Jowonews

Pansus RTRW Kaji Berkurangnya Kawasan Hutan di Jateng

Pansus DPRD Jateng

JAKARTA – Pembahasan Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Pansus DPRD Jateng, Kamis (6/7/2023), menyambangi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta. Pada kunjungan itu, pansus diterima Direktorat Rencana Penggunaan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. Diskusi rapat dipimpin oleh M Saleh (Wakil Ketua Pansus RTRW Jateng) dan diterima oleh Yana Juhana selaku Kasubdit Rencana Kehutanan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan Dirjen Planologi dan beserta tim. Dalam pertemuan itu, Saleh mengungkapkan secara spesifik dengan KLHK perihal kondisi hutan di Jateng. Dari data menyebutkan luas wilayah hutan di Jawa Tengah hanya 18% dari kondisi ideal 30%.   “Upaya Pansus ke sini untuk memastikan pengembangan tata ruang untuk pembangunan ke depan sesuai dengan rencana pengembangan kehutanan,” kata Ketua Komisi A itu. Yana mengungkapkan, berdasarkan Permen ATR /BPN No 11/ 2021 Pasal 13 wajib dalam penyusunan Perda RTRW terlebih dulu harus menyusun dokumen KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis ).  Dokumen KLHS untuk RTRW provinsi mencakup perencanaan wilayah darat dan perairan pesisir. Dalam diskusi, Saleh ikut menambahkan kondisi hutan saat ini cukup banyak digunakan untuk budi daya masyarakat sebagai sumber-sumber ekonomi. Karena pengelolaan hutan bukan bagian dari pemda, fasilitasi sarana prasarana untuk masyarakat tidak bisa dilaksanakan. Merespons hal tersebut, Yana menyarakan Pansus RTRW untuk dapat berdiskusi dengan Balai Jaringan di Jateng-DI Yogyakarta perihal reformasi agraria. (Adv)

Anjungan Jateng di TMII Perlu Digarap Serius

Anjungan Jateng

JAKARTA – Komisi C DPRD Jateng cukup bangga karena anjungan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sudah dapat dipergunakan sebagai kegiatan kebudayaan dan kesenian. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Komisi C Sriyanto Saputro saat memimpin rombongan menyambangi Anjungan Provinsi Jawa Tengah di TMII, Kamis (6/7/2023). Dalam pantauan tersebut, Sriyanto menilai kegiatan tersebut merupakan hal positif untuk dapat melestarikan kebudayaan daerah, khususnya Jawa Tengah. Kemudian juga dapat memberikan pendapatan asli daerah. “Kebetulan Komisi C melaksanakan pantauan ke Badan Penghubung pada saat hari libur sekolah. Terbukti masih banyak antusias warga, apalagi terlihat Anjungan Jateng dipakai untuk latihan menari, hal ini sudah cukup bagus,” katanya. Sementara itu, dihadapan Komisi C, Kepala Badan Penghubung Jateng Sarido Maksudi memaparkan perkembangan dan pelaksanaan realisasi pendapatan sampai dengan Juni 2023. “Untuk PAD terget murni senilai Rp 1,1 miliar, dengan realisasi mencapai 25,06 % terdiri dari pemakaian kekayaan daerah senilai Rp 354 miliar dan tempat penginapan atau Wisma senilai Rp 756 miliar. Dengan realisasi keduanya 8,57% dan 26,71%,” katanya. Dengan kondisi tersebut, Sarido menjelaskan pihaknya belum terlalu optimal dalam mengoptimalkan PAD. Hal tersebut karena beberapa kendala yang di hadapi Badan Penghubung. “Banyak persaingan untuk hotel low budget, perlunya perbaikan sarana dan prasarana Wisma Jateng, adanya larangan dari pengelola pusat untuk penyewaan wisma dan pemberlakuan akses masuk. Selanjutnya kami mohon arahan dari Bapak-Ibu Komisi C,” ungkapnya. Menanggapi hal tersebut, wakil Ketua Komisi C Sriyanto Saputro menilai hal tersebut akan menjadi kajian dan berkonsultasi untuk dapat menemukan solusi dalam proses pengelolaan anjungan setiap daerah. “Beberapa kendala yang disampaikan akan menjadi kajian kami, dan apabila perlu kami akan berkoordinasi ke Pusat dalam hal ini PT. TWC, sehingga hal-hal yang memberatkan dapat dicarikan solusi bersama,” tutupnya. (Adv)

KOMISI E: Dorong Tenaga Kerja Kompetitif dan Kompeten

Tenaga Kerja Kompetitif

BATAM – Tingkat kompetensi dan keahlian khusus bagi para pekerja di perusahan-perusahan besar ternama menjadi tolak ukur perekrutan karena sesuai dengan tingkat penghasilan yang diterima. Kota Batam menjadi magnet bagi para jobseeker disebabkan upah yang cukup tinggi dan beberapa fasilitas yang disediakan mulai dari dormitory juga akses mudah bila ingin menghabiskan waktu ke negara tetangga, Singapura. Terlebih iklim pekerja atau buruh pabrik kondusif, terbukti minim adanya kegiatan demo buruh hal ini dikarenakan adanya komunikasi baik antara Dinas Tenaga Kerja Batam dengan para serikat buruh hingga pemilik perusahaan terbilang baik. Hal tersebut menjadi perbincangan hangat Komisi E DPRD Jawa Tengah dengan jajaran Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kota Batam, di Kantor Sekretariat Daerah Kota Batam, Rabu, (5/7/2023). Ketua Komisi E Abdul Hamid menilai keterampilan dasar (basic skill) dan sertifikasi sangat diperlukan sebagai fondasi agar bisa masuk dalam kriteria yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan berbasis di kota Batam. “Perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Batam, dalam merekrut para pekerja mempunyai standar khusus dan juga keahlian mumpuni. Hal ini juga berkaitan dengan iklim kerja perusahaan di Kota Batam yang kondusif selain menawarkan upah cukup tinggi dan disertai fasilitas kesejahteraan pekerja yang sangat baik. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan kualitas calon pekerjanya, lewat pembibitan di sekolah kejuruan dengan sertifikasi baik dan pelatihan-pelatihan khusus di balai-balai pelatihan yang ada di Jawa Tengah,” terang legislator PKB itu. Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudi Sakyakirti mengutarakan pengelolaan perusahaan-perusahaan di Kota Batam bekerjasama dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam sehingga dari sektor industrial dan tata kota berjalan seiringan. Selain itu dalam penataan ketenagakerjaan di Kota Batam juga tertuang dalam perda yang mengatur pengendalian penduduk dan pengembangan sektor sumber daya manusia sehingga menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing. “Pertumbuhan berbagai perusahaan besar di Kota Batam juga tidak lepas dari sinergi antara pemerintah kota dengan BP Batam setiap tahun beriringan dalam pembangunan sektor industri dan tata kota, lewat pengembangan kawasan industri terpadu lengkap dengan fasilitas dormitory. Dalam menekan antisipasi demo buruh, setiap bulan diadakan audiensi antara serikat buruh, pekerja dan pemilik perusahan agar terjalin komunikasi win-win solution antara kedua pihak walaupun kewenangan pada pemerintah provinsi. Perda pengendalian penduduk juga sangat mempengaruhi kualitas pekerja, karena hanya yang memiliki potensi mumpuni bisa bekerja dan menetap di Kota Batam,” kata dia. Jateng Ikut Kontribusi Tentunya, kondisi tersebut juga menarik minat kalangan dewan salah satunya Tazkiyatul Muthmainnah atau akrab disapa Iin. Ia menilai, kondusivitas para pekerja ditunjang dengan infrastruktur yang mumpuni dan nyaman terlihat Kota Batam saat ini 24 jam tidak pernah tidur. Selain itu perlindungan pekerja perempuan menjadi faktor utama dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni. “Melihat iklim kerja yang kondusif tentunya hal tersebut didorong dengan situasi tata kota yang nyaman, dengan ditunjang fasilitas infrastruktur yang baik bisa mendorong para pencari kerja untuk mengadu nasib di Kota Batam karena banyak benefit yang mereka terima. Terlebih, para pekerja perempuan mendapatkan kenyamanan dan tambahan fasilitas yang lebih baik” terang dia. Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng Ahmad Aziz menuturkan setiap tahunnya sekolah kejuruan di Jateng mengirim sedikit banyak 2000 tenaga bekerja di Batam dengan seleksi ketat. “Hampir setiap tahun, Jateng berkontribusi mengirim 2.000 tenaga kerja diambil dari sekolah kejuruan di tingkat SMK untuk bekerja di perusahaan besar di Batam dengan seleksi ketat lewat perjanjian kontrak setiap 2 tahun. Untuk itu, dapat memacu kawasan industri di Jateng juga mengambil langkah serupa dengan membuat syarat kompetensi khusus bisa menarik minat pekerja dari luar juga,” jelas dia. (Adv)

Bank Jateng Dituntut Bisa Penetrasi Pangsa Pasar Jakarta

Bank Jateng

JAKARTA – Bank Jateng Cabang Jakarta berupaya meningkatkan pencapaian dan kinerja melalui promosi perkreditan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan pemasaran lainnya. Pimpinan Cabang Jakarta Agus Indriatno mengakui cukup optimis dalam pencapaian target tersebut. “Sampai sekarang di Jakarta sudah ada progress yang cukup baik dalam proses kinerja dan pencapaian. Secara total pendapatan pada bulan Juni 2023 terhadap anggaran sebesar 326,83%, realisasi total biaya terhadap anggaran sebesar 106,11%, dan pencapaian laba mencapai 230,44%,” katanya saat berdiskusi bersama jajaran Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah, Rabu (5/7/2023), membahas perkembangan dan pengelolaan Bank Jateng tersebut. Data dari Bank Jateng Cabang Jakarta menyebutkan, kinerja kredit konsumtif pada Juni 2023 senilai Rp 173,2 miliar mengalami pencapaian 77,14% dengan pertumbuhan tahun per tahun (YoY) 85,49%. Sementara untuk kredit produktif, senilai Rp 2.074,8 miliar dengan capaian angka  Rp 1.915,96 miliar atau 92,34% dengan pertumbuhan tahun per tahun (YoY) mencapai 106,97%. “Dengan nilai tersebut, tentunya kami harus optimis, perkembangan dan pengelolaan keuangan Cabang Jakarta ini sudah cukup baik. Namun dalam proses penyaluran kredit masih ada beberapa kendala, kami mohon arahan dan bimbingan dari Bapak-Ibu Jajaran Komisi C,” ungkapnya. Mendengar hal tersebut, Wakil Ketua Komisi C Sriyanto Saputro berharap Bank Jateng Cabang Jakarta untuk dapat mempertahankan performanya. Ia juga meminta untuk tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian supaya tidak menimbulkan permasalahan pada sisi kredit. “Setelah paparan tadi kami memberikan apresiasi, namun perlu diingatkan dalam proses penyaluran kredit, prinsip kehati-hatian perlu ditingkatkan, supaya tidak menimbulkan permasalahan pada sisi kreditnya,” harapnya. Anggota Komisi C lainnya, Nurul Hidayah menambahkan dalam proses penyaluran kredit maupun promosi produk, perlu adanya kreativitas Bank, untuk dapat menarik minat masyarakat sekitar, sehingga Nasabah dan DPK bisa terus ditingkatkan. Sementara itu, Anggota Komisi C Nur Khabsyin menilai Bank Jateng Cabang Jakarta perlu d dorong karena adanya piutang. Ia menilai piutang tersebut tetap harus dikejar, “Meskipun sudah ingkrah, tetap harus kita kejar melalui jalur perdata dan sebagainya, karena itu nantinya juga aset kita.” Menanggapi hal tersebut, Agus Indriatno mengatakan kendala mengenai piutang sudah ditindak lanjuti melalui proses hukum, kemudian dalam proses pemasaran akan berkoordinasi dengan instansi maupun lembaga serta mengadakan event atau festival. “Soal piutang, nasabah yang gagal bayar, kita dorong untuk dilakukan penyitaan asset proses lelang, sedangkan untuk perkembangan nasabah kami tahunan selalu mengadakan event atau festival dengan syarat membuka rekening Bank Jateng,” tutupnya. (Adv)

DIALOG PROAKTIF: Perlunya Pemerataan Pembangunan di Pedesaan Magelang

Pemerataan Pembangunan

MUNGKID –  Wajah Endrianingsih langsung berseri bahagia saat melihat jalan di Dusun Bugel, Desa Tampirkulon, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, begitu mulus. Sebelumnya kondisi jalan yang menghubungkan dua desa itu sangat tidak nyaman dilewati. “Semula jalan ini masih tanah dengan dilapisi bebatuan. Alhamdulillah melalui aspirasi yang dibawa Ibu Endrianingsih bisa mulus,” ucap Kepala Desa Tampirkulon, Poniman saat mendampingi Endrianingsih saat menjadi narasumber dalam program Dialog Proaktif DPRD Jawa Tengah, Minggu (2/7/2023). Endri-sapaan akrabnya bersyukur upaya memperjuangkan aspirasi masyarakat membuahkan hasil. Bagi anggota Komisi E DPRD Jateng itu, jalan di Desa Tampirkulon bisa dilalui secara nyaman oleh warga. Dengan demikian bisa meningkatkan mobilitas warga terutama untuk menaikkan perekonomian. “Pengaspalan jalan ini baru sepanjang 290 meter. Ke depan kita bisa menambah panjang jalan lagi untuk bisa diaspal,” ucapnya.     Baginya, Desa Tampirkulon sudah seperti kampung sendiri. Dirinya sudah berkomitmen untuk membantu merealisasikan keinginan warga. Tak hanya infrastruktur saja, sejumlah kelompok kesenian serta usaha kecil rumahan turut dibinanya. Sebagai wakil rakyat, tentunya dukungan serta sokongan politik sangat perlu.   Masih di Tampirkulon, Endri kemudian turut memperlihatkan pengelolaan sebuah mata air. Kini, di tempat itu sudah diperbaiki. Namanya Tuk Putri. Mata air itu memiliki debit yang besar sekitar 200 liter per detik mampu menyuplai air baku di kawasan Borobudur. “Rencana kedepan untuk di jadikan tempat wisata. namum masih tekedala terhadap tanah yang masih di miliki oleh warga,” ucap Endri. Tercatat ada 14 desa yang memanfaatkan aliran dari Tuk Putri. “Saya sebagai anggota dewan sangat bersyukur karan alam kita masih asri memproduksi air yang jernih sekali, di musim kemarau pun warga tidak merasa kekeringan. nah saya sering kali berdiskusi kepada perangkat desa. apa yang harus di kembangkan di aliran jernih seperti ini. apa yang di butuh kan warga jadi saya bisa mengusung aspirasi warga untuk kesejahteraan warga,” terangnya. Selanjutnya, Endri mendatangi Desa Gejayan. Dalam kunjungan itu dia turut didampingi anggota DPRD Kabupaten Magelang Tri Wahyuningsih. Warga pun berharap kepada anggota DPRD bisa merealisasikan aspirasi yakni memiliki ambulans. Masih berkutat di Candimulyo, Endrianingsih menyempatkan diri datang ke kompleks Candi Ngawen. Di tempat itu, dia ditemui Iswanto dari Balai Pelestarian dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Dalam penuturannya Candi Ngawen yang cukup dikenal dengan keunikan berupa candi ukiran singa yang semua masih orisinil. “Tidak hanya Candi Mendut dan Borobudur, masih banyak candi-candi di Kabupaten Magelang perlu kita lestarikan dan populerkan supaya masyarakat luas tahu banyak candi di Magelang ini. Di penghujung acara, endri mengajak ke salah satu masjid tua yang berada di Desa Ngawen dengan kayu bangunan yang berumur tua. Namanya Masjid Panembahan Santri. (Adv)

Bedug Pendowo Purworejo, Penuh Sejarah dan Diklaim Terbesar di Dunia

Bedug Pendowo Purworejo, Penuh Sejarah dan Diklaim Terbesar di Dunia

Bedug Pendowo Purworejo merupakan bedug kuno yang menyimpan sejarah cukup panjang. Bedug yang diklaim terbesar di dunia ini pada dulunya biasa digunakan sebagai panggilan salat. Bedug tersebut berada di serambi Masjid Agung Darul Muttaqin, yang tepat berada di samping Alun-alun Purworejo. Pada zaman dahulu ketika Perang Diponegoro (1825-1830) berakhir, Pemerintah Hindia Belanda mengangkat pemimpin dari kalangan pribumi untuk memimpin wilayah Tanah Bagelen yang saat ini dikenal sebagai Kabupaten Purworejo. Sejarah Bedug Pendowo Saat itu, kata Katobi, Kanjeng Raden Tumenggung Tjokronegoro diutus dengan dukungan Patih Raden Tjokrojoyo untuk bertindak sebagai penguasa pertama Purworejo. Tak lama kemudian, Tjokronegor I juga membangun Masjid Agung Darul Muttaqin pada tahun 1830 Masehi. Setelah masjid selesai dibangun, penguasa mulai berpikir untuk membangun alat tanda datangnya shalat, maka dibuatlah bedug raksasa pada tahun 1834 Masehi. Pada masa itu penguasa membuat lomba atau sayembara untuk melihat siapa yang bisa membuat bedug dan membawanya ke masjid. Akhirnya atas arahan menantu Patih Tjokrojoyo, Muhammad Irsyadin, dibuatkan bedug dari pohon jati besar yang kokoh. Proses produksi bedug dilakukan di Dusun Pendowo, Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Masjid Raya Darul Muttaqin yang terletak di sebelah barat Alun-alun Kota Purworejo. Diketahui bahwa bedug tersebut terdiri dari pohon jati tua yang berumur ratusan tahun dan memiliki lima cabang. Karena itulah disebut Bedug Pendowo, diambil dari nama boneka lima sosok Pandowo Limo. Setelah selesai, bedug diangkut melewati jalan yang terjal dan sulit dengan menggunakan tali dan batang kayu sebagai roda pengangkut. Untuk menghibur dan menyemangati para pekerja yang mengangkut bedug raksasa tersebut, terdapat hiburan berupa tarian tayub di setiap perhentian. Setelah melewati tujuh pilar, bedug akhirnya sampai di Masjid Agung. Bedug Terbesar di Dunia Dengan panjang rata-rata 292 cm, diameter depan 194 cm, dan diameter belakang 180 cm, bedug ini dianggap yang terbesar di dunia. Mengenai keliling bagian depan, panjang bedug ini adalah 601 cm dan keliling bagian belakang adalah 564 cm. Bagian depan dan belakang bedug ditutup dengan kulit sapi tua. Kemudian kulit yang menempel dipaku yang terbuat dari kayu. Jumlah paku depan 120 dan jumlah paku belakang 98. Untuk menjaga keawetan bedug yang berada di sisi selatan masjid tersebut, maka bedug hanya ditabuh setiap hari Jumat dan pada hari-hari besar keagamaan, termasuk Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. Sebagai gantinya, sebuah bedug kecil yang terletak di serambi utara masjid ditabuh saat adzan salat lima waktu tiba.

Sultan Trenggono, Raja Demak yang Berhasil Menghancurkan Portugis

Sultan Trenggono, Raja Demak yang Berhasil Menghancurkan Portugis

Sultan Trenggono ialah salah satu pemimpin Kerajaan Demak yang berhasil membawa Demak ke masa kejayaan. Sultan Trenggono mempunyai beberapa pencapaian, sampai berhasil melumpuhkan Portugis karena kecerdikan taktiknya. Kerajaan Demak ialah kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan pada tahun 1478 M. Pada awal pemerintahannya, Kerajaan Demak telah dipimpin oleh Raden Patah lalu digantikan oleh Adipati Unus. Kemudian, pada tahun 1521 M Sultan Trenggono resmi diangkat menjadi pemimpin Demak. Dicatat dari buku berjudul ‘Sejarah SMA/MA Kls XI-IPS’ karya Ignas Kingkin Teja dan Tim, serta dari skripsi berjudul ‘Kepemimpinan Sultan Trenggana Di Kerajaan Demak 1521-1546 M Ditinjau dengan Konsep Kepemimpinan Jawa Hasta Brata’ yang disusun oleh Nurul Afifah dari Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Di bawah ini biografi Sultan Trenggono yang terperinci dengan pencapaian dan kisah keberhasilannya melumpuhkan Portugis. Biografi Sultan Trenggono Sultan Trenggono merupakan raja ketiga Kerajaan Demak. Ia adalah cucu dari Sunan Ampel atau Bong Swi Hoo atau Raden Rahmad dan juga anak dari Raden Patah dari istri pertamanya bernama Ratu Asyikah. Sultan Trenggono dilahirkan pada tahun 1483 M. Selain nama Trenggono, ia memiliki julukan lain, seperti Tung Ka Lo, Ki Mas Palembang, Pate Rodin Junior, dan Molana Trenggono. Ketika masih muda, Sultan Trenggono pernah menjabat sebagai jaksa dalam hukum Islam. Setelah menikah, ia memiliki enam anak, dua putra dan empat putri. Ia mendidik kedua putranya dalam strategi perang, sementara keempat putrinya ia menikahkan dengan para pewaris takhta raja. Sultan Trenggono naik tahta sebagai penguasa Kerajaan Demak pada usia 38 tahun menggantikan Adipati Unus. Ia memimpin selama 25 tahun dari tahun 1521-1546 M. Kepemimpinan Sultan Trenggono adalah masa keemasan Kerajaan Demak. Perjuangan Sultan Trenggono Prestasi yang telah dicapai Sultan Trenggono adalah berhasil mengislamkan hampir seluruh Pulau Jawa, memperluas wilayah kekuasaan, memperluas wilayah perdagangan dengan menaklukkan pelabuhan-pelabuhan perdagangan dan berhasil mengusir bangsa Portugis dari bumi Nusantara. Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono, Wali Songo juga berperan aktif untuk Kerajaan Demak. Wali Songo turut membantu dan memperlancar jalannya pemerintahan. Wali Songo menjabat sebagai penasihat para raja dan penyebar agama Islam. Selama menjadi penguasa di Kerajaan Demak, Sultan Trenggono telah menerapkan beberapa kebijakan. Dalam bidang politik, Sultan Trenggono menetapkan untuk melawan bangsa Portugis dan menjalankan hukum negara Islam. Dalam bidang militer, ia bekerja sama dengan wilayah-wilayah yang dikuasainya untuk melakukan ekspedisi bersama. Selain itu, ia juga mengadakan sayembara bagi rakyatnya yang ingin menjadi tentara Demak. Dalam bidang keagamaan, ia bersama Wali Songo melakukan penyebaran agama Islam ke seluruh Pulau Jawa. Sultan Trenggono memberikan kebebasan kepada Wali Songo untuk menyebarkan agama Islam.Dalam bidang perdagangan, ia memanfaatkan wilayah-wilayah yang strategis sebagai pelabuhan. Keberhasilan Menaklukkan Portugis Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Portugis berniat mendirikan benteng dan kantor di Sunda Kelapa. Pada tahun 1522 Sultan Trenggono mengirimkan pasukan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah untuk menaklukkan Sunda Kelapa dan mengusir Portugis. Serangan tersebut berhasil menghancurkan Portugis. Setelah Sunda Kelapa berhasil dikuasai, namanya diganti menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan. Setelah jatuhnya Sunda Kelapa ke kekuasaan Demak, selanjutnya Sultan Trenggono berusaha memperluas wilayahnya ke timur. Maka beberapa wilayah pun ditundukkan. Ketika penyerbuan sampai di wilayah Pasuruan, Sultan Trenggono meninggal dalam pertempuran pada tahun 1546. Setelah Sultan Trenggono tiada, Kerajaan Demak menjadi kacau karena terjadi perang saudara. Pertentangan terjadi di antara keluarga raja antara Pangeran Prawoto dengan Arya Penangsang. Pertentangan berakhir setelah Arya Penangsang tewas dalam pertempuran melawan Pangeran Hadiwijaya. Akhirnya Kerajaan Demak dipindahkan ke pedalaman yang berpusat di Pajang, dekat Kartasura. Nah, itulah informasi mengenai biografi Sultan Trenggono, sosok Raja Demak yang berhasil menghancurkan Portugis. Semoga bermanfaat, Lur!