Jowonews

Salak Asal Srumbung Tembuh Pasar Global, Total Mencapai 244 Ton

Buah salak asal Desa Kaliurang, Kabupaten Magelang, telah diekspor sejak 2009, dengan tantangan dalam memenuhi permintaan pasar global.

MAGELANG – Salak dari Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, telah menembus pasar internasional sejak tahun 2009. Buah ini kini diekspor ke berbagai negara, termasuk China, Kamboja, dan Jerman. Total ekspor mencapai 244 ton, mencerminkan potensi besar yang dimiliki oleh produk lokal ini.

Dalam upaya untuk memperkuat keberadaan mereka di pasar ekspor, masyarakat Desa Kaliurang baru-baru ini meresmikan Kampung Salak. Acara tersebut berlangsung di Balai Desa Kaliurang pada Selasa, 15 Oktober 2024. Agus, seorang petani salak, menyampaikan kegembiraannya terkait peningkatan ekonomi yang dihasilkan dari ekspor.

“Bagi kami para petani salak sungguh sangat menggembirakan, karena meningkatkan ekonomi. Di mana salak ini yang dulunya di harga Rp2.000 sampai Rp3.000 per kg, tapi dengan adanya ekspor ini bisa lebih tinggi lagi,” ungkapnya, dikutip dari Borobudur News.

Namun, Agus juga mengungkapkan sejumlah tantangan dalam memenuhi permintaan ekspor. Musim kemarau panjang saat ini mengakibatkan kesulitan dalam penyediaan pasokan buah salak.

“Banyak sekali eksportir yang meminta 40 fit untuk kontener atau 20 fit setiap minggunya. Tapi kami saat ini, per minggu hanya bisa mensuplai buah salak satu kontener atau 20 fit, dengan kapasitas pengiriman 9 sampai 11 ton. Pengiriman ini per minggu,” jelasnya.

Harga salak di tingkat petani mencapai Rp12.000 per kg akibat meningkatnya permintaan ekspor, meskipun harga di pasaran saat ini berkisar antara Rp6.000 hingga Rp7.000 per kg. Agus juga menyoroti masalah hama, seperti lalat buah, yang menjadi salah satu tantangan dalam produksi.

Di sisi lain, Muchammad Fikri Al Ghifari, Ketua Tim Fasilitator Desa Sejahtera Astra Magelang, menegaskan bahwa produksi salak Desa Kaliurang sudah dikenal di mancanegara.

BACA JUGA  Menyusuri Keindahan Curug Grenjengan Kembar, Permata Tersembunyi di Lereng Gunung Merbabu

“Ekspor sudah mulai sejak 2009, total sudah 244 ton yang diekspor. Itu sudah ada di beberapa negara seperti Kamboja, Thailand, China, dan Jerman,” pungkasnya.

Menghadapi tantangan tersebut, penting bagi petani dan pengusaha lokal untuk berkolaborasi dengan instansi terkait guna meningkatkan produksi dan kualitas salak. Dengan demikian, potensi yang dimiliki Desa Kaliurang dalam dunia ekspor dapat dimaksimalkan. Semoga berita ini dapat memberikan inspirasi dan nilai bagi kita semua dalam memahami perjalanan produk lokal di pasar global.


Foto Dok. Borobudur News/ mta

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait