BOYOLALI – Di Desa Gombang, Kecamatan Sawit, para petani bersatu padu menggelar “gropyokan tikus” untuk membasmi hama yang merajalela di sawah mereka. Berbekal cangkul, potongan kayu dan bambu, serta jaring, mereka bertekad untuk mengusir hama yang meresahkan ini. Kegiatan ini juga didukung oleh petugas dari Dinas Pertanian Boyolali, Camat Sawit, Pemerintah Desa Gombang dan Manjung, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Bersama-sama, mereka membersihkan gulma dan rumput liar di pematang dan pinggiran sawah, sehingga lubang persembunyian tikus terlihat jelas. Dengan cekatan, petani membongkar lubang-lubang tersebut dan langsung menangkap tikus yang berhamburan keluar. Ada pula tikus yang terperangkap dalam jaring, sehingga memudahkan petani untuk membunuhnya. “Kami sangat mengapresiasi kekompakan petani dan jajaran terkait dalam kegiatan gropyokan tikus ini. Hasilnya, kami berhasil menangkap ratusan ekor tikus,” ujar Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Boyolali, Kristini Boedyarti. Dinas Pertanian Boyolali juga membantu dengan menyediakan umpan beracun dan mercon asap. Untuk lubang yang sulit dibongkar, mercon asap dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup. Tikus yang berada di dalam lubang akan mati karena menghirup asap. Serangan hama tikus terjadi di tiga kecamatan di Boyolali, yaitu Sawit, Nogosari, dan Mojosongo. Di Kecamatan Sawit, serangan terparah terjadi di Desa Gombang, dengan luas lahan yang terserang mencapai 44 hektar. “Beruntung, serangan hama tikus di Nogosari dan Mojosongo sudah berhasil dikendalikan,” kata Kristini. Kegiatan gropyokan tikus diharapkan dapat dilakukan secara rutin untuk mengendalikan serangan hama dan melindungi hasil panen petani. Foto Dok. Joglosemarnews