DEMAK – Desa Purworejo, yang sebelumnya terkenal sebagai kampung nelayan, telah mengalami transformasi signifikan dalam satu dekade terakhir. Dengan hasil tangkapan ikan yang melimpah, desa ini kini juga diakui sebagai penghasil rumput laut, khususnya jenis Gracilaria. Lokasi sentra budidaya terletak di Dukuh Purworejo, di mana banyak penduduk setempat mulai beralih dari profesi nelayan menjadi petani rumput laut.
Kebangkitan industri rumput laut di desa ini dimulai sekitar tahun 2010. Di Dukuh Purworejo, mayoritas warga memanfaatkan tambak ikan yang sering terendam air rob untuk budi daya alga. Salah satu petani, Riyanto, berbagi pengalamannya setelah lebih dari sepuluh tahun berkecimpung dalam usaha ini. Menurutnya, dia dapat memanen sekitar delapan ton rumput laut setiap sembilan hari dari sembilan hektare tambak yang dikelolanya.
“Saya punya sembilan hektare tambak yang dijadikan ladang. Tiap tambak seluas 300 meter persegi rata-rata menghasilkan sekitar tujuh kuintal rumput laut. Jadi, tiap panen sekitar delapan ton. Panennya per sembilan hari,” kata Riyanto, dikutip dari situs Inibaru (24/10).
Riyanto menjelaskan bahwa hasil panen rumput lautnya dijual kepada pengepul dalam bentuk basah dan kering. Harga yang ditawarkan untuk rumput laut kering berkisar antara Rp5.800 hingga Rp6.000 per kilogram, sedangkan untuk yang basah hanya Rp1.000 per kilogram. Dari pengepul, rumput laut kemudian didistribusikan ke pabrik dan distributor lainnya, tergantung pada permintaan.
Lebih dari sekadar memenuhi pasar lokal, produk rumput laut dari Desa Purworejo mulai menembus pasar internasional. Riyanto mengklaim bahwa kualitas rumput laut yang dihasilkan sangat baik, sehingga layak untuk diekspor. “Rumput laut kebanyakan dipakai sebagai bahan dasar kosmetik untuk kecantikan. Nah, di tempat kami, rumput laut yang dihasilkan punya kualitas unggul serta bersih dari limbah dan bahan kimia berbahaya lain, jadi sangat dibutuhkan para produsen kosmetik,” paparnya.
Dalam upaya memperluas jangkauan pasar, Riyanto terus melakukan evaluasi kualitas produk. Saat ini, dia sudah memasuki pasar Asia dengan pengiriman ke negara-negara seperti India, Filipina, Malaysia, dan Singapura, tetapi dia tetap membuka peluang untuk menjelajahi pasar di negara lain di masa mendatang.
Dengan potensi besar yang dimiliki Desa Purworejo sebagai penghasil rumput laut, harapan untuk meningkatkan perekonomian lokal dan menjadikan desa ini sebagai salah satu pemain utama dalam industri rumput laut global semakin nyata.
Foto Dok. Beta News