Rasanya kunjungan Anda ke Kabupaten Demak kurang lengkap apabila belum mencicipi khasnya, nasi kropokhan.
Menurut Wikipedia, Raja Demak sangat menyukai nasi Kropokhan. Makanan ini dibuat dari daging kerbau dan labu putih, dengan kuahnya terbuat dari santan kuning, dan biasanya disajikan dengan nasi putih.
Alasan mengapa daging kerbau dipilih dalam makanan ini bukanlah tanpa sebab. Faktanya, tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan kuat dengan budaya Hindu pada masa lalu merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam sejarah Demak.
Orang Hindu tidak memakan daging sapi karena menganggapnya sebagai hewan yang suci dan terhormat.
Rasa Nasi Kropokhan Demak
Di lidah, nasi kropokhan memiliki rasa yang segar dengan kombinasi rasa gurih, pedas, dan asam. Selain itu, daging kerbau yang diolah terasa empuk.
Tidak hanya mengandalkan bumbu rempah, nasi kropokhan menjadi lebih nikmat dengan tambahan beberapa daun kedondong. Selain memberikan sensasi asam, daun kedondong juga diyakini memiliki kemampuan untuk mengurangi kadar kolesterol pada daging dan santan. Cabai yang dipakai dalam masakan ini masih tersimpan dengan baik.
Nasi kropokhan sendiri sudah sangat langka di Demak. Hanya beberapa warung di pinggiran jalan saja yang menjualnya. Salah satu pedagang sego kropokhan bisa ditemui adalah Erlina Yunita. Ia membuka warung di Jalan Bhayangkara dekat Rumah Sakit Sunan Kalijaga.
Wanita asal Padang, Sumatera Barat, ini mengaku memasak kropokhan berdasarkan resep warisan ibu mertuanya yang asli Demak. Dia pun berharap bisa terus mengenalkan sego kropohan ke anak cucunya.
Dia mengatakan bahwa penggemar nasi kropohan di warungnya berasal dari berbagai jenis kalangan, mulai dari pelanggan setia, penduduk setempat, dan mereka yang mencari kuliner khas Demak. Pelanggan hanya perlu membayar Rp 15 ribu untuk seporsi sego kropohan ini.