Jowonews

Ukara Tanduk dalam Bahasa Jawa dan Beberapa Contohnya

Ukara Tanduk dalam Bahasa Jawa dan Beberapa Contohnya

SALATIGA – Dalam bahasa Jawa, kalimat juga disebut sebagai ukara. Ada berbagai jenis ukara dalam bahasa Jawa, salah satunya adalah ukara tanduk. Ukara tanduk dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kalimat aktif di mana dalam kalimat tersebut harus terdapat subjek yang sedang melakukan suatu pekerjaan. Dalam bahasa Jawa, ukara tanduk termasuk dalam pramasastra Jawa. Pramasastra Jawa merupakan ilmu yang mempelajari tentang penulisan, aksara, ejaan atau bacaan Jawa, serta tata bahasa dan kalimat dalam bahasa Jawa. Lalu, apa itu ukara tanduk dan bagaimana contoh kalimatnya? Simak penjelasannya di bawah ini. Pengertian Ukara Tanduk Ukara tanduk merujuk pada kalimat di mana subjeknya bertindak sebagai pelaku atau aktor. Kalimat ini mengandung predikat kata kerja aktif rensitif maupun kriya tanduk yang transitif, yang biasanya mendapatkan awalan anuswara (n-, m-, ng-, ny-). Subjek dalam ukara tanduk umumnya melakukan suatu pekerjaan, dan arah kata kerjanya bersifat maju. Ukara tanduk juga dikenal sebagai kalimat aktif karena subjeknya terlibat dalam suatu pekerjaan, yang mencerminkan suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan subjek terhadap objek. Ukara tanduk memiliki fungsi untuk menjelaskan aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Jenis-Jenis Ukara Tanduk Berdasarkan buku “Piwulang Basa Jawi” (2022) karya Heru Subrata, ukara tanduk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu ukara tanduk mawa lesan, ukara tanduk tanpa lesan, dan ukara tanduk mawa lesan dan gagenep. Berikut penjelasannya: 1. Ukara Tanduk Mawa Lesan Ukara tanduk mawa lesan diartikan sebagai kalimat aktif transitif. Hal tersebut memiliki maksud bahwa ukara tanduk mawa lesan merupakan kalimat aktif yang memiliki sebuah objek: 2. Ukara Tanduk Tanpa Lesan Ukara tanduk tanpa lesan merupakan kalimat aktif intransitif. Ukara tanduk jenis ini merupakan kalimat aktif yang tidak memiliki objek: 3. Ukara Tanduk Mawa Lesan dan Gagenep Ukara tanduk mawa lesan dan geganep memiliki ciri-ciri, yaitu wasesanya terbentuk dari imbuhan gabungan ater-ater anuswara dan panambang-i utawa panambang -ake. Contoh ukara tanduk mawa lesan dan geganep seperti berikut: Bapak maringi adhik sanguIbu nggorengake masku iwak Ciri-Ciri Ukara Tanduk Terdapat beberapa ciri yang membedakan ukara tanduk dengan ukara yang lain: Contoh Ukara Tanduk

Awal Mula Sebutah Little Netherland Kota Lama Semarang

Awal Mula Sebutah Little Netherland Kota Lama Semarang

SEMARANG – Sebuah perjalanan ke Semarang tak lengkap tanpa merasakan pesonanya di Kota Lama Semarang. Terletak di pusat kota, kawasan ini bukan hanya destinasi wisata biasa, melainkan suatu cagar budaya yang menjadi favorit bagi para pelancong, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Tak hanya menawarkan beragam tempat wisata menarik, Kota Lama Semarang memiliki daya tarik khusus yang membuatnya unik. Salah satunya terletak pada sebutan populer yang melekat padanya, yaitu ‘Little Netherland.’ Asal Sebutan Little Netherland Kota Lama Semarang Ternyata, sebutan ‘Little Netherland’ untuk Kota Lama Semarang tidak diberikan begitu saja. Menurut laman resmi Badan Otorita Borobudur, kawasan Kota Lama Semarang memamerkan bangunan-bangunan yang memikat dengan gaya arsitektur klasik zaman dulu. Di sini, kita dapat menemukan sejumlah bangunan yang mencirikan arsitektur Eropa pada abad ke-18. Bangunan-bangunan tersebut menjadi saksi bisu akan jejak sejarah masa kolonial Belanda yang menghiasi kawasan ini. Selain itu, kanal-kanal air yang dibangun oleh pemerintah kolonial juga menyusuri kawasan ini, menambah daya tarik Kota Lama Semarang. Dengan lanskap yang menghadirkan nuansa kuno, sebutan ‘Little Netherland’ juga terinspirasi dari bentuk geografisnya. Dilansir melalui laman resmi Wonderful Indonesia, Kota Lama Semarang menampilkan karakteristik seperti kota yang terpisah dari sekitarnya. Hal ini memberikan kesan bahwa kawasan ini seakan menjadi sebuah kota kecil tersendiri, membenarkan julukan ‘Little Netherland’ yang melekat padanya. Gedung Oudetrap dan Hubungannya Dengan Jalur Rempah Indonesia Pada era kolonial Belanda, Kota Lama Semarang menjadi pusat aktivitas jual-beli dan sekaligus bagian dari sistem pertahanan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Salah satu landmark yang tak terlewatkan di Kota Lama Semarang adalah Gedung Oudetrap. Meskipun kini difungsikan sebagai gedung teater dan tempat berbagai pertunjukan, Gedung Oudetrap memiliki sejarah yang erat dengan jalur rempah di Indonesia, seperti yang terungkap melalui laman resmi Kemdikbud RI. Dibangun pada tahun 1834, Gedung Oudetrap awalnya merupakan gudang gambir yang dimanfaatkan oleh VOC. Gambir, jenis rempah tertentu, kala itu menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, digunakan baik sebagai campuran obat maupun dalam penyajian sirih. Sebagai peninggalan bersejarah, gedung ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Lama Semarang selama berabad-abad.

Menapak Jejak Kartini, Koleksi Unik Museum RA Kartini yang Menceritakan Sejarah dan Perjuangan

Menapak Jejak Kartini, Koleksi Unik Museum RA Kartini yang Menceritakan Sejarah dan Perjuangan

JEPARA – Ruang kerja RA Kartini di Museum RA Kartini, Jepara, menyimpan sejumlah benda bersejarah dan kisah tentang perjuangannya membela hak kaum wanita. Ruang kerja Raden Ajeng Kartini berada di pintu masuk museum. Di dalamnya ada satu set meja dan kursi tamu. Lalu ada kotak surat, anyaman sulam, dan mesin jahit kuno milik putri Bupati Jepara, Mas Adipati Ario Sosroningrat, itu. Juga terdapat lukisan Kartini karya seniman Jepara, Waluyo Hadi. Petugas pemandu museum, Abdul Latif mengatakan semasa hidupnya, RA Kartini banyak menulis surat yang dikirim ke Belanda. Salah satunya kepada Rosa Abendanon. “Walaupun di sini ada meja kursi, ini sudah replika. Dulunya RA Kartini kalau surat menyurat itu di kamar beliau yang ada di Pendapa Kabupaten Jepara,” kata Latif dikutip dari detikJateng. Latif lalu memperlihatkan replika seperti kotak surat. Menurutnya, kotak surat itu untuk menyimpan surat Kartini sebelum dikirim ke teman-temannya. Namun kotak surat itu hanya replika yang menjadi koleksi di museum. “Ini contoh replika, ini ada kotak surat yang mana saat beliau menulis atau mengirim surat kepada sahabat, kepada temannya, dulu disimpan seperti ini. Kotak surat ini bagian dari koleksi Museum Kartini Jepara,”ujar Latif. Selain itu, terdapat juga kotak anyaman sulam milik Kartini dan mesin jahit kuno yang masih asli. Latif menjelaskan bahwa Kartini memiliki keterampilan menjahit dan menyulam. “Ada kotak anyaman sulam, replika juga. Yang masih asli ada mesin jahit kuno, ini masih menggunakan tangan, peninggalan RA Kartini, yang mana beliau memiliki keterampilan menjahit,” terang dia. Latif juga menyoroti keberagaman bakat Kartini seperti kemampuan membatik, melukis, dan menggambar, yang dapat dilihat melalui koleksi di museum. Museum ini juga menyimpan lukisan wajah RA Kartini karya Waluyo Hadi, yang dibuat pada tahun 1977. “Lukisan di museum ini dilukis dari gambar, dibuat tahun 1977 setelah museum diresmikan. Melibatkan seniman asli Jepara, Pak Waluyo Hadi, dan kemudian dilukis kembali tahun 2010 oleh pelukis yang sama,” ungkap Latif. Total koleksi di Museum RA Kartini mencapai 700 item, dengan fokus tidak hanya pada RA Kartini, tetapi juga mencakup berbagai elemen sejarah dan seni. “Ada 700 koleksi di museum, tidak hanya tentang RA Kartini saja. Untuk koleksi tentang RA Kartini kebanyakan berupa foto-foto, dengan sekitar 100 koleksi terkait R.A Kartini,” pungkas Latif.

Sate Srepeh Rembang, Cita Rasa Pedas Gurih yang Menggugah Selera

Sate Srepeh Rembang, Cita Rasa Pedas Gurih yang Menggugah Selera

REMBANG – Bagi para yang gemar menjelajahi kekayaan kuliner, Jawa Tengah memang surganya. Selain sate blengong asli Brebes dan sate ambal khas Kebumen, di Rembang terdapat sate srepeh yang juga mencuri perhatian para penikmat kuliner. Berbeda dengan sate pada umumnya, sate srepeh ini terbuat dari daging ayam kampung. Tapi, yang bikin penasaran adalah bumbu yang meresap dalam setiap potongannya. Sekilas Tentang Sate Srepeh Sate Srepeh merupakan hidangan khas yang bukan hanya sekadar makanan, tapi juga bagian dari warisan kuliner yang telah melintasi generasi di wilayah ini. Berpadu dengan bumbu kacang yang merah menyala, Sate Srepeh membawa cita rasa pedas gurih yang membuatnya menjadi favorit tak hanya di sekitar Desa Sumberejo, tapi juga di seluruh Rembang. Keistimewaan Sate Srepeh tidak hanya terletak pada daging ayam yang lembut. Bumbu kacang yang melapisi setiap tusuk sate menawarkan pengalaman tak terlupakan, seperti mencicipi rahasia bumbu kacang pada tahu campur yang terkenal di daerah ini. Penjualnya mengambil dua nasi yang dibungkus daun jati, lalu dibuka menjadi nasi yang berbentuk kotak seperti lontong. Nasi tersebut kemudian diguyur dengan kuah lodeh. Uniknya, sate ini tidak hanya menggunakan daging ayam, jeroan pun turut disajikan. Pembeli bebas memilih antara sate daging atau jeroan. Satu porsi sate srepeh terdiri dari sepuluh tusuk sate, lima di antaranya berisi jeroan dan sisanya daging ayam. Sate Srepeh Warung Bu Slamet Di kawasan Rembang, Warung Bu Slamet dikenal sebagai salah satu destinasi kuliner yang terkenal dengan sajian Sate Srepeh. Warung ini terkenal karena kekonsistenannya. Bagaimana tidak, meski ramai, penjual hanya menyiapkan 500 tusuk sate setiap hari dan 1.000 tusuk pada hari libur. Bu Slamet, pemiliknya, mulai beraktivitas pukul 03.00 WIB. Ia memulai aktivitasnya dengan menyiapkan bumbu dan daging ayam secara telaten.

Alakathak, Pesona Kuliner Khas Sukoharjo yang Hanya Ada Saat Kliwon dan Pon

Alakathak, Pesona Kuliner Khas Sukoharjo yang Hanya Ada Saat Kliwon dan Pon

SUKOHARJO – Siapa yang tahu kuliner alakathak? Mungkin sebagian besar dari kita belum pernah mendengar nama makanan yang satu ini. Namun, alakathak, kuliner khas Sukoharjo, ternyata menyimpan kelezatan yang mampu menggoda selera. Tak seperti makanan populer lainnya, alakathak hanya muncul di pasar pada hari-hari tertentu, yaitu setiap Kliwon dan Pon di Pasar Tawangkuno, Sukoharjo. Ini membuat para penikmat kuliner harus bersabar menanti momen spesial untuk menikmati hidangan yang satu ini. Dari informasi yang dirangkum dari Nuansa Persada dan Makanan Khas Jawa Tengah, alakathak merupakan sajian istimewa dari Kecamatan Weru, Sukoharjo. Meskipun belum begitu terkenal di telinga banyak orang, alakathak telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner masyarakat setempat. Keistimewaan alakathak tidak hanya terletak pada rasa lezatnya, melainkan juga pada proses pembuatannya yang melibatkan sentuhan tradisional. Tempe olahan dari koro benguk, mie dari tepung kanji, semuanya melalui tahapan rumit yang membuatnya begitu unik. Proses dimulai dengan merebus koro benguk hingga matang, kemudian merendamnya selama beberapa hari. Benguk kemudian dikukus, dihaluskan, dan dibungkus dengan daun jati atau daun pisang. Semua langkah ini tetap menggunakan metode tradisional, memberikan sentuhan khas yang sulit ditemui di hidangan lain. Mie pendamping alakathak juga memiliki cerita tersendiri. Dibuat dari tepung kanji yang dicampur dengan air mendidih, kemudian dipipihkan dan direbus hingga mengapung. Tekstur kenyal mie ini menambahkan kesan istimewa saat disantap bersama alakathak. Tak heran, meski hanya dijual pada hari-hari pasaran tertentu, banyak orang yang rela datang dari jauh untuk mencicipi kuliner khas Sukoharjo ini. Harga yang terjangkau, mulai dari Rp500, membuat alakathak semakin menarik bagi para pecinta kuliner lokal. Jadi, jika kamu berkesempatan berkunjung ke Sukoharjo, pastikan untuk tidak melewatkan kesempatan emas menikmati kelezatan alakathak. Sebuah pengalaman kuliner yang sulit untuk dilupakan!

Sejarah Stasiun Tuntang, Tempat Syuting Gadis Kretek

Sejarah Stasiun Tuntang, Tempat Syuting Gadis Kretek

SEMARANG – Film ‘Gadis Kretek’ telah menjadi sorotan para pecinta film, tak hanya karena jalan ceritanya yang memikat, tetapi juga karena proses di balik layar yang terus membangkitkan rasa penasaran penggemar. Dilakukan sebagian besar di Jawa Tengah, film ini mengambil beberapa adegan di lokasi menarik, termasuk Stasiun Tuntang di Kabupaten Semarang. Stasiun ini menjadi latar belakang untuk adegan terakhir antara Mas Raja dan Jeng Yah. Dalam adegan tersebut, Mas Raja mengucapkan kalimat menggoda, “Temui saya di stasiun minggu depan, saya akan pulang.” Sepenggal kalimat yang diucapkan Mas Raja pada Jeng Yah dalam film ‘Gadis Kretek’. Lokasi-lokasi seperti Stasiun Tuntang memberikan nuansa autentik dan memikat, menambah keindahan visual film ini. Keputusan untuk memilih lokasi syuting yang unik di Jawa Tengah juga memberikan sentuhan khusus pada film ini. Stasiun Tuntang Didirikan oleh NIS Stasiun Tuntang, yang didirikan oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), berdiri kokoh sejak tahun 1871 dan diresmikan pada 21 Mei 1873. Stasiun kecil ini membanggakan gaya arsitektur “Chalet NIS,” yang umumnya digunakan pada rancangan stasiun-stasiun pada awal abad ke-20. Meskipun ukurannya terbilang kecil, Stasiun Tuntang memiliki peran vital dalam bidang pengangkutan produk perkebunan. Stasiun ini melayani pengiriman berbagai hasil perkebunan, termasuk karet, gula, kopi, dan coklat yang diangkut menuju Ambarawa. Selain fungsi kereta api, Stasiun Tuntang juga pernah menjadi tempat transit untuk layanan bus milik NIS dengan trayek Stasiun Tuntang-Kota Salatiga. Pada tahun 1921, layanan bus tersebut akhirnya diakuisisi oleh perusahaan otobus swasta, Eerste Salatigasche Transport Onderneming (ESTO). Sempat Mangkrak dan Kembali Beroperasi sebagai Jalur Wisata Pada tanggal 1 Juni 1970, Stasiun Tuntang mengalami masa nonaktif dan hanya dijadikan sebagai museum. Keputusan ini diambil karena Stasiun Tuntang dianggap tidak lagi bersaing dengan moda transportasi lain dan kendaraan pribadi. Stasiun ini sempat mencoba melayani kereta wisata Ambarawa-Tuntang, namun upaya tersebut tidak berlangsung lama karena adanya kerusakan pada rel. Akibatnya, layanan kereta wisata ke Tuntang dihentikan dan jalur tersebut pun mangkrak. Setelah 32 tahun lamanya tidak aktif, Stasiun Tuntang akhirnya dibuka kembali sebagai jalur wisata pada tahun 2002 setelah mengalami proses renovasi. Awalnya, stasiun ini hanya mampu melayani lori Ambarawa-Tuntang. Namun, sejak tahun 2009 ketika menjalani renovasi lebih lanjut, stasiun ini kembali melayani kereta uap wisata. Saat ini, para pengunjung dapat menikmati keindahan Stasiun Tuntang dengan menaiki kereta uap wisata yang ditarik oleh lokomotif diesel vintage, membawa pengunjung dalam perjalanan yang menghadirkan nostalgia dan pesona dari era kereta api yang klasik.

Arti Mimpi Tersedak, Cerminan Masalah Yang Sedang Dihadapi

Arti Mimpi Tersedak

Mengalami tersedak, bahkan dalam mimpi, bisa menjadi pengalaman yang menakutkan, meskipun hanya sebatas tersedak oleh air liur. Arti mimpi tersedak seringkali menjadi cerminan dari masalah sehari-hari yang sedang dihadapi. Namun, perlu diingat meski hanya mimpi, namun hal ini bisa memiliki implikasi serius. Mimpi tentang tersedak dapat menciptakan perasaan tidak mampu bernafas, bahkan menyebabkan kita terbangun dengan hati berdebar-debar. Maknanya? Ternyata, dapat diartikan sebagai pertanda bahwa kita sedang menghadapi masalah serius, dan kita berharap ada seseorang yang dapat membantu kita melaluinya. Namun, seperti mimpi pada umumnya, tafsiran ini bersifat subjektif. Salah satunya adalah perasaan putus asa dan keinginan untuk menemukan solusi. Meski begitu, pesan yang muncul adalah bahwa ada jalan keluar jika kita bersedia meminta bantuan atau melakukan perubahan dalam hidup kita. Lebih jauh, mimpi tentang tersedak bisa menjadi isyarat bahwa kita akan dihadapkan pada pilihan hidup yang memerlukan keberanian untuk diambil. Jika tidak, risikonya adalah menekan emosi kita, menciptakan rasa marah dan penyesalan yang terpendam. Selain itu, tersedak dalam mimpi juga bisa menjadi simbol ketidakmampuan untuk menikmati kehidupan dengan sepenuh hati. Mungkin, ini adalah panggilan untuk melepaskan diri dari rutinitas yang monoton dan mengeksplorasi hal-hal baru yang membuat hidup lebih berwarna. Dalam mimpi yang mungkin terasa begitu nyata, mungkin ada pesan-pesan penting yang ingin disampaikan oleh batin kita. Arti Mimpi Tersededak Berikut beberapa arti mimpi tersedak yang dirangkum dari berbagai sumber: Ketidakmampuan Mengekspresikan Emosi: Mimpi sebagai Panggilan untuk Refleksi Diri Tersedak dalam mimpi seringkali dianggap sebagai kebalikan dari situasi kehidupan nyata di mana seseorang tersedak karena terombang-ambing oleh perasaan yang kuat. Hal ini menyiratkan kekurangan perasaan atau ketidakmampuan untuk merasakan dan mengekspresikan emosi. Ketidakmampuan untuk menunjukkan emosi bisa terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap perasaan tertentu atau sebagai cara menghindari konfrontasi dengan perasaan yang mungkin sulit dihadapi. Misalnya, kurangnya ekspresi emosi dapat menjadi respons terhadap gejolak emosional dalam diri sendiri atau lingkungan sekitar. Ini juga dapat dipicu oleh mekanisme pertahanan diri atau dampak dari pengalaman traumatis pada masa kecil. Namun, konsekuensi dari kurangnya ekspresi emosi ini dapat menciptakan kesalahpahaman dalam hubungan. Orang-orang terdekat mungkin merasa tidak dihargai atau dihormati karena kesulitan memahami perasaan Anda. Mimpi ini bisa menjadi panggilan untuk lebih memahami dan menggali lebih dalam emosi yang mungkin terpendam. Mencoba memahami dan meresapi perasaan sendiri dapat membuka pintu untuk hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Mengurai Beban Hati dan Membebaskan Diri dari Dendam Mengalami mimpi tersedak seringkali menjadi metafora dari perasaan permusuhan atau ketidakpuasan terhadap seseorang atau suatu situasi. Mungkin, saat ini, ada individu di sekitar Anda yang secara konsisten menjadi sumber frustrasi karena pandangannya, tindakan yang kurang bijaksana, atau rasa cemburu yang terus-menerus terasa. Sebagai hasilnya, pikiran dan perasaan negatif terhadap orang ini menciptakan gangguan pada ketenangan bawah sadar Anda. Mimpi ini dapat diartikan sebagai peringatan agar tidak membiarkan kebencian yang terpendam tumbuh menjadi sesuatu yang sangat besar terhadap siapa pun. Pesan yang disampaikan mimpi ini adalah untuk mengalihkan fokus dari perasaan negatif tersebut dan lebih berorientasi pada kehidupan Anda sendiri. Ini mengingatkan bahwa kebahagiaan pribadi lebih penting daripada terjerat dalam perasaan dendam terhadap orang lain. Dengan begitu, mimpi ini bisa menjadi panggilan untuk membebaskan diri dari beban hati dan menemukan kedamaian dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Petunjuk Tersembunyi untuk Mengatasi Ketakutan Ekspresi Diri Takut untuk mengekspresikan diri adalah salah satu aspek penafsiran mimpi tersedak, menyoroti ketidakmampuan dalam merangkul emosi dan merinci signifikansinya dalam kehidupan. Meski mirip dengan penjelasan sebelumnya, dalam kasus ini, ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri timbul karena ketakutan terhadap pandangan dan penilaian orang lain. Contohnya, mungkin Anda merasa perlu menyembunyikan aspek kepribadian Anda untuk memuaskan orang lain atau memenuhi harapan sosial yang ada. Namun, pesan dari mimpi ini adalah peringatan untuk mengingat bahwa potensi sejati Anda sebagai manusia tidak akan tercapai jika Anda terus-menerus menyembunyikan diri di balik topeng yang diciptakan. Mimpi tersedak dalam konteks ini mencoba memberikan dorongan untuk menghentikan kebiasaan menutupi diri dan mulai mencintai diri sendiri. Ini adalah panggilan untuk melepaskan ketakutan akan penilaian orang lain dan menemukan keberanian untuk bersinar dengan kepribadian asli. Mimpi Tersedak Sebagai Cermin Kekhawatiran dan Keterlambatan Mengalami mimpi tersedak, di mana Anda tidak dapat menelan atau mengeluarkan sesuatu, dapat menjadi pertanda bahwa saat ini Anda dihadapkan pada tugas untuk membuat keputusan, namun Anda merasa kesulitan untuk melakukannya. Mungkin Anda berada di persimpangan jalan, terjebak antara dua pilihan, dan kesulitan untuk menentukan mana yang lebih baik bagi Anda. Keputusan yang harus diambil tampaknya memakan waktu, dan risikonya adalah kehilangan peluang berharga. Namun, mimpi ini juga mencerminkan kemungkinan ketidakmampuan dalam mengambil keputusan dengan cepat, mungkin karena kekhawatiran akan pendapat orang lain. Ada rasa takut bahwa keputusan yang Anda ambil mungkin merugikan atau mengecewakan orang lain. Pesan dari mimpi ini adalah untuk menjadi lebih tegas dalam menghadapi keputusan dan untuk mengikuti kata hati Anda. Keberanian untuk mengambil keputusan, meskipun sulit, adalah kunci untuk menghindari kehilangan peluang dan meraih arah hidup yang diinginkan. Isyarat Tersembunyi Dari Beban Hidup yang Menumpuk Tersedak dalam mimpi bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang merasa tertekan dan kewalahan dalam kehidupan nyata. Mimpi ini mencerminkan perasaan terbatas oleh suatu situasi atau orang tertentu, serta ketidakmampuan untuk membuat pilihan atau langkah apapun dalam kondisi tersebut. Ini menjadi simbol dari keadaan atau pola pikir yang terasa tanpa harapan, di mana melanjutkan mungkin menjadi tantangan yang besar. Stres yang muncul bisa berasal dari ketidakpastian terkait keberhasilan proyek atau hubungan yang sedang dihadapi. Dengan demikian, mimpi ini seolah menjadi sinyal untuk memberikan diri Anda waktu untuk menjernihkan pikiran sebelum melibatkan diri dalam kewajiban dan membuat keputusan berat. Menyusun strategi untuk mengatasi rasa tertekan dan menangani ketidakpastian dapat membantu Anda melangkah maju dengan lebih mantap. Penyesalan dan Membuka Jalan untuk Awal Baru Mengalami mimpi tersedak dapat mencerminkan penyesalan terhadap keyakinan, ide, dan kebiasaan lama yang pernah Anda miliki. Mungkin di masa lalu, Anda menyadari tindakan atau pilihan yang menyebabkan penyesalan, membawa Anda ke dalam lingkungan negatif atau menciptakan perasaan yang tidak diinginkan. Namun, alih-alih menjauh dari elemen-elemen ini, mimpi ini menunjukkan bahwa Anda mungkin merasa terjebak dalam situasi tersebut karena beberapa gerakan yang keliru. Atau, mungkin Anda tengah mencari awal baru, usaha baru dalam karier, atau ingin mencoba hal baru yang orisinal dan … Baca Selengkapnya

Soto Sangka Banyumas, Kelezatan yang Telah Melegenda Sejak Zaman Kolonial Belanda

Soto Sangka Banyumas, Kelezatan yang Telah Melegenda Sejak Zaman Kolonial Belanda

BANYUMAS – Di tengah predikatnya sebagai kota lama atau kota tua, Kecamatan Banyumas memiliki kuliner legendaris yang telah menggoda lidah sejak zaman penjajahan Belanda. Soto Sangka Banyumas, soto ayam yang hanya ada di Banyumas, tepatnya terletak di Desa Kedunguter, Kecamatan Banyumas. Melihat dari luar, warung ini terlihat sederhana, hanya berupa bangunan dari papan dengan ukuran tidak lebih dari 6 x 4 meter. Begitu masuk ke dalam warung, mata disambut oleh gerobak mini dengan panci besar berisi kuah soto yang sedap. Di sana, seorang perempuan tengah baya dengan penuh semangat sibuk meracik beragam sayuran dalam beberapa mangkuk kecil. “Pernah ada yang menambahkan kepala ayam atau rempela ati, dan kami sajikan dalam mangkuk yang berbeda-beda,” tutur Sumarni, sang pemilik warung. Kuliner soto ini terdiri dari ketupat yang dipotong kecil, disajikan dengan taburan kecambah, soun, dan daun bawang, kemudian diberi sentuhan terakhir berupa taburan bawang goreng yang melimpah, setelah potongan ayam kampung memenuhi mangkuk. Sumarni dengan ramah menyiramkan kuah soto dan menyuguhkannya kepada para pelanggan. Untuk melengkapi hidangan soto, warung ini menyediakan kerupuk gratis di setiap meja. Ada dua hingga tiga toples besar berisi kerupuk dan mireng di setiap meja, memungkinkan pelanggan untuk mengambil sebanyak yang mereka inginkan. Setelah melayani pelanggan, Sumarni berbagi cerita bahwa dia mewarisi usaha dari ayahnya, yang juga meneruskan dari kakek buyutnya. Sampai saat ini, warung soto turun temurun ini masih setia dengan resep warisan dari kakek buyutnya, dengan memasak kuah soto menggunakan tungku dan kayu bakar, tanpa bahan penyedap. Keunikan inilah yang membuat Soto Sangka selalu dicari oleh para pelanggan setianya. Harga satu porsi soto ayam kampung di warung ini sangat terjangkau, hanya Rp 17.000, dan jika ditambah dengan kepala atau rempela ati, harganya bertambah Rp 7.000 untuk potongan ayam kampung tambahan. Warung soto ini buka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. “Meskipun ada beberapa yang menawarkan pembukaan cabang, sesuai pesan ayah saya, saya memilih untuk tidak menerima tawaran tersebut. Biarlah Soto Sangka tetap menjadi kebanggaan kota lama Banyumas saja,” tutur Sumarni. Di tengah keberagaman kuliner yang terus bermunculan, Soto Sangka Banyumas berhasil mempertahankan pelanggan setianya berkat resep warisan yang dijunjung tinggi.