Jowonews

BUDI PEKERTI PENENTU JATI DIRI

Oleh: Erna Listyaningsih

Masa sekarang banyak dijumpai budi pekerti bangsa Indonesia yang mulai memudar bahkan pada peserta didik. Dapat dilihat pada kasus yang sering bermunculan seperti tidak hormat pada orangtua maupun guru, berkata kasar dengan orang yang lebih tua, sopan santun mulai hilang dan bahkan melakukan penyiksaan seperti bullying, tawuran ataupun kekerasan kepada orang yang lebih tua. Sebagai seorang guru tentunya perlu menanamkan sikap budi pekerti kepada peserta didik terutama untuk guru SD. Meskipun tidak terdapat pembelajara khusus tentang budi pekerti, namun terdapat beberapa mata pembelajaran yang mennyisipkan tentang budi pekerti. Namun hal tersebut kurang berdampak pada siswa karena instansi sekolah lebih berfokus pada akademik dibandingkan dengan budi ppekerti peserta didiknya. Hal ini yang menjadikan budi pekerti peserta didik rendah.

Data-Dari hasil observasi yang diperoleh peserta didik sering berkata kasar bahkan hingga melakukan bullying pada temannya sendiri. Peserta didik melakukan hal tersebut karena dampak dari lingkungan rumah tanpa ada pengawasan dari orangtuanya. Namun mayoritas peserta didik mempunyai budi pekerti yang baik seperti menolong teman, hormat kepada orangtua dan guru dan sebagainya.

Berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, budi pekerti atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti diartikan sebagai perpaduan antara kognitif dan afektif sehingga menciptakan psikomotor. Keluarga menjadi tempat utama pendidikan sosial dan karakter bagi anak. Namun sekolah juga bertanggungjawab dalam menanamkan budi pekerti yang baik kepada anak. Untuk itu dalam kurikulum merdeka ditetapkan profil pelajar pancasila berdasarkan pemikiran ki hajar dewantara sebagai pembentukan karakter.    Menanamkan budi pekerti dapat dijadikan pembiasaan dalam kegiatan di sekolah, seperti melakukan kerja bakti sebagai pembentukan gotong royong, melakukan 5S baik kepada guru maupun teman sebagai pembentukan akhlak mulia, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran serta memberikan pembiasaan sholat dhuha sebagai pembentukan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghargai sesama teman dan budaya seperti melakukan gelar karya sebagai pembentukan berkhebinekaan global, mengerjakan tugas dengan jujur tanpa menyontek teman namun dapat pendampingan dari guru apabila mengalami kesulian sebagai pembentukan sikap mandiri, guru membebaskan peserta didik dalam pembuatan berbagai macam karya dengan kelompok maupun individu sebagai pembentukan kreatif serta berpendapat dalam kelompok dan menghargai pendapat sebagai pembentukan berpikir kritis.

Kurikulum merdeka berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang memperhatikan budi pekerti sebagai bagian dari pendidikan, perlunya seorang guru untuk mengembangkan budi pekerti peserta didik sebagai kekuatan diri dalam mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial. Sebagai seorang pendidik, menciptakan output peserta didik dengan budi pekerti yang baik akan dibawanya hingga masa depan kelak. Sehingga pendidik berperan penting untuk meminimalisir kasus-kasus yang terjadi seperti pembulian dan kekerasan.

Budi pekerti sangat penting untuk diajarkan kepada peserta didik agar peserta didik tidak terjerumus ke dalam hal yang merugikan dirinya sendiri. Budi pekerti ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk diajarkan dalam membentuk generasi bangsa yang hormat, jujur dan bertanggungjawab pada masa depan bangsa untuk kedepannya.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait