Jowonews

Pemerintah Kota Semarang Peduli Lansia dengan Layanan “Daycare”

Pemerintah Kota Semarang Peduli Lansia dengan Layanan “Daycare”

SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang mempersembahkan layanan “daycare” khusus bagi masyarakat lansia, yang dapat diakses melalui Rumah Gizi Pelangi Nusantara di Banyumanik dan Puskesmas Kaligawe. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Dokter Abdul Hakam, mengungkapkan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk memberikan perhatian khusus kepada para lansia dalam lingkungan kota. “Kami memanfaatkan Rumah Pelangi di Banyumanik dan Puskesmas Kaligawe untuk menyelenggarakan ‘daycare’ bagi lansia setiap Senin hingga Jumat. Di Rumah Gizi Pelangi Nusantara, kami dapat melayani sekitar 20 orang lansia, sementara di Puskesmas Kaligawe dapat menerima 10-15 orang. Saat ini, layanan ini telah dimanfaatkan oleh banyak lansia,” ungkap Dokter Abdul Hakam. Meskipun awalnya terdapat rencana untuk membangun perumahan khusus bagi lansia mandiri, namun rencana tersebut memerlukan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu, konsep “daycare” untuk lansia dianggap sebagai solusi yang lebih praktis dan efektif. Menurut Dokter Abdul Hakam, layanan “daycare” ini sebagian besar melayani lansia yang mengalami demensia, sebuah kondisi di mana kemampuan berpikir dan ingatan seseorang mengalami penurunan, biasanya terjadi pada usia di atas 65 tahun. Selain itu, para lansia juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan fisik dan sosial, termasuk latihan motorik, kegiatan pertanian perkotaan, serta pelatihan keterampilan seperti menyulam. “Para lansia juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk tensi, gula darah, dan tuberkulosis (TBC). Kami ingin memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi,” tambahnya. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menegaskan bahwa layanan “daycare” untuk lansia merupakan bagian dari proyek unggulan Kota Semarang pada tahun 2024. Saat ini, terdapat dua lokasi “daycare” yang beroperasi, namun Pemerintah Kota Semarang berharap untuk dapat memperluas layanan ini di masa yang akan datang. Foto Dok. Republika

PSIS Semarang Membuka Peluang dengan Kedatangan Penyerang Afganistan, Fareed Sadat

PSIS Semarang Membuka Peluang dengan Kedatangan Penyerang Afganistan, Fareed Sadat

SEMARANG – Suasana latihan PSIS Semarang terasa tampak berbeda dengan kedatangan pemain depan berbakat asal Afganistan, Fareed Sadat. Dengan tinggi tubuh mencapai 1,85 meter, Fareed terlihat bergabung dengan tim Mahesa Jenar dalam sesi latihan hari ini. Fareed sebelumnya telah mengukir jejaknya sebagai pemain andal di Liga 2 bersama PSKC Cimahi dalam musim terkini. Meskipun hanya tampil dalam delapan pertandingan, Fareed mampu menyumbangkan dua gol dan satu assist bagi timnya. Perjalanan karir Fareed juga telah membawanya berlaga di panggung sepak bola Asia. Sebelumnya, ia telah membela Nakhonsi United di Liga Thailand serta Phnom Penh Crown FC di Liga Kamboja. Dengan kemampuan dan pengalamannya yang telah teruji di beberapa kompetisi, Fareed Sadat diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi PSIS Semarang dalam meraih prestasi di musim yang akan datang.

Kota Semarang Dominasi Paritrana Award 2024 dalam Peningkatan Perlindungan Ketenagakerjaan

Kota Semarang Dominasi Paritrana Award 2024 dalam Peningkatan Perlindungan Ketenagakerjaan

SEMARANG – BPJS Ketenagakerjaan Semarang Pemuda telah memberikan penghargaan kepada enam peraih Paritrana Award 2024, yang menampilkan keberagaman kategori penghargaan, bahkan menghadirkan juara dari Kota Semarang. “Sekitar enam perusahaan telah menerima penghargaan. Untuk kategori pemerintah kabupaten/kota, Kota Semarang berhasil meraih juara pertama. Tidak hanya itu, dalam kategori keuangan, tiga perusahaan dari Kota Semarang berhasil meraih peringkat satu hingga tiga,” ujar Multanti, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda. Upacara penyerahan Paritrana Award 2024 tingkat Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jateng, Sumarno, yang ditemani oleh Kepala Kantor Wilayah Jateng DIY BPJS Ketenagakerjaan Isnavodiar Jatmiko dan Kepala Disnakertrans Jateng, Ahmad Aziz, di Kantor Disnakertrans setempat, Jalan Pahlawan Semarang, pada Rabu (21/2/2024). Keenam peraih Paritrana Award 2024 ini termasuk Pemerintah Kota/Kabupaten: Pemerintah Kota Semarang (juara 1); Perusahaan sektor Jasa Keuangan: BPD Jateng (juara 1), BPR Mandiri Artha Abadi (juara 2), dan Multindo Auto Finance Semarang (juara 3). Selanjutnya, Kategori Perusahaan sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan: Java Agritech (juara 3); Perusahaan Bidang Pendidikan: Yayasan Pangudi Luhur (juara 2); dan Kategori Perusahaan sektor perdagangan dan jasa: Wingtech Technology Indonesia (juara 3). Multanti menjelaskan bahwa keenam peraih Paritrana Award 2024 ini dinilai atas berbagai faktor, termasuk pendaftaran pekerja mereka dalam Program BPJS Ketenagakerjaan, pembayaran iuran tepat waktu, dan pemanfaatan aplikasi Jamsostek Mobile untuk mempermudah proses administrasi. “Mereka juga aktif dalam Program Sertakan, yang memungkinkan pendaftaran peserta bukan penerima upah di sekitar mereka menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan melalui Jamsostek Mobile. Hal ini memperlihatkan komitmen mereka dalam memberikan perlindungan jaminan sosial kepada pekerja,” katanya. Pemkot Semarang berhasil meraih peringkat pertama dalam kategori pemerintah kabupaten/kota, sebagian besar berkat inovasi Gempita (Gunungpati Melindungi Pekerja Untuk Sejahtera). Program ini mencakup optimalisasi peran kecamatan dalam meningkatkan cakupan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan, yang telah memberikan manfaat langsung bagi masyarakat pekerja setempat. Hernowo Budi Luhur, yang mewakili Pemkot Semarang dalam acara tersebut, menyatakan bahwa upaya dan terobosan Pemkot Semarang dalam Program BPJS Ketenagakerjaan telah berhasil melibatkan semua lapisan masyarakat, termasuk ASN, non-ASN, serta masyarakat di tingkat RT dan RW. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyambut baik penghargaan ini sebagai pengakuan atas komitmen Pemkot Semarang untuk memberikan perlindungan kepada pekerja. Dia menyatakan bahwa Pemkot Semarang akan terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di kota tersebut, dengan Program BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu langkah nyata dalam mewujudkan hal tersebut.

Merajut Hubungan dengan Alam, Siswa SAI Depok Menggali Pengetahuan di Geopark Kebumen

Merajut Hubungan dengan Alam, Siswa SAI Depok Menggali Pengetahuan di Geopark Kebumen

KEBUMEN – Sebanyak 55 siswa dari Sekolah Alam Indonesia (SAI) di Depok, Jawa Barat, telah melakukan petualangan belajar yang menarik ke kawasan Geopark Kebumen. Selama empat hari mulai dari Senin hingga Kamis, tanggal 19 hingga 22 Februari 2024, mereka menjelajahi rute dan destinasi menarik di Geopark Kebumen. Para peserta ini adalah siswa kelas 3 Sekolah Dasar (SD) yang berasal dari Sekolah Alam Indonesia (SAI). Mereka tiba dengan kereta api dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dan disambut dengan hangat di Stasiun Kebumen oleh Badan Pengelola Geopark Kebumen dan Milangkori Tour yang akan menjadi panduan mereka selama study tour di Kawasan Geopark Kebumen. Risko Pujiantono, Kepala Sekolah Alam Indonesia Studio Alam Depok Kebumen, menyampaikan bahwa kunjungan study tour SAI ini sudah yang kelima kalinya ke Kebumen. Menurutnya, Geopark Kebumen dipilih sebagai tempat untuk pembelajaran langsung karena merupakan tempat yang ideal untuk belajar tentang alam, termasuk batuan, serta budaya dan keanekaragaman budayanya. “Kami sangat senang dengan apa yang kami pelajari di sini. Kali ini kami akan menghabiskan empat hari, mengunjungi Cagar Alam Geologi Karangsambung, kawasan karst, dan juga Kebumen kota, terutama sekitar Alun-alun Pancasila,” ujarnya. Sementara itu, Sigit Tri Prabowo, General Manager (BP) Geopark Kebumen, menyambut baik kedatangan mereka. Bahkan, Sigit, yang juga pemilik Milangkori Tour, secara pribadi mendampingi peserta untuk mengenalkan beberapa situs Geopark Kebumen dan memandu praktik langsung di lapangan. “Kami menyambut baik kunjungan SAI yang sudah memilih Kebumen sebagai destinasi study tour selama lima tahun berturut-turut. Anak-anak ini bahkan bisa menjalani kegiatan secara mandiri dengan hanya didampingi oleh guru pendamping. Ini kesempatan bagi kita untuk memberikan pendampingan langsung di kawasan Geopark, agar anak-anak ini lebih mengenal potensi dan situs Geopark Kebumen,” jelasnya. Lebih lanjut, Sigit menjelaskan bahwa para peserta SAI diajak untuk menjelajahi lebih dari 5 destinasi dan situs Geopark Kebumen, mulai dari BRIN di Karangsambung, Goa Jatijajar, Pantai Menganti, hingga Alun-alun Pancasila, Eduwista Pertanian Agri Smart, dan mendaki Gunung Parang serta Eksplorasi Kawasan Geopark di Desa Seboro hingga situs batuan purba Batu Rijang. “Para siswa juga diajak untuk berpartisipasi dalam praktik membuat alat musik pukul terbang dari gerabah. Jadi, selain menikmati keindahan alam Kebumen, mereka juga diajak untuk merasakan potensi dan kuliner yang ada di kawasan Geopark Kebumen. Kami memberikan pendidikan mulai dari keragaman hayati, budaya, hingga biologi,” jelas Sigit. Sigit menambahkan bahwa saat ini Geopark Kebumen sedang dalam proses pengajuan ke Global Geopark Unesco. Persiapan sedang digenjot, mulai dari penguatan tim hingga persiapan di beberapa situs yang akan disurvei secara langsung oleh tim Global Geopark Unesco pada pertengahan tahun 2024 ini. “Prioritas utama kami saat ini adalah persiapan menuju UGGN. Kami akan menerima kunjungan langsung dari tim UGGN. Persiapan geosite kami saat ini sudah mencapai 60 persen, dengan total 41 geosite, 10 culturesite, dan 7 biosite yang tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Kebumen,” tambahnya. “Dengan kunjungan ini, Geopark Kebumen terbukti sebagai destinasi wisata pendidikan yang lengkap. Selain kontennya yang kaya, aksesnya juga sangat mudah dibandingkan dengan geopark lainnya,” ujarnya penuh semangat.

Isi Perjanjian Salatiga, Mataram Terbagi Menjadi 3 Wilayah Kekuasaan

Isi Perjanjian Salatiga, Mataram Terbagi Menjadi 3 Wilayah Kekuasaan

SEMARANG – Isi dari dokumen Perjanjian Salatiga yang disepakati pada tahun 1757 menjadi penanda penting bagi perubahan dalam struktur kekuasaan di Mataram. Dahulu, Mataram adalah pusat kekuatan Islam di Jawa, yang mulai berkembang sejak abad ke-16 di bawah kepemimpinan Danang Sutawijaya, yang juga dikenal sebagai Panembahan Senopati. Kerajaan ini pernah menjadi penguasa terkuat di Jawa, merangkul sebagian besar wilayah Pulau Jawa, Madura, bahkan hingga Sukadana di Kalimantan Barat. Namun, perjalanan panjang itu tak lepas dari konflik internal yang meruncing dalam pertarungan merebut tahta. Perseteruan tersebut akhirnya memunculkan pembagian kekuasaan yang signifikan, terutama setelah penandatanganan Perjanjian Salatiga pada tahun 1757. Perjanjian ini memberikan bagian kekuasaan atas wilayah Mangkunegara kepada Raden Mas Said. Langkah ini mengikuti jejak Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang memberikan bagian Yogyakarta kepada Pangeran Mangkubumi sebagai langkah untuk meredakan pemberontakan. Akibat dari perjanjian ini, Mataram pun terbagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yang terpisah, yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Mangkunegara. Setiap wilayah memperoleh status dan wewenang yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Perjanjian Salatiga juga menjadi penanda penting dalam sejarah Raden Mas Said, yang sebelumnya aktif dalam pemberontakan. Penandatanganan perjanjian tersebut mengakhiri perlawanan yang telah berlangsung lama dan mengisyaratkan era baru bagi Mataram. Latar Belakang Perjanjian Salatiga Perjanjian Salatiga menjadi titik balik dalam sejarah pemberontakan yang dilancarkan oleh Raden Mas Said sejak tahun 1742. Raden Mas Said, yang merupakan putra dari Pangeran Arya Mangkunegaran dan cucu dari Amangkurat IV, memulai perlawanan ini sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dialami oleh keluarganya. Pemberontakan ini juga dipicu oleh sikap Pakubuwono II yang cenderung patuh pada VOC dan berlaku sewenang-wenang terhadap bangsawan Mataram. Hal ini menjadi pemicu bagi Raden Mas Said untuk bergerak bersama pasukannya, yang meliputi teman dekatnya seperti Raden Mas Sutowijoyo dan pamannya, Wirodiwongso. Bersama dengan Raden Mas Garendi, yang juga dikenal sebagai Sunan Kuning, Raden Mas Said melakukan serangkaian aksi pemberontakan, bahkan berhasil menjebol tembok benteng Keraton Kartosuro. Keberanian mereka mengkhawatirkan VOC yang saat itu memiliki pengaruh besar di Mataram. Meskipun Pangeran Mangkubumi sempat mencoba meredam pemberontakan Raden Mas Said dengan memenuhi permintaan yang diajukan Pakubuwono II, namun pemberontakan itu terus berlanjut. Bahkan, Raden Mas Said harus menghadapi tiga kekuatan sekaligus, termasuk pasukan Pakubuwono III, Hamengkubuwono I, dan kekuatan VOC. Keberanian Raden Mas Said dalam mempertahankan pemberontakannya bahkan membuatnya diberi julukan ‘Pangeran Sambernyawa’ oleh Nicolaas Hartingh, perwakilan VOC. Setiap pertempuran yang dilakukannya selalu berujung pada kematian bagi musuh-musuhnya. Namun, pada tahun 1756, Pasukan Raden Mas Said akhirnya setuju untuk kembali ke Keraton Surakarta setelah berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata melalui berbagai bujukan. Tanggal 17 Maret 1757 ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Salatiga, yang mengakhiri secara resmi pemberontakan Raden Mas Said. Perjanjian ini, yang melibatkan pihak Pakubuwono III dan Raden Mas Said, menandai akhir dari periode konflik dan pembagian kembali wilayah Mataram. Isi Perjanjian Salatiga Adapun isi Perjanjian Salatiga yang yaitu sebagai berikut: Perjanjian ini pun membatasi Mangkunegaran untuk tidak memiliki otoritas yang sama tinggi dengan Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Gelar Raden Mas Said adalah Kanjeng Gusti Adipati Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara 1 dan berhak secara mutlak berhak memimpin Mangkunegaran. Perjanjian Salatiga menandai runtuhnya Kerajaan Mataram yang terbagi menjadi tiga. Selain itu, perjanjian ini juga berdampak bagi kekuatan VOC, yang semakin memiliki pengaruh besar terhadap kerajaan-kerajaan di Jawa. Belanda mulai ikut campur tangan dalam urusan kerajaan, seperti pengangkatan raja baru dan sebagainya.

Tradisi Dugderan, Tradisi Meriah Penanda Awal Ramadhan di Kota Semarang

Tradisi Dugderan, Tradisi Meriah Penanda Awal Ramadhan di Kota Semarang

SEMARANG – Setiap daerah di Indonesia memiliki cara unik dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Di Kota Semarang, salah satu tradisi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Ramadhan adalah tradisi Dugderan. Namun, apa sebenarnya makna di balik tradisi ini? Tradisi Dugderan tidak sekadar perayaan biasa, tetapi sarat dengan makna dan sejarah yang dalam. Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun yang masih dilestarikan hingga kini, menghubungkan generasi dengan sejarah leluhur mereka. Diperkirakan, asal-usul tradisi Dugderan bermula pada masa kepemimpinan Bupati Kyai Raden Mas Tumenggung Purbaningrat, atau yang dikenal sebagai Bupati Purbaningrat pada tahun 1881. Pada masa itu, muncul perbedaan pendapat dalam masyarakat tentang penentuan awal bulan Ramadhan. Di tengah kondisi tersebut, Indonesia masih berada dalam zaman kolonial Belanda, yang membuat masyarakat Kota Semarang terbagi menjadi empat golongan: pecinan (etnis Tionghoa), pakojan (etnis Arab), kampung Melayu (warga perantauan dari luar Jawa), dan orang Jawa asli. Untuk menyamakan persepsi dalam menentukan awal Ramadhan, pemerintahan Bupati Purbaningrat menetapkan tradisi yang unik. Mereka menabuh bedug di Masjid Agung Kauman dan menyalakan meriam di halaman kabupaten. Kedua bunyi tersebut, bedug dengan bunyi ‘dug dug dug’ dan meriam dengan bunyi ‘der der der’, dibunyikan masing-masing sebanyak tiga kali. Setelah itu, diumumkanlah awal bulan Ramadhan di masjid. Dulu, perayaan Dugderan berpusat di Masjid Agung Semarang atau Masjid Besar Semarang, yang kini dikenal sebagai Masjid Kauman, yang berada di dekat Pasar Johar. Makna dan tujuan dari Dugderan sendiri adalah untuk menyatukan masyarakat dalam menentukan awal bulan Ramadhan, sekaligus memperingati nilai-nilai sejarah dan kebudayaan yang kental dalam kehidupan masyarakat Semarang. Demikianlah, suara meriah Dugderan bukan hanya sebagai penanda awal Ramadhan, tetapi juga sebagai pengingat akan kekayaan budaya dan sejarah yang harus tetap dijaga dan dilestarikan oleh generasi mendatang. Tradisi ini menjadi salah satu cermin dari keberagaman budaya Indonesia yang patut disyukuri dan dijaga.

Arti Mimpi Telanjang Bulat Menurut Primbon Jawa yang Perlu Diketahui

Arti Mimpi Telanjang Bulat Menurut Primbon Jawa yang Perlu Diketahui

SEMARANG – Mimpi seringkali menjadi bahan pembicaraan menarik di kalangan masyarakat, terutama jika mimpi tersebut dianggap memiliki makna atau pertanda tertentu. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah mimpi telanjang bulat. Apakah kamu pernah mengalaminya? Menurut Primbon Jawa, mimpi telanjang bulat seringkali dianggap sebagai pertanda buruk. Mimpi ini bisa membuat seseorang merasa malu karena perbuatan sendiri. Oleh karena itu, Primbon menyarankan untuk lebih berhati-hati dalam bertindak agar tidak membuat diri sendiri merasa malu. Selain itu, ada beberapa tafsir mimpi telanjang bulat lainnya menurut Primbon Jawa Arti Mimpi Telanjang Bulat Menurut Primbon Jawa Mimpi Melihat Seseorang Telanjang Mimpi ini juga dianggap sebagai pertanda buruk dan dapat berhubungan dengan masalah kesehatan. Primbon menyarankan untuk lebih menjaga kesehatan dengan berolahraga dan makan dengan teratur. Mimpi Melihat Wanita Telanjang Mimpi ini dianggap sebagai pertanda kurang baik terutama terkait dengan masalah finansial. Primbon menyarankan untuk segera mencari profesi yang lebih baik. Melihat Anak-anak Telanjang Mimpi ini dianggap sebagai pertanda baik yang menandakan akan adanya kebahagiaan dalam waktu dekat. Mimpi Telanjang di Depan Banyak Orang Mimpi ini dapat diartikan sebagai kejadian yang membuat perasaan malu. Ada suatu peristiwa yang membuat merasa malu, mungkin terkait dengan terbukanya sebuah aib. Mimpi Melihat Saudara atau Keluarga Telanjang Mimpi ini juga dianggap sebagai pertanda kurang baik, menandakan bahwa keluarga merasa malu. Mimpi Melihat Perempuan Telanjang Mimpi ini diartikan sebagai tanda untuk berhati-hati terutama terkait dengan pekerjaan saat ini. Ada kemungkinan untuk mencoba pekerjaan lain. Mimpi Melihat Aurat Sendiri Saat Telanjang Pertanda buruk yang menandakan adanya kesulitan, terutama dalam pekerjaan atau urusan lainnya yang tidak jelas arahnya. Mimpi Melihat Diri Sendiri Telanjang Mimpi ini menandakan adanya kelemahan dalam diri sendiri yang sudah diketahui oleh musuh. Ini bisa membuat seseorang merasa tertekan. Mimpi Telanjang Sambil Jalan-jalan Mimpi ini seringkali dikaitkan dengan kesulitan yang dihadapi, namun bisa diatasi dengan berpikir positif dan yakin dapat menyelesaikannya. Mimpi seringkali dianggap sebagai jendela ke dalam alam bawah sadar dan dapat memberikan petunjuk atau pesan tertentu bagi yang mengalaminya. Meskipun begitu, penafsiran mimpi sebaiknya tidak dijadikan patokan utuh tentang kejadian di masa mendatang. Yang penting adalah mengambil hikmah dari setiap pengalaman, baik dalam mimpi maupun dalam kehidupan nyata.

Menurut Primbon, Pemilik Weton Ini Diyakini Menjadi Pria Idaman Wanita

Menurut Primbon, Pemilik Weton Ini Diyakini Menjadi Pria Idaman Wanita

SEMARANG – Dalam budaya Jawa, terdapat keyakinan yang mendalam terkait ramalan dan perhitungan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk karakter dan sifat pria yang dianggap sebagai idaman wanita. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah weton, gabungan hari lahir dan pasaran Jawa, yang diyakini dapat meramalkan sifat seseorang. Berikut adalah tujuh weton pria yang dianggap memiliki sifat setia dan penyayang keluarga menurut Primbon Jawa, seperti yang dilansir dari Channel Youtube, Naura Komputer. Senin Wage Pria yang lahir pada Senin Wage dikenal memiliki kesetiaan yang kuat, meskipun rentan tersinggung. Mereka mampu menjaga komitmen dalam hubungan meski dihadapkan pada godaan. Minggu Pon Pria dengan weton Minggu Pon dianggap sangat setia dan fokus pada keluarga. Mereka jarang tergoda oleh hal-hal di luar hubungan mereka dan teguh pada komitmen. Minggu Kliwon Karakteristik pria yang lahir pada Minggu Kliwon adalah selalu siap mengalah demi keharmonisan rumah tangga. Mereka seringkali meminta maaf, menjaga kedamaian, dan menunjukkan kesetiaan. Senin Kliwon Pria ini dikenal sebagai penyayang dan romantis. Mereka mampu merawat pasangan dengan baik dan memiliki keahlian dalam mengelola keuangan. Senin Pahing Kesetiaan adalah ciri khas pria yang lahir pada Senin Pahing. Mereka fokus pada hubungan dan jarang tergoda oleh godaan lain, namun bisa berbahaya jika dikhianati. Minggu Legi Meski cenderung cuek, pria dengan weton Minggu Legi sangat perhatian pada pasangan. Mereka mungkin terlihat tak terlalu ambil pusing, namun sangat setia dalam hubungan. Minggu Pahing Pria yang lahir pada Minggu Pahing cenderung hemat dan pandai mengelola keuangan. Mereka menggunakan pendapatan untuk kebahagiaan pasangan dan termasuk dalam tipe pria yang sangat setia. Keyakinan ini tidak hanya memperlihatkan warisan budaya leluhur, tetapi juga memberikan pandangan tentang bagaimana seseorang diharapkan dalam sebuah hubungan. Dengan pemahaman ini, diharapkan dapat membantu para wanita dalam memilih pasangan yang sesuai dengan keinginan dan harapan mereka.