Jowonews

Mbah Sastro Surip Manusia Tertua di Blora, Berusia Seratus Tahun Lebih

Sastro Surip

Sastro Surip, yang biasa dikenal dengan Mbah Sastro, diyakini sebagai manusia tertua di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Menurut kartu identitasnya, lelaki tua itu lahir pada 1 Juli 1919.

Jika mengacu pada KTP-nya, berarti Mbah Sastro berusia 103 tahun. Namun, dia mengaku lebih dari itu. Dia mengatakan dia berusia lebih dari 115 tahun. Menurut pengakuannya, dia sudah menginjak usia remaja ketika Waduk Tempuran dibangun. Diketahui Waduk Tempuran dibangun sekitar tahun 1914.

”Dulu waktu pembangun waduk tempuran saya sudah lahir dan udah remaja,” ujarnya, dikutip dari murianews.com, Minggu (11/9/2022).

Meski telah berusia lebih dari satu abad, warga Desa Plantungan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora ini masih memiliki pendengaran yang cukup baik.

Mbah Sastro juga masih aktif beraktivitas di rumah. Tak hanya itu, tutur bahasanya juga masih fasih saat diajak untuk berkomunikasi. Ia masih bisa melakukan aktivitas ringan di sekitar rumah bahkan mampir ke warung kopi di desanya.

“Kesibukannya ya tanam singkong, cabe, disamping dan depan rumah. Terus kadang masak sendiri, kadang dikirim sama anak dan kerabat,” kata Mbah Sastro Surip, dikutip dari Tribun Jateng.



Mbah Sastro Surip juga berbagi tips agar tetap sehat dan panjang umur. Dia menasihati, agar menjalani kehidupan tidak terlalu ambisius dan selalu mengingat Sang Pencipta.

“Ya saya ini, yang dipikirkan cuma makan dan kegiatan sebisanya. Juga kadang kadang kita harus senantiasa mengingat siapa yang menciptakan Bulan dan Matahari,” ungkap Mbah Sastro Surip.

Terus, lanjutnya, jika ingin selamet ketika keluar rumah, jangan lupa kaki kiri terlebih dahulu.

Sementara itu, Kepala Desa Plantungan, Endang Susana mengatakan, Mbah Sastro merupakan warga Plantungan dan kini berusia di atas 100 tahun.

BACA JUGA  Sepi Penumpang, Penerbangan Pondok Cabe-Blora dan Pondok Cabe-Purbalingga Dihentikan Sementara

Menurut analisanya usia Mbah Sastro ini berasal dari riwayat yang dimilikinya, kemungkinan Mbah Sastro Surip berusia sekitar 117 tahun.

“Untuk usia sebenarnya harusnya lebih dari itu. Karena ketika Belanda membangun Waduk Tempuran pada tahun 1914, Mbah Sastro sudah membantu mencari rumput,” katanya.

Mbah Sastro Surip sendiri sebelumnya memiliki 5 istri. Namun, saat ini hanya satu istri yang masih hidup dan memilih untuk tinggal bersama keponakannya.

Untuk kebutuhan sehari-hari, Mbah Sastro melakukan kegiatan sendiri, seperti menggarap lahan pertanian dan memasak.

Foto: doc. Tribun Jateng

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...

TERANYAR

TRENDING