, jembatan ini tidak akan bermanfaat apabila masyarakat tidak ikut merawat, seperti tidak membuang sampah, membangun taman, dan memelihara konstruksi bangunannya. “Oleh karena, saya titip betul semoga konstruksi bangunan ini dikerjakan oleh kontraktor dengan bagus. Kami berharap masyarakat jangan membuang sampah disana (ke sungai) agar tidak menimbulkan masalah,” katanya. Ia menjelaskan sekarang ini, curah hujan yang berpotensi cukup lebat adalah akan terjadi di Punggungan Jateng yaitu wilayah tengah Kedu. “Selain itu, wilayah Pekalongan, Batang, Tegal dan Brebes bagian selatan. Oleh karena, kita untuk selalu siaga (bencana),” katanya. (jwn5/ant)