SEMARANG – Kota Semarang memiliki banyak kelezatan kuliner yang sayang untuk dilewatkan, dan salah satunya adalah Kue Pukis Petudungan Semarang. Makanan tradisional ini telah hadir sejak tahun 1983 dan masih digemari hingga kini. Meski hanya dijual dari gerobak kecil yang terletak di Jalan MT Haryono No. 123, popularitas kue ini tak perlu diragukan lagi; selalu ada antrean pembeli yang siap menyerbu.
Asal Usul Nama Kue Pukis Petudungan
Pemilik usaha, Mardjuki, mengungkapkan bahwa nama Kue Pukis diambil dari nama Jalan Petudungan. “Kami ingin masyarakat mengaitkan kue pukis dengan lokasi ini, agar mudah diingat jika ingin membeli,” ujar Mardjuki, dikutip dari Radar Semarang (2/6). Dengan demikian, fokus pun terjaga tanpa kebingungan dengan nama jalan lainnya.
Konsistensi Rasa dan Kualitas
Mardjuki telah menggeluti bisnis kue pukis selama 41 tahun. Keberhasilan ini tidak lepas dari upayanya dalam menjaga kualitas produk. Rasa kue yang dihasilkan tetap konsisten, menjadi ciri khas yang tidak berubah seiring berjalannya waktu. Meskipun harga bahan baku seperti tepung terigu, telur, dan susu mengalami kenaikan, Mardjuki tetap menggunakan bahan berkualitas premium. “Kuncinya adalah rasa yang harus konsisten. Sekarang harga kue pukis kami adalah Rp 4.500 per pcs,” tambahnya.
Ragam Varian yang Menggugah Selera
Kue Pukis Petudungan menawarkan berbagai varian rasa yang menggoda, mulai dari coklat, keju, hingga moca yang sangat khas. Kelezatan kue ini semakin terasa saat dinikmati dalam keadaan hangat. Dalam sehari, Mardjuki bisa menjual hingga 600 pcs kue pukis dalam waktu sekitar tiga jam, menunjukkan betapa besarnya minat masyarakat terhadap produk ini.
Sertifikasi Halal dan Perlindungan Hukum
Untuk menjamin kualitas dan kehalalan produknya, Mardjuki telah mendapatkan sertifikasi halal serta mendaftarkan mereknya di Kementerian Hukum dan HAM. Ini bukan hanya sebagai bukti kualitas, tetapi juga untuk memberikan perlindungan hukum agar usaha ini tidak mudah ditiru oleh pihak lain.
Pelanggan Setia dari Berbagai Kalangan
Kue Pukis Petudungan juga menarik perhatian banyak tokoh terkenal, salah satunya petinju Chris John, yang selalu mampir setiap kali berada di Semarang. Mardjuki mengaku, bisnis ini ia rintis sendiri sejak muda, dan kini dibantu oleh anaknya serta satu karyawan. Setiap harinya, mereka berjualan dengan mengenakan seragam putih yang rapi.
Dengan perjalanan panjang dan komitmen yang kuat, Kue Pukis Petudungan telah menjadi kuliner legendaris yang tak hanya dikenal di Semarang, tetapi juga menjadi kebanggaan masyarakat setempat.