Jowonews

Cara NR Foundation Kebumen Berbagi Kebahagiaan Kepada Para Santri Tahfidz

KEBUMEN, Jowonews.com – Bahagia itu sederhana. Demikian kalimat yang biasa digunakan untuk menggambarkan bahwa kebahagiaan bukanlah hal rumit. Pun Demikian untuk berbagi kebahagiaan juga bisa dilakukan dengan cara yang sederhana. Seperti halnya yang dilakukan NR Foundation dengan menyelenggarakan Festival Adik Asuh di Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Tatmainul Qulub, Desa Sendang Dalem, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen, Minggu (23/8/2020). Festival yang diselenggarakan untuk menyemarakkan hari ulang tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia dan Tahun Baru Islam 1422 Hijriyah itu menyediakan berbagai macam perlombaan. NR Foundation sengaja mengemas perlombaan itu seperti halnya perlombaan yang sering diselenggarakan di kampung-kampung Kebumen, seperti memasukkan pensil ke botol, balap karung, makan kerupuk hingga tarik tambang. Suara sorak sorai para santri semakin ramai saat menyaksikan teman mereka saling beradu tenaga dan kecepatan untuk memenangkan perlombaan. Demikian disampaikan koordinator kegiatan, Siti Khanifaf kepada Jowonews.com melalui pesan WhatsApp. ”Nampak kegembiraan para santri dalam mengikuti acara ini, terbukti mereka tak kenal lelah dalam mengikuti setiap perlombaan yang diadakan,” ungkapnya. Ia berharap para santri dapat terhibur dan menikmati setiap kegiatan yang telah diselenggarakan. Sehingga para santri semakin bersemangat untuk menghafal Al Quran dan meneladani perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sementara itu, pengasuh Ponpes Tahfidz Tatmainul Qulub, Abah Khamid memberikan apresiasi positif terhadap festival ini. Menurutnya kegiatan ini dapat menjadi hiburan para santri di tengah kesibukan belajar dan menghafal Al Quran. Ia juga berharap agar proses kolaborasi dengan NR Foundation tidak hanya berhenti pada festival ini. “Semoga kolaborasi antara Ponpes dan pihak NR Foundation dapat berjalan terus menerus dan Ucapan terimakasih kepada para donatur yang senantiasa menginfakan sebagian rezekinya untuk keberlangsungan kegiatan Ponpes Tahfidz Tatmainul Qulub melalui NR Foundation,” pungkasnya.

Jelang Lanjutan Kompetisi Liga 1, PSIS Tetap Bermarkas di Stadion Citarum

SEMARANG, Jowonews.com – Menyongsong lanjutan kompetisi Liga 1 Indonesia yang digelar mulai 1 Oktober mendatang, manajemen PSIS Semarang memutuskan akan tetap bermarkas di Stadion Citarum, Semarang. Stadion yang juga jadi homebase PSIS Semarang tersebut dipilih karena dinilai lebih efisien. “Nanti akan kami sampaikan juga ke teman-teman suporter bahwa usulan bermain di Yogyakarta sudah kami sampaikan. PSIS tetap akan menggunakan Stadion Citarum karena lebih efisien,” ujar manajer PSIS Immanuel Anton seperti dilansir laman resmi PSIS. Sebelumnya, manajemen PSIS mendapat masukan dari elemen suporter Mahesa Jenar agar ikut bersama tum lain yakni bermarkas di Yogyakarta guna menghemat pengeluaran. Numun, hasil rapat bersama PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) bersama seluruh perwakilan klub Liga 1, Jumat, menyatakan bahwa operator hanya menanggung akomodasi untuk enam klub luar Jawa. Dengan alasan tersebut, manajemen tim Mahesa Jenar tetap akan menggunakan kandang sendiri agar lebih efisien secara operasional. “PT. LIB telah menyampaikan bahwa mereka hanya menanggung akomodasi bagi klub Luar Jawa, untuk klub yang berasal dari Pulau Jawa akomodasi di Yogyakarta tetap menjadi tanggung jawab klub masing-masing,” kata dia. Sebelumnya, Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB) Sudjarno mengatakan bahwa seluruh atau 18 tim berkomitmen untuk mengikuti lanjutan Liga 1 Indonesia 2020 yang berlangsung 1 Oktober 2020-28 Februari 2021. “Semuanya sudah berkomitmen untuk ikut sebagai peserta kompetisi,” kata dia. Menurut purnawirawan Polri berpangkat akhir Inspektur Jenderal itu, dalam rapat tersebut, semua klub termasuk yang sebelumnya sempat keberatan dengan kelanjutan Liga 1 yaitu Persita, Persebaya, Persik, Barito Putera dan Persipura, dapat memahami kebijakan-kebijakan yang diambil LIB terkait kompetisi. (Antara)

Reses, Ketua Dewan Terapkan Protokol Kesehatan

Jowonews.com, UNGARAN – Selama masa New Normal (adaptasi kebiasaan baru), semua kegiatan kedewanan menerapkan protokol kesehatan. Terutama, saat kegiatan reses / penyerapan aspirasi masyarakat di masing-masing daerah pemilihan (dapil). Penerapan protokol kesehatan itu tampak juga dilakukan Ketua DPRD Provinsi Jateng Bambang Kusriyanto saat melaksanakan reses di rumah makan di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, Kamis (6/8). Disana, ruang pertemuan disusun agar masing-masing orang yang mengikuti acara dapat saling menjaga jarak. Bahkan, sebelum masuk ke ruang pertemuan, semua orang dipastikan memakai masker dan mencuci tangannya. Melihat telah diterapkannya protokol kesehatan itu, Bambang mengaku sangat mengapresiasi. Menanggapi soal suasana reses yang berbeda dari sebelumnya, Kasubbag Protokol Bagian Humas Sekretariat DPRD Provinsi Jateng Yohan Fitriadi menjelaskan selama masa adaptasi kebiasaan baru protokol kesehatan wajib dijalankan di semua kegiatan kedewanan. “Reses kali ini berbeda dengan sebelumnya. Disamping menerapkan protokol kesehatan, mulai wajib pakai masker dan mencuci tangan sebelum memasuki acara. Disamping itu, audiens di kurangi 50 persen dan duduknya berjarak,” kata Yohan, yang ikut mendampingi kegiatan reses Ketua DPRD. Sementara, dalam sambutannya, Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening mengakui saat ini masih ada penambahan jumlah pasien positif Covid-19. Untuk itu, ia berharap semua pihak bisa benar-benar menerapkan protokol kesehatan saat menjalani rutinitas hariannya. “Saya berharap para lurah/ kepala desa bisa betul-betul mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakatnya,” kata Legislator PDI Perjuangan itu dihadapan sejumlah masyarakat, perangkat desa, lurah, dan camat dari 3 kecamatan yakni Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur, dan Bergas. (udi)

Bambang Kribo Ajak Anggota Dewan Bantu Wifi bagi Siswa

Jowonews.com, Semarang – Ketua DPRD Provinsi Jateng Bambang Kusriyanto meminta para anggota DPRD untuk membantu pemberian wifi bagi siswa sekolah. Hal itu diungkapkannya setelah dirinya melihat masih banyak siswa yang kesulitan untuk mengakses internet dalam sistem belajar dari rumah (BDR) secara daring (dalam jaringan). “Beberapa hari lalu, saya diingatkan oleh anak SMP. Saat itu, dia tiba-tiba datang ke rumah dan meminta izin untuk belajar di teras agar bisa nyambung wifi. Dari situ, saya kaget ternyata mereka kesulitan dalam mengakses internet,” ungkap Politikus PDI Perjuangan itu, dihadapan para Anggota DPRD usai menutup rapat paripurna beberapa waktu lalu. Dengan kondisi tersebut, ia mengajak seluruh Anggota DPRD Provinsi Jateng untuk ikut membantu kebutuhan wifi bagi siswa. Menurut dia hal itu penting dilakukan mengingat selama masa New Normal ini belum banyak sekolah yang membuka kegiatan belajar mengajar secara tatap muka/ luring (luar jaringan) atau masih BDR secara daring.  “Saya berharap para anggota dewan bisa menyumbangkan wifinya untuk masyarakat sekitar dalam rangka pembelajaran daring bagi yang tidak mampu,” harap Bambang Kribo, sapaan akrabnya. Ia mengusulkan pemasangan wifi gratis itu bisa dilakukan di setiap pos atau kantor parpol. Dengan begitu, masyarakat yang memiliki anak usia sekolah bisa ikut memanfaatkan jaringan internet. “Jadi permasalahannya, banyak orangtua yang mengeluhkan soal kendala tersebut. Saya berharap sebagian dari pendapatan yang kita terima bisa membantu anak-anak sekolah dalam proses pembelajaran secara daring,” tandasnya (adv)

Mahasiswa Unnes Juara Kompetisi Esai Antropologi di Tengah Pandemi

Semarang, Jowonews.com – Pandemi yang terjadi seperti sekarang ini tidak menghalangi mahasiswa untuk tetap produktif dan berprestasi. Hal itu dibuktikan mahasiswa jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang berhasil menjuarai Anthropology National Essay Competition (SANEC) Tahun 2020. Mereka adalah Elsa Lutmilarita dan Muh Iqbal Arif Amrullah yang berhasil mengungguli 14 tim finalis lain dari berbagai perguruan tinggi Indonesia pada sesi final SANEC. Kompetisi diselenggarakan secara online (Zoom Meeting), Sabtu (25/7/2020) oleh Himpunan Mahasiswa Sosiologi dan Antropologi FIS Unnes. Secara keseluruhan kompetisi ini diikuti sebanyak 105 tim dengan jumlah 234 peserta dari 44 perguruan tinggi se-Indonesia. Sebelum akhirnya ditentukan 15 tim untuk mengikuti sesi final SANEC. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes, Dr Abdurrahaman MPd memberikan apresiasi kepada pemanang. Selain itu, ia juga berpesan kepada seluruh mahasiswa bahwa pandemi bukan halangan untuk produktif dan terus berprestasi. “Produktivitas harus tetap ditingkatkan. Prestasi yang diraih Elsa dan Iqbal bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya,” kata Abdurrahman. Dalam SANEC 2020 Juara 2 diraih oleh Tim Universitas Mataram atas nama Didin Setiawan, Nurhasanah, dan Rezi Cahya Nopia Azim, juara 3 dari Tim Universitas Mataram atas nama Titania Safira Nurhidayah dan Evi Sapitri. Sedangkan Best Presentation diraih oleh peserta dari Universitas Negeri Surabaya yakni Muhammad Yayan Putra Pratama, Widya Dwi Rahmawati, dan Dewi Kartika Sari.

Dieng Kembali Membeku dan Kenangan-kenangan Tentangnya Pada Masa Lalu

Wonosobo – Jowonews.com – Fenomena embun es di dataran tinggi Dieng kembali menjadi pembicaran warganet di jagad media sosial (medsos). Embun es atau dikenal dengan embun upas ini kembali muncul pada dasarian akhir Juli 2020. Seperti halnya akun Twitter @FestivalDieng mengunggah gambar rumput yang berselimut embun es, pada 26 Juli 2020. Sontak unggahan tersebut akhirnya menjadi perbincangan hangat warganet medsos berlogo burung biru itu. Hingga pagi ini Sabtu (27/7/2020) pukul 07.35 WIB unggahan tersebut telah dibanjiri 863 komentar, 3.706 retweet dan 17.455 orang telah menyukainya. Fenomena yang terjadi tersebut juga mengingatkan warganet tentang kenangan-kenangan indah mereka saat mengunjungi Dieng dimusim yang sama pada waktu-waktu sebelumnya. “Mau kesini lagi. Padahal udah ada rencana mau ke sini, lalu ke Jogja. Taunya corona dan UTBK diundur. Nanti kita bersua lagi, oke?!” tuit akun Twitter @alunariann disertai unggah foto dari Puncak Sikunir pada tahun 2015. Kenangan senada tentang Dieng juga diunggah akun Twitter @retno3sandy. Ia menuliskan kenangan bahwa sambel yang dibawanya pernah membeku di Dieng. “Sambelku pernah beku di Dieng,” tuitnya sambil mengunggah foto sambal yang sudah membeku. Menurut penjelasan Stasiun Geofisika kelas III Banjarnegara seperti dilansir laman liputan6.com (27/7/2020), fenomena embun es merupakan salah satu anomali cuaca ekstrem yang disebabkan beberapa faktor. Embun upas biasa terjadi di daerah dataran tinggi terutama pada puncak musim kemarau. Di wilayah tropis seperti Indonesia, suhu yang sangat dingin biasanya hanya terjadi pada dataran tinggi. Hal ini disebabkan pada lapisan troposfer, suhu udara akan mengalami penurunan seiring ketinggian suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat, suhunya semakin dingin. Sehingga peristiwa embun es di Indonesia hanya mungkin terjadi di dataran tinggi. Kompleksitas bentuk muka tanah seperti gunung dan lembah turut menyumbang variasi suhu permukaan. “Faktor berikutnya adalah vegetasi dan danau di sekitar yang berkontribusi kepada variasi kelembapan udara di lokasi tersebut,” kata staf Stasiun Geofisika Banjarnegara, Mohamad Burhanudin yang dihubungi melalui sambungan telepon. Embun upas akan terbentuk saat wilayah Jawa Tengah mulai memasuki musim kemarau. Ketika musim kemarau, kondisi langit relatif tidak ada tutupan awan. Pada siang hari, radiasi matahari akan langsung menerpa daratan sehingga akan terasa lebih terik. Sebaliknya, pada malam hari radiasi matahari yang tersimpan selama siang hari akan terpancar tanpa hambatan. Tanpa awan, tidak ada yang menahan radiasi panas matahari, sehingga suhu udara di permukaan akan terasa sangat dingin terutama pada dini hari menjelang pagi. “Suhu bisa mencapai 5 derajat, bahkan di bawah nol. Pada suhu inilah biasanya embun es terbentuk,” ujar dia. Faktor keempat adalah aliran massa udara di wilayah belahan bumi selatan, termasuk Jawa Tengah, didominasi angin timuran yang membawa massa udara dingin dan kering dari Benua Australia. Beberapa faktor tersebut saling terkait dan mendorong munculnya fenomena embun beku di dataran tinggi Dieng.

Pansus & Kesbangpol Gelar Public Hearing Cegah Narkoba di Jateng

UNGARAN – Panitia Khusus (Pansus) Raperda tentang Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekusor Narkotika (P4GNPN) menggelar public hearing dalam rangka penyempurnaan penyusunan raperda. Dalam kegiatan itu, Pansus bersama Badan Kesbangpol Provinsi Jateng berdiskusi dengan sejumlah elemen masyarakat dan Polri. “Kami menilai Raperda P4GNPN perlu disusun agar menjadi perda sehingga nantinya menjadi payung hukum untuk menekan peredaran gelap narkotika di Jateng,” kata Haerudin, Kepala Badan Kesbangpol, saat membuka public hearing di The Wujil Resort & Convention, Jalan Soekarno-Hatta Km 25,5 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, beberapa waktu yang lalu. Dikatakan, pentingnya payung hukum itu karena Provinsi Jateng kini menempati ranking 4 nasional dalam peredaran narkoba. Diprediksi, pada 2020 ini pengguna narkoba di Provinsi Jateng akan mengalami kenaikan karena Jateng menjadi pasar narkoba urutan keempat. “Data yang kami peroleh, distribusi narkoba di Jateng berasal dari beberapa negara seperti Tiongkok, Jerman, India, dan Belanda. Peredarannya ke sejumlah daerah diantaranya Banyumasm Pekalongan, Jepara, Solo, Cilacap, dan Kota Semarang dengan rata-rata usia pengguna sekitar 15 hingga 64 tahun,” paparnya. Senada, Ketua Pansus Fasilitasi P4GNPN Sholehah Kurniawati mengatakan persoalan narkoba sudah menjadi permasalahan bersama yang perlu diminimalisir. Untuk itu, ia meminta semua elemen masyarakat bisa berperan aktif bersama Polri menekan peredaran narkoba. “Narkoba itu sudah menjadi extraordinary crime yang perlu diwaspadai bersama. Melalui perda, kita berharap narkoba dapat ditekan peredarannya,” kata Politikus PPP itu. Ia juga mengaku sepakat dengan usulan salah satu elemen masyarakat soal masuknya pelajaran antisipasi narkoba dalam kurikulum sekolah. Menurut dia hal tersebut layak karena selama ini sasaran peredaran narkoba tertuju pada pengguna usia sekolah. “Kami setuju apabila pelajaran soal antisipasi peredaran dan bahaya narkoba masuk dalam kurikulum sekolah. Dengan begitu, generasi muda akan semakin memahami dan mewaspadai ancaman dan bahaya narkoba. Mari, wujudkan Jateng bebas narkoba,” tegasnya.