Oleh : Alan Khoirul Mufti
Data kekerasan DP3A Kota Semarang tahun 2018 menunjukkan bahwa kekerasan pada anak usia 0-12 tahun mencapai 65 kasus, 23 diantaranya kekerasan seksual pada anak usia 0-5 tahun. Dari kasus tersebut turut prihatin dengan keadaan anak pra sekolah yang sangat mudah menjadi objek kekerasan, baik fisik maupun seksual. Adanya program “Aku dan Kamu” diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi angka kekerasan pada anak, khususnya pada anak pra sekolah (4-6 tahun).
Program “Aku dan Kamu” adalah sebuah program pendidikan seks yang dikembangkan oleh Rutgers dan PKBI Jawa Tengah, dan program tersebut diterapkan di sekolah PAUD/TK. Tujuannya yaitu guna membekali orang tua dan anak pra sekolah (4-6 tahun) supaya memiliki karakter dan kecakapan hidup sosial dengan fokus pengetahuan pada tubuh, peran menurut gender dan pencegahan kekerasan seksual. Program dilaksanakan oleh PKBI yang dibantu tenaga pendidik di PAUD yang telah diberi pelatihan Training of Fasilitator. Program tersebut dilaksanakan melalui sosialisasi, implementasi program, dan parenting.
Sudah ada tiga PAUD yang berkomitmen mengimplementasikan program “Aku dan Kamu”. Komitmen tersebut dilatarbelakangi adanya kasus kekerasan seksual di sekolah maupun lingkungan sekitar. Tiga PAUD tersebut sudah mewakili beberapa wilayah kecamatan yang mempunyai kasus kekerasan seksual pada anak pra sekolah (4-6 tahun) cukup tinggi. Selain itu, tiga sekolah tersebut juga menjadi piloting bagi PAUD lain di sekitarnya supaya tertarik terhadap program “Aku dan Kamu” dan mengimplementasikan. Sekitar 200 siswa dan orang tua sudah terpapar program ini. Pada pertengahan tahun 2019, angka kekerasan seksual pada anak usia 0-5 tahun turun 65%.
Keberhasilan program “Aku dan Kamu” tidak lepas dari dukungan tenaga pendidik, orang tua siswa dan stakeholder , karena cara penyampaiannya yang unik dan sangat mudah diterima. Dari program ini pendidikan seks seharusnya sudah diberikan kepada anak sejak dini. Bagi orang tua, berbicara tentang anak dan seksualitas bukanlah hal yang tabu lagi, sehingga mampu mendidik anaknya dimulai dari hal yang sederhana seperti, membedakan toilet laki-laki dan perempuan dan bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.
Referensi :
Buku Best Practice “Aku dan Kamu” 0-4 tahun
Data Kekerasan DP3A Kota Semarang