Perbaiki Kualitas Tanah
Dosen UIN ini juga memberikan tips bagaimana cara memperbaiki kualitas tanah agar sehat kembali, antara lain jika terlalu asam, netralkan dengan dolomit, abu vulkanis, abu kayu bakar, arang kayu, atau sekam bakar.
Apabila terlalu basa, dinetralkan dengan serbuk gergaji atau kompos matang sehingga pH-nya 7.
Ditinjau dari komponen dominannya, terdapat beberapa cara untuk memperbaiki tekstur tanah sebelum digunakan sebagai media tanam.
Bila komponen dominan berupa lempung, air menjadi sulit lewat, resapan air lama, maka perlu digemburkan dengan membuat kompos di situ.
Apabila dominan tanah liat, perlu ditambah pasir, dan jangan diinjak/dipadatkan, tambahkan pupuk hijau, lakukan rotasi tanaman dan tanami pohon.
Selanjutnya, jika dominan pasir, perlu ditambah tanah liat plus pupuk cair, tambah pupuk hijau, dan tanami pohon.
“Jangan beri sesuatu yang berlebihan, kecuali kompos,” ucap Dian Armanda.
Pada Urban Farming Webinar Series III City Grower, Duta Petani Milenial Shofyan Adi Cahyono mengenalkan sistem pertanian organik dan pembuatan pupuk organik.
Shofyan Adi Cahyono yang juga Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda ini mengutarakan bahwa pertanian organik adalah sistem produksi yang menopang kesehatan tanah, ekosistem, dan manusia.
Namun, hal itu bergantung pada proses ekologis, keanekaragaman hayati, dan siklus yang disesuaikan dengan kondisi lokal daripada penggunaan input dengan efek buruk.
Dijelaskan pula bahwa pertanian organik menggabungkan tradisi, inovasi, dan ilmu pengetahuan untuk menguntungkan lingkungan bersama dan mempromosikan hubungan yang adil dan kualitas hidup yang baik untuk semua yang terlibat.
Shofyan menegaskan pula bahwa budi daya pertanian organik tidak boleh menggunakan pupuk kimia, tidak boleh menggunakan pestisida kimia, tidak boleh menggunakan hasil rekayasa genetik (GMO), dan lahan telah melalui masa konversi (peralihan).
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Dalam hal ini, petani menjual produk organik dengan harga yang menguntungkan konsumen mendapatkan harga produk organik yang rasional atau terjangkau.
Produk organik ini, baik berupa sayuran maupun buah-buahan, juga bisa berasal dari perkarangan setiap rumah. Apalagi, pada masa pandemi COVID-19 ini, berkebun salah pilihan untuk mengisi waktu luang sekaligus menjaga tertularnya virus corona.