Jowonews

Gunung Tidar Magelang, Kebun Raya yang Menawarkan Pesona Alam dan Sejarah

Gunung Tidar, dengan legenda yang menarik dan kebun raya yang indah, menawarkan pengalaman spiritual dan wisata yang kaya bagi pengunjung.

MAGELANG – Di tengah Kota Magelang, terdapat Gunung Tidar yang tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan tetapi juga menyimpan berbagai legenda menarik. Konon, legenda ini dimulai dari paku yang ditancapkan oleh Semar, sosok penting dalam budaya Jawa.

“Gunung Tidar sering disebut sebagai ‘pakuning tanah Jawa’ atau ‘paku tanah Jawa,'” dikutip dari Detik Jateng (25/10), menekankan signifikansi gunung ini dalam menjaga stabilitas Pulau Jawa. Legenda ini menggambarkan bagaimana pulau ini diciptakan dan ditenangkan oleh kekuatan ilahi.

Dalam cerita yang berkembang, Pulau Jawa pada awalnya tidak stabil, terus bergerak seolah terombang-ambing di lautan. Melihat keadaan tersebut, para dewa khawatir dan salah satu dari mereka memutuskan untuk menancapkan paku ke dasar laut. Paku ini menjadi simbol yang mengikat Pulau Jawa agar tidak bergerak lagi. Dengan tindakan tersebut, Gunung Tidar terbentuk sebagai lambang ketenangan dan kestabilan bagi pulau ini.

Lebih jauh, masyarakat Jawa memandang Gunung Tidar sebagai tempat suci dan keramat. Keberadaan gunung ini tidak hanya memberikan makna spiritual, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Selain cerita paku, ada pula legenda mengenai kerajaan hantu yang diperintah oleh dua raksasa jahat di masa lalu. Rakyat hidup dalam ketakutan hingga datangnya Syeikh Subakir, yang ditugaskan untuk membebaskan mereka. Dengan bantuan Kyai Semar, Syeikh Subakir berhasil mengusir jin jahat tersebut dan membawa ketenangan kembali ke daerah tersebut.

Paku Tanah Jawa Gunung Tidar Magelang. Foto Dok. Borobudur News.

Di era modern, Kebun Raya Gunung Tidar, atau KRGT, telah mengalami transformasi yang signifikan. Menurut buku Manual Mekanisme dan Pelayanan Eduwisata dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Magelang, kawasan ini kini terorganisir dalam enam zona. Kebun raya ini memiliki luas 701.674 m² dan terletak pada ketinggian 503 mdpl, lengkap dengan 1002 anak tangga yang mengarah ke puncaknya. Sebelumnya, kawasan ini merupakan hutan gundul yang berfungsi sebagai tempat penggembalaan dan kegiatan militer pada masa penjajahan Belanda.

BACA JUGA  Mengenal Sarung Goyor Magelang, Perpaduan Tradisi dan Kualitas yang Terjaga

Sejak resmi berstatus sebagai Kebun Raya pada 12 Januari 2021, Gunung Tidar telah menjadi destinasi wisata yang diminati. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam serta melakukan berbagai aktivitas, seperti olahraga dan belajar mengenai berbagai jenis tumbuhan. Suasana sejuk dan pemandangan indah di KRGT menjadikannya tempat ideal untuk keluarga dan pecinta alam.

Tak hanya itu, Gunung Tidar memiliki makna historis bagi masyarakat Magelang. Pada 25 September 1945, warga berkumpul di puncak gunung ini untuk merayakan kemerdekaan Indonesia dengan mengibarkan Bendera Merah Putih. Seiring berjalannya waktu, Gunung Tidar tak hanya menjadi bentang alam yang indah, tetapi juga simbol harapan dan perjuangan masyarakat Magelang.

Dengan segala keindahan dan sejarah yang ada, Gunung Tidar tetap menjadi destinasi yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan budaya. Para pengunjung diajak untuk tidak hanya menikmati alam tetapi juga meresapi cerita-cerita yang menyertainya, menjadikan pengalaman mereka lebih bermakna.

Foto Dok. Solopos

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait