Jowonews

Mengantar Generasi Menuju Peradaban Baru

Oleh: Muhammad Mafaza A’la, S. Pd.

Hari ini ilmu pengetahuan semakin mudah untuk diakses.  Maka sudah dipastikan akan muncul juga berbagai peluang kebangkitan terutama pada sektor pendidikan. Sayangnya, sistem pendidikan seolah masih terjebak dalam zona nyamannya. Institusi yang seharusnya mempunyai potensi terbesar untuk mengantarkan masa depan sebuah bangsa, justru yang paling nyaman larut dalam paradigma masa lalu. Tidak dipungkiri bahwa sistem pendidikan kita telah mengantarkan ke era modern saat ini. Namun disisi lain, pendidikan juga seolah mengikis motivasi, kreativitas dan bakat anak. Hal yang berhasil diterapkan di masa lalu ternyata tidak lagi relevan di masa kini dan kita belum siap mengantisipasi datangnya krisis karena krisis tersebut telah berlangsung hari ini. Cara kita dalam mengajar hari ini akan menentukan bagaimana cara hidup sebuah bangsa pada 5 hingga 10 tahun ke depan. Kita ketahui bersama, kebutuhan hidup setiap orang saat ini sangatlah berbeda. Ketika kita meninggalkan era revolusi industri, tatanan dunia telah berubah bersama dengan mentalitas kita.

Jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata sistem pendidikan kita sebenarnya dirancang pada era revolusi industri, dimana pabrik membutuhkan banyak pekerja untuk menjalankan mesin. Pada era tersebut, sistem sekolah masih terkait dengan penyeragaman untuk kebutuhan produksi massal industri. Nilai-nilai era industri dapat terlihat pada penyeragaman dibandingkan keberagaman, mendukung individualisme daripada kolaborasi, mengedepankan hafalan dibandingkan berpikir kreatif, mengutamakan nilai kesuksesan dibandingkan pentingnya tangguh dalam menghadapi kegagalan, lebih menghargai kemampuan kognitif tanpa memperhatikan kemampuan empati dan kecerdasan emosional.

Hal yang dibutuhkan dunia pasca industri saat ini adalah serangkaian kompetensi baru sebagai individu dan dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Lahirlah paradigma baru yang dapat mengeksplorasi kompetensi holistik dan adanya ide desentralisasi pendidikan. Hal tersebut sebagai bentuk penyempurnaan dari yang hanya mengandalkan keterampilan kognitif rutin menuju cara berpikir dan metode kerja yang lebih kompleks. Dengan menyadari bahwa perbedaan sudut pandang adalah modal yang berharga, pentingnya kemampuan beradaptasi, kolaboratif, kreatif dan kapasitas penalaran kualitatif agar dapat mengintegrasikan antara teori beserta penerapannya. Semua hal tersebut mencakup serangkaian kompetensi manusia yang dibutuhkan pada era automasi saat ini. Sebuah sistem pendidikan dengan basis lebih luas dan memberikan kesempatan berkembangnya individu secara holistik. Sudah tentu saat ini kita menyadari bersama akan permasalahan pendidikan dan berusaha untuk memperbaikinya, namun tanpa kita sadari ternyata kita masih memandangnya dengan cara lama. Paradigma, sistem, dan struktur berpikir lama masih langgeng dipraktikkan setiap hari.

Saat ini pendidikan terjadi hanya jika berada di dalam kelas, sekolah, universitas, perpustakaan dan sebagainya. Pendekatan demikian cocok jika diterapkan pada era kelangkaan informasi. Namun hari ini kita mempunyai sumber daya yang bebas diakses dan dipelajari oleh semua orang. Ternyata kita tidak menganggap semua itu sebagai sumber daya ilmu karena berada di luar kotak ruang pendidikan. Maka yang kita butuhkan adalah menciptakan sebuah sistem yang terbuka sehingga siswa dapat mengakses berbagai potensi informasi secara lebih terstruktur, kontekstual, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dengan pendampingan guru dan orang tua. Pendekatan sistem pendidikan yang terbuka bertujuan agar lebih inklusif, terbuka untuk semua orang, dan menampung seluruh dimensi pembelajaran. Dengan demikian kita dapat beranjak dari kecenderungan uni-dimensional ke multi-dimensional karena dunia telah berubah dan kita harus beradaptasi. Oleh karena itu, yang sedang dibutuhkan saat ini tidak lagi kecerdasan sempit satu dimensi, melainkan serangkaian kompetensi holitik.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait