Jowonews

Labuan Bajo, Bukan Hanya Ada Komodo

LABUAN BAJO – Apa yang ada di benak kita ketika mendengar kata Labuan bajo? Mayoritas akan menjawab destinasi wisata Komodo.

Padahal, dibalik eksotisme hewan purba Komodo, di sana juga tersembunyi potensi lain yang bisa meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakatnya.

Sebut saja misalnya, Desa Bari, Kecamatan Macang Pacar, tepatnya di area Pantai Toroloji, Labuan Bajo. Desa Bari merupakan penghasil kelapa, minyak, dan makanan khas yang enak. Namun semua potensi tersebut belum bisa dioptimalkan.

Desa ini sangat potensial untuk dikunjungi banyak turis karena akan menjadi pintu masuk ke Pulau Longos. Sebuah pulau yang digadang-gadang menjadi salah satu destinasi wisata baru di Labuan Bajo. Di sana ditemukan habitat kalong dan juga Komodo.

Beberapa produk yang telah dikemas serta suasana pelatihan di Kantor Desa Bari, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur

Demi bisa mengoptimalkan produk lokal Desa Bari, Program Studi Prancis, FIB Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di sana. Tim yang dikepalai Diah Kartini Lasman, M.Hum. dan Airin Miranda, M.A ini melaksanakan program pendampingan pemasaran dan pembuatan konten digital bagi industri mikro ramah lingkungan di desa tersebut.

Menurut Airin, tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi industri mikro Desa Bari sebagaimana termaktub dalam target Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 8. Yakni terciptanya pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi.

“Selain itu, industri mikro Desa Bari ini banyak memberdayakan ibu rumah tangga. Sehingga kemajuan industri ini bisa membawa kesetaraan gender atau gender equalty di desa tersebut, sebagaimana tujuan SDGs nomor 5,” tandas Airin.

Praktik Langsung

Pada sesi pendampingan tersebut, warga Desa Bari tidak hanya diberikan teori tentang teknik pemasaran produk mereka, namun juga dilatih secara langsung untuk praktiknya. Seperti praktik pengemasan produk dengan bahan yang ramah lingkungan oleh Aji Kurniawan, digital marketing specialist dari Frank & Stein dan Alya Zahra Fauzy, mahasiswa FIB.

Ahli pemasaran digital: Aji Setiaji Kurniawan dari Frank&Stein Innovation yang bekerjasama dengan Tim Pengmas Universitas Indonesia berfoto dengan Ibu Ernawati, Ketua Kelompok Keripik Pisang “Kalo Bari”, peserta paling senior dalam kegiatan ini

Mereka juga diajari soal pengambilan gambar produk oleh Okky Prasetyo, seorang documentary videographer profesional. Lalu Ilmu yang didapat tersebut langsung dipraktikkan oleh warga desa dengan memanfaatkan kamera ponsel pintarnya.

Ketua Kelompok Keripik Pisang “Kalo Bari” Ernawati mengaku senang atas kegiatan dari Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI tersebut. “Kami jadi belajar untuk bisa memasarkan produk lebih luas melalui konten media sosial dengan kemasan yang jauh lebih baik serta menarik,” kata perempuan berusia 65 tahun tersebut.

Bapak Okky Prasetyo sedang memberikan pelatihan mengenai cara pengambilan foto produk menggunakan kamera handphone.

Dia optimis produk warga Desa Bari bisa terjual lebih banyak ke depannya. Sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian keluarga di sana.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait