Jowonews

Oleh: Dian Purnama Sari

Coba bayangkan saat kita menjadi seorang siswa. Masih ingatkah dengan teman sekelasmu satu persatu? Lalu terkenang juga bagaimanakah karakteristik masing-masing temanmu? Mari coba bawa khayalanmu ke masa itu. Siapa di antara teman-temanmu yang paling pandai berhitung dan tercepat dalam mengumpulkan tugas atau bahkan sebaliknya? Adakah temanmu yang sangat menonjol di keterampilan seni? Siapakah yang senang berbicara di depan? Siapa juga yang ketika pelajaran berlangsung malah asyik menggambar? Siapakah di antara mereka ketika di kelas sering kali tertidur? Dan masih banyak lagi bayangan temanmu saat di sekolah dulu. Pasti sangat seru sekali ya mengingat masa indah di sekolah yang penuh makna dan kenangan.

Pada dasarnya setiap anak mempunyai pribadi yang unik. Meskipun dalam proses perkembangannya terdapat banyak kesamaan, namun tetap saja predikat setiap anak memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan anak yang lainnya. Walaupun anak kembar sekalipun tentu pasti ada perbedaan yang menjadi ciri khas dari anak tersebut. Setiap siswa datang ke sekolah dengan membawa keunikan dan keragaman yang melekat pada diri mereka masing-masing. Begitu banyak keunikan kebutuhan anak yang harus terpenuhi tidak terkecuali tugas dari guru. Disadari atau tidak, setiap harinya guru menghadapi anak dengan berbagai banyak keragaman. Hal tersebut juga menjadi tantangan bagi guru bagaimana memastikan agar anak sukses dalam proses belajarnya.

Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajar adalah mengenal anak didik, mengetahui kemampuannya, minat dan keterbatasannya, gaya belajarnya agar apa yang diberikan dan cara penyampaian materi pelajaran dapat disesuaikan dengan keadaan anak didik. Salah satu usaha yang bisa dilakukan seorang guru dalam membimbing siswa belajar yang bermakna adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi. Diferensiasi merupakan salah satu taktik yang dapat membangun proses pembelajaran. Pembelajaran secara berdiferensiasi dapat memberikan keleluasaan bagi siswa dan mampu mengakomodasi kebutuhan siswa sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi ini pada dasarnya sejalan dengan filosofi pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan itu memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar anak mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak. Tujuannya tidak lain adalah agar dapat memperbaiki laku serta menumbuhkan kekuatan kodrat anak.

Penerapan strategi pembelajaran diferensiasi mampu memperlihatkan kegiatan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik baik dalam kesiapan belajar, minat belajar dan gaya belajar peserta didik. Sehingga pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik dapat terpenuhi dengan baik. Pada akhirnya peserta didik akan bisa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki masing-masing. Strategi pembelajaran diferensiasi di sekolah dasar dilakukan berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik yang terdiri dari tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar peserta didik.

Kesiapan belajar peserta didik artinya daya tampung atau kemampuan awal peserta didik untuk memepelajari konsep materi baru. Minat belajar peserta didik diartikan sebagai pembelajaran apa yang peserta didik sukai dan minati sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi bagi peserta didik tersebut. Sedangkan profil belajar peserta didik merupakan pendekatan proses pembelajaran yang disenangi oleh peserta didik. Profil belajar diantaranya budaya, bahasa, gaya belajar dan keadaan keluarga. Guru harus bisa mempertimbangkan bahwasanya setiap peserta didik di kelas memiliki kebutuhan belajar yang beragam dan unik. Pembelajaran diferensiasi terdiri dari diferensiasi konten atau isi, proses dan produk pembelajaran.

Oleh karena itu peserta didik harus memiliki kesempatan yang luas untuk bisa mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kebeutuhan belajar mereka. Bergantung dari kebutuhan belajar peserta didik baik minat dan keterampilan yang dimiliki maka hasil dari proses pembelajaran bisa disajikan dalam bentuk tulisan artikel, lagu, puisi, poster dan sebagainya yang diseuaikan dengan materinya. Selin itu, strategi pembelajaran diferensiasi merupakan strategi atau pendekatan yang sangat dianjurkan untuk digunakan karena dalam proses pembelajarannya dapat memenuhi dan mengoptimalkan kebutuhan belajar peserta didik dan akan terus berkembang di abad 21 ini.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait