KARANGANYAR – Di Karanganyar sekarang ini banyak bermunculan desa wisata. Seperti di Desa Dawung, kini ada agrowisata dinamakan Kembang Desa Dawung dengan menawarkan taman bunga dan kebun buah. Saat ini pihak BUMDes setempat tengah membangun beberapa spot seperti kolam renang serta waterboom supaya pengunjung bisa berlama-lama di tempat itu. Tak hanya itu juga ada wisata petik anggur.
Pada Selasa (1/11/2022), Komisi B mendatangi objek wisata tersebut. Mereka mengitari kawasan itu, bahkan melihat-lihat aneka bunga. Ketua Komisi B Sumanto menyatakan, pengembangan objek wisata harus direncanakan secara matang. Harus ada nilai jual yang ditawarkan termasuk ada yang membedakaan dengan objek wisata lainnya.
“Desa wisata adalah barometer pendapatan desa, maka perlu proses panjang setiap pengembangan dan inovasi untuk menarik pengunjung lebih banyak. Terlebih, di Kabupaten Karanganyar sendiri sudah banyak desa wisata muncul dan jika menerapkan konsep serupa maka cukup sulit mendatangkan wisatawan. Harus ada pembelajaran lebih perinci, keunikan setiap desa mulai dari kondisi geografis alam hingga produk pertanian bisa diolah lebih baik,” jelas legislator asal PDI P.
Kepala Desa Dawung, Suyandi mengatakan, konsep awal agrowisata Kembang Desa bermula pemanfaatan lahan kosong. Seiring berjalan waktu, terus mencoba menerapkan inovasi pembangunan fasilitas dengan tujuan menarik wisatawan lebih luas dan banyak. BUMDes diharapkan nantinya bisa menjadi penyumbang dana pendapatan desa lebih meningkat setiap tahunnya.
“Agrowisata Kembang Desa Dawung dibangun diatas tanah bengkok, pemanfaatan aset milik desa dikembangkan dengan konsep wisata bunga celosia dan taman buah petik. Seiring berjalanya waktu, fasilitas tempat swafoto dan kolam renang waterboom juga dibangun, diharapkan bisa meningkatan pendapatan serta menarik wisatawan. Namun, belum bisa mendatangkan pendapatan sesuai yang diharapkan,” kata dia.
Ada Inovasi
Anggota Komisi B Mukafi lebih mememinta harga tiket masuk sebaiknya lebih terjangkau. Secara keseluruhan fasilitas di agrowisata dibuat cukup menarik dan tidak terkesan copy-paste desa wisata lainnya.
“Jika tiket masuk dibuat konsep terusan, dan ada spot berenang namun banyak wisatawan tidak tertarik maka malah menurunkan pendapatan. Maka harga tiket disesuaikan, dan inovasi tidak harus sama dengan desa lainnya,” terang politikus PKB.
Senada, politikus PKB juga anggota Komisi B Muklis lebih ingin pengelolaan desa wisata harus jelas dan terarah bukan faktor latah. Perancangan harus ada konsep kajian yang jelas diiringi ada keunikan yang ditawarkan kepada wisatawan.
“Perlu ada perencanaan secara matang, apa yang mau ditawarkan desa wisata kepada pengunjung mulai dari kondisi alam sampai kekhasan kuliner hingga produk pertanian seperti buah-buahan,” tambah dia.