Kawista Emji Cilacap, Simfoni Wisata Edukasi di Tengah Sawah
CILACAP – Kabupaten Cilacap kini memiliki destinasi menawan dengan kehadiran Kawista Emji, tempat wisata baru yang menawarkan pengalaman memukau menikmati senja. Terletak di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Kawista Emji tidak hanya memanjakan mata dengan panorama persawahan, tetapi juga menawarkan pendekatan edukasi yang membuatnya menjadi pilihan ideal untuk berwisata keluarga. Bagi warga Kabupaten Cilacap, kunjungan ke Kawista Emji menjadi sebuah pengalaman yang sayang untuk dilewatkan. Selain kesempatan menikmati keindahan alam persawahan, kawasan wisata ini juga menawarkan beragam spot selfie yang memikat hati, memberikan alternatif menarik bagi mereka yang telah bosan dengan keindahan pantai dan gunung. Bustanul Arifin, Kepala Desa Mernek, berbagi cerita tentang perjalanan pengembangan Kawista Emji. Menurutnya, ide untuk mengubah sebagian besar wilayah Mernek yang didominasi pertanian menjadi destinasi wisata berbasis edukasi bermula dari kebutuhan untuk memberdayakan wilayah tersebut. “Ide awalnya karena sebagian besar wilayah Mernek adalah pertanian. Jadi kita buatlah wisata berbasis edukasi. Hal ini dilakukan agar wilayah kita bisa lebih bermanfaat. Selain belajar pertanian, wisatawan juga bisa menikmati keindahan alam,” papar Arifin. Meskipun telah dibangun sejak tahun 2019, Kawista Emji sempat ditutup ketika pandemi COVID-19 melanda. Namun, kini, tempat wisata tersebut dibuka kembali dengan konsep dan fasilitas yang lebih baik, termasuk renovasi menggunakan jalan setapak beton yang lebih tahan lama. Berbeda dengan banyak tempat wisata lain, Kawista Emji memberikan pengalaman tanpa biaya tiket masuk. Warga dan pengunjung dapat menikmati fasilitas yang disediakan tanpa dipungut biaya tiket masuk, sebagai upaya untuk mendorong pengembangan ekonomi masyarakat melalui UMKM setempat. “Kalau masuk saja itu gratis. Tidak ada tiket masuk. Pendapatan yang kita inginkan dari UMKM. Yang ada di dalam kawista potensi besarnya adalah lahan pertanian. Kita juga ada lapak UMKM, silahkan warga Mernek untuk jualan. Ada juga hidroponik untuk membangkitkan wanita tani yang ada di desa kami,” terang Arifin. Meski begitu, bagi rombongan atau pelajar sekolah dasar yang ingin merasakan pengalaman berwisata edukasi khusus, Kawista Emji menawarkan paket kids farm ceria dengan tarif yang sangat terjangkau, mulai dari Rp20.000 hingga Rp30.000 per orang. Dengan luas lahan 0,4 hektare, Kawista Emji juga menawarkan pemandangan senja yang memukau. Wisatawan dapat menemukan lahan pertanian melon, peternakan kambing, dan green house untuk tanaman hidroponik. Selain itu, terdapat beberapa spot selfie yang cantik, serta tempat santai berupa gazebo untuk menikmati keindahan sore. Sebagai destinasi yang mengedepankan edukasi, Kawista Emji merangkul konsep recycle dengan memanfaatkan potensi lahan persawahan di Desa Mernek yang memiliki total luas lahan 290 hektar, dengan 190 hektar di antaranya adalah lahan pertanian. “Kita punya tim khusus untuk menerima tamu itu. Sekaligus ada penyajian khusus. Sehingga ada nominal yang beda mulai 20 ribu mulai Snack ringan sampai 30 ribu dengan makan berat,” lanjut Arifin. Kunjungan ke Kawista Emji, bukan hanya sekadar berwisata, melainkan sebuah perjalanan edukasi dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, hingga proses panen. Dalam setahun, petani di Desa Mernek bahkan bisa panen hingga tiga kali, menghasilkan padi dengan kualitas maksimal. Dalam kesan dan cerita Asti Rahayu, seorang wisatawan kelas 5 SDN 2 Mernek, kunjungan ke Kawista Emji adalah sebuah pengalaman yang menggembirakan. “Di sini bisa bermain. Terus bisa belajar tentang pertanian. Jadi tahu proses penanaman sampai panen. Kita juga tahu beras yang selama ini kita makan berasal dari mana,” ungkap Asti Rahayu.