Jowonews

Resep Ayam Goreng Mentega, Sajian Sahur yang Lezat dan Praktis

Resep Ayam Goreng Mentega, Sajian Sahur yang Lezat dan Praktis

SEMARANG – Bingung mencari menu sahur yang lezat dan praktis? Ayam Goreng Mentega bisa menjadi pilihan yang tepat. Menu ini mudah dibuat dan tidak membutuhkan waktu lama, sehingga cocok untuk disiapkan saat waktu sahur yang terbatas. Resep Ayam Goreng Mentega Bahan-bahan: Cara Membuat Ayam Goreng Mentega Selamat mencoba Resep Ayam Goreng Mentega, sajian sahur yang lezat dan praktis!

Telur Dadar Barendo, Menu Sahur Praktis dan Menggugah Selera

Telur Dadar Barendo, Menu Sahur Praktis dan Menggugah Selera

SEMARANG – Saat sahur, waktu menjadi sangat berharga. Oleh karena itu, dibutuhkan menu masakan yang cepat dan praktis. Salah satu pilihan yang tepat adalah Telur Dadar Barendo. Telur Dadar Barendo merupakan menu yang cocok bagi Anda yang bosan dengan telur goreng biasa. Dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan cara pembuatan yang simpel, Anda dapat menyajikan sajian lezat ini dalam waktu singkat. Resep Telur Dadar Barendo Bahan-bahan: Cara Buat Telur Dadar Barendo Selamat mencoba Telur Dadar Barendo, menu sahur yang praktis dan menggugah selera!

Gropyokan Tikus, Cara Petani Boyolali Basmi Hama yang Merajalela

Gropyokan Tikus

BOYOLALI – Di Desa Gombang, Kecamatan Sawit, para petani bersatu padu menggelar “gropyokan tikus” untuk membasmi hama yang merajalela di sawah mereka. Berbekal cangkul, potongan kayu dan bambu, serta jaring, mereka bertekad untuk mengusir hama yang meresahkan ini. Kegiatan ini juga didukung oleh petugas dari Dinas Pertanian Boyolali, Camat Sawit, Pemerintah Desa Gombang dan Manjung, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Bersama-sama, mereka membersihkan gulma dan rumput liar di pematang dan pinggiran sawah, sehingga lubang persembunyian tikus terlihat jelas. Dengan cekatan, petani membongkar lubang-lubang tersebut dan langsung menangkap tikus yang berhamburan keluar. Ada pula tikus yang terperangkap dalam jaring, sehingga memudahkan petani untuk membunuhnya. “Kami sangat mengapresiasi kekompakan petani dan jajaran terkait dalam kegiatan gropyokan tikus ini. Hasilnya, kami berhasil menangkap ratusan ekor tikus,” ujar Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Boyolali, Kristini Boedyarti. Dinas Pertanian Boyolali juga membantu dengan menyediakan umpan beracun dan mercon asap. Untuk lubang yang sulit dibongkar, mercon asap dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup. Tikus yang berada di dalam lubang akan mati karena menghirup asap. Serangan hama tikus terjadi di tiga kecamatan di Boyolali, yaitu Sawit, Nogosari, dan Mojosongo. Di Kecamatan Sawit, serangan terparah terjadi di Desa Gombang, dengan luas lahan yang terserang mencapai 44 hektar. “Beruntung, serangan hama tikus di Nogosari dan Mojosongo sudah berhasil dikendalikan,” kata Kristini. Kegiatan gropyokan tikus diharapkan dapat dilakukan secara rutin untuk mengendalikan serangan hama dan melindungi hasil panen petani. Foto Dok. Joglosemarnews

Festival Kuliner Solo, Mencicipi Kreasi Kuliner Tradisional yang Menggugah Selera

Festival Kuliner Solo

SURAKARTA – Di Pendapi Gede Balai Kota Surakarta, ribuan pengunjung memadati Festival Kuliner Solo yang legendaris. Acara yang diselenggarakan untuk pertama kalinya ini menyuguhkan beragam kuliner tradisional yang diolah dengan sentuhan kreativitas dan inovasi. “Kami ingin mengangkat kuliner tradisional yang hampir terlupakan, dengan sentuhan modern agar lebih menarik dan optimal,” ujar Ketua penyelenggara acara, Daryono. Salah satu contohnya adalah serabi Solo yang selama ini dikenal sebagai kudapan. Di festival ini, serabi disajikan sebagai makanan pembuka yang dipadukan dengan es krim, atau sebagai makanan pokok dengan tambahan topping. “Kami juga mengkreasikan selat Solo agar lebih kekinian. Tujuannya, agar makanan tradisional ini bisa menjadi makanan khas untuk menjamu tamu-tamu kenegaraan,” imbuh Daryono. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surakarta, Selvi Ananda, turut hadir dan mencicipi berbagai kuliner kreasi yang disajikan. Ia mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh pelaku UMKM kuliner di Solo. “Ada roti dari bekatul yang sangat unik dan tinggi serat. Ini bisa menjadi pilihan sehat bagi masyarakat,” kata Selvi. Festival Kuliner Solo diharapkan dapat menjadi bekal bagi pelaku UMKM untuk mempersiapkan diri menyambut ulang tahun Dekranasda dan PKK yang akan dipusatkan di Solo tahun ini. “Acara ini juga menjadi promosi yang bagus untuk Kota Solo dan penggerak sektor UMKM,” pungkas Selvi. Foto Dok. Antara

Panembangan, Desa Wisata Berbasis Minapadi yang Menginspirasi

Pemdes Panembangan

BANYUMAS – Di kaki Gunung Slamet yang menjulang gagah, Desa Panembangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tengah merintis sebuah desa wisata berbasis kawasan yang unik. Dengan destinasi unggulan berupa eduwisata minapadi, desa ini bertekad untuk memberdayakan masyarakat dan mengangkat potensi lokal. Inisiatif ini berawal dari semangat Pemdes Panembangan yang didukung oleh Kecamatan Cilongok. Terinspirasi dari desa wisata sukses di Malang dan Borobudur, mereka bertekad untuk mengembangkan potensi desanya sendiri. “Kami ingin menjadikan Panembangan sebagai desa wisata yang bersih, nyaman, dan menginspirasi,” ungkap Kepala Desa Panembangan, Untung Sanyoto. Bersama kelompok sadar wisata (pokdarwis), Pemdes Panembangan mengelola eduwisata minapadi yang menjadi daya tarik utama desa. Di sini, pengunjung dapat belajar tentang teknik budidaya padi yang dipadukan dengan ikan. “Kami berharap, dengan adanya desa wisata ini, perekonomian warga bisa meningkat. Kami juga ingin menjadikan Panembangan sebagai destinasi wisata edukasi bagi sekolah-sekolah,” imbuh Untung. Meski masih mengandalkan pendapatan parkir pengunjung, pokdarwis Desa Panembangan tetap bersemangat mengembangkan desa wisata mereka. Mereka telah membangun saung UMKM untuk mendukung pelaku usaha lokal dan memasang papan penunjuk destinasi wisata terintegrasi. “Kami bersyukur atas dukungan dari Universitas Prasetiya Mulya dan Perum LKBN ANTARA. Kolaborasi ini sangat membantu kami dalam mewujudkan impian kami,” kata Ketua Pokdarwis Desa Panembangan, Anto. Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah, Teguh Imam Wibowo, mengapresiasi semangat Pemdes Panembangan dan pokdarwisnya. Ia berharap, desa wisata ini dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain. “Perum LKBN ANTARA akan terus mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata. Kami ingin mengangkat potensi lokal dan menginformasikannya kepada masyarakat luas,” pungkas Teguh. Foto Dok. Antara

Desa Beji di Batang, Pelopor Kebersihan ala Jepang

Desa Beji

BATANG – Di tengah hiruk pikuk permasalahan sampah yang melanda banyak daerah, sebuah desa di Kabupaten Batang justru menorehkan kisah inspiratif. Desa Beji, Kecamatan Tulis, telah berhasil mengadopsi sistem pembuangan sampah ala Jepang, membawa perubahan positif bagi lingkungan mereka. Awalnya, warga Desa Beji, khususnya di RT 1, prihatin melihat sungai di sekitar mereka dipenuhi sampah. Daripada hanya mengeluh, mereka memilih untuk berinisiatif mencari solusi sendiri. Terinspirasi oleh Jepang yang dikenal bersih dan tertib dalam mengelola sampah, mereka pun sepakat untuk menerapkan sistem serupa di desa mereka. “Kami ingin Desa Beji bersih dan nyaman seperti Jepang,” ungkap Kholid Alfarisi, Ketua RT 1 RW 1 Desa Beji. Sistem pembuangan sampah ala Jepang ini mengharuskan warga membuang sampah ke dalam plastik dan mengikatnya rapat. Sampah tersebut kemudian diletakkan di tempat yang telah ditentukan. Selain itu, warga juga memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos oleh pemuda desa. “Dengan sistem ini, kami berharap sampah di Desa Beji bisa berkurang dan bermanfaat. Kami juga ingin menjaga lingkungan kami tetap sehat dan asri,” pungkas Kholid. Inisiatif warga Desa Beji ini patut diacungi jempol. Mereka tidak hanya berhasil mengatasi masalah sampah di lingkungan mereka, tetapi juga menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa. Bukti bahwa perubahan positif bisa dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan bersama-sama.

Lokasi Perjanjian Giyanti, Tempat Pemisahan Surakarta dan Yogyakarta

Lokasi Perjanjian Giyanti, Tempat Pemisahan Surakarta dan Yogyakarta

SEMARANG – Tahukah kamu bahwa Surakarta dan Yogyakarta dulunya merupakan satu kesatuan dalam Kerajaan Mataram? Namun, sejarah mencatat adanya sebuah perjanjian yang membagi kekuasaan Mataram menjadi dua, yaitu Perjanjian Giyanti. Perjanjian Giyanti ditandatangani pada 13 Februari 1755 di Dusun Kerten, Desa Jantiharjo, Karanganyar, Jawa Tengah. Tempat penandatanganan perjanjian yang kini dikenal sebagai Lokasi Perjanjian Giyanti ini masih berdiri hingga sekarang. Perjanjian ini dibuat pada masa berkobarnya Perang Tahta Jawa Ketiga. Kala itu, Sunan Pakubuwana II dianggap bersalah karena mendukung pemberontakan masyarakat Tionghoa melawan penjajah Belanda. Akibatnya, VOC mencaplok wilayah Mataram di pantai utara Jawa dan Madura. Setelah Sunan Pakubuwana II tutup usia, putranya, Sunan Pakubuwana III, naik tahta berkat dukungan Belanda. Adik Sunan Pakubuwana II, Pangeran Mangkubumi, tidak terima dan bergabung dengan Pangeran Sambernyawa untuk memberontak. Untuk mengakhiri perang, Perjanjian Giyanti pun diadakan. Perjanjian ini membagi kekuasaan Mataram menjadi dua: Lokasi Perjanjian Giyanti kini menjadi situs bersejarah yang terbuka untuk umum. Kamu bisa berkunjung ke sana secara gratis dan menikmati suasana rindang di sekitar situs. Jangan lupa perhatikan batu bulat besar yang tertutup akar pohon, karena di sanalah Perjanjian Giyanti ditandatangani.

Semarang Raih Predikat Terbaik Pengelolaan Dana Cukai Rokok

Predikat Terbaik Pengelolaan Dana Cukai Rokok

SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang meraih penghargaan sebagai pengelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) terbaik di Jawa Tengah. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jateng-DIY, Akhmad Rofiq, kepada Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Wali Kota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita mengatakan, penghargaan ini akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk berbagai program. Dana DBHCHT dapat digunakan untuk pelatihan, bantuan langsung tunai (BLT), kegiatan kesejahteraan masyarakat, dan program pembinaan lingkungan sosial. “Termasuk untuk program kesehatan, karena saat ini masalah stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi perhatian pemerintah. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan dana DBHCHT yang diterima Kota Semarang pada tahun 2024 dapat lebih banyak lagi,” ujar Ita. Meski tidak memiliki banyak pabrik rokok besar, Pemkot Semarang berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Ita juga mengajak masyarakat untuk ikut memerangi penyebaran rokok ilegal. “Dengan menekan penyebaran rokok ilegal, pajak cukai yang dihasilkan akan semakin banyak, dan manfaat yang diterima masyarakat juga semakin besar,” katanya. Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jateng-DIY, Akhmad Rofiq, menjelaskan bahwa DBHCHT merupakan amanah Undang-Undang Cukai yang diberikan kepada pemerintah daerah penghasil cukai. Di Jawa Tengah, DBHCHT mengalami kenaikan sebesar tiga persen. “Dana tersebut dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan penegakan hukum,” imbuhnya. Di Kota Semarang, dana DBHCHT digunakan untuk membantu penanganan stunting, pemberian BLT kepada buruh pabrik rokok, dan kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.