Jowonews

Sate Kambing Pak Kembar Wonogiri, Sate Lezat yang Telah Ada Sejak Masa Awal Kemerdekaan

Sate Kambing Pak Kembar Wonogiri merupakan salah satu kuliner sate legendaris yang telah ada sejak masa kemerdekaan. Hingga kini warung sate ini laris manis diserbu pembeli.

Jika membicarakan kuliner di Wonogiri, Anda pasti langsung teringat dengan tiwul. Nah, sampai saat ini tiwul memang menjadi ikon kuliner khas Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.

Namun selain tiwul, ada kuliner lain yang konon cukup melegenda. Salah satunya adalah sate kambing Pak Kembar di kecamatan Baturetno, sajian yang wajib Anda coba saat berkunjung ke Wonogiri.

Ada dua warung sate kambing Pak Kembar di Baturetno. Tepatnya di Terminal Baturetno yang menjadi pusat dan warung lainnya merupakan cabang di desa Talunombo, selatan kecamatan Baturetno.

Dilansir dari Solopos.com, Jumat (10/2/2023), Sate Kambing Pak Kembar bisa dibilang pelopor warung sate di Baturetno. Dari warung itulah tumbuh warung sate kambing lainnya.

Banyak pemilik warung yang masih berhubungan dengan pemilik Sate Kambing Pak Kembar.

Nama warung Sate Kambing Pak Kembar memang sudah terkenal di kalangan warga Baturetno dan Wonogiri pada umumnya. Warung sate ini telah lama menjadi makanan favorit warga sejak lama.



Suradi, pemilik warung Sate Kambing Pak Kembar menjelaskan, usahanya sudah ada sejak tahun 1945. Bahkan, warung tersebut disebut-sebut sebagai pelopor warung sate yang masih bertahan di Baturetno hingga saat ini.

Dinamakan Pak Kembar karena pemilik warung sebenarnya adalah saudara kembar yaitu Satiman dan Satimin.

Mereka pertama kali mendirikan warung sate kambing Pak Kembar di Terminal Baturetno, Wonogiri. Saat ini warung sate ini dijalankan oleh generasi kedua dari saudara kembar.

“Nah, ini adalah cabang di terminal. Yang lanjut di sini anak Pak Satimin, istri saya,” kata Suradi.

BACA JUGA  Soto Gerabah Solo, Kuliner Unik Warisan Budaya Kerajaan Majapahit
Warung Sate Kambing Pak Kembar yang selalu dipenuhi pembeli

Warung Sate Pak Kembar yang terletak tidak jauh dari kantor kecamatan Baturetno ini berdiri pada tahun 2010. Ia mengatakan, meski mengambil nama Sate Kambing Pak Kembar, usahanya tidak serta merta langsung sukses. Saat pertama dibuka, warung ini hanya menjual 2-3 kg daging kambing untuk sate. Sekarang setiap hari dua atau tiga kambing besar. Setiap hari setidaknya ribuan tusuk sate kambing habis terjual.

Saat Idul Fitri, warung legendaris ini bisa menghabiskan hingga 15 kambing besar sehari. Pelanggan di warung tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari warga biasa, karyawan, pekerja hingga pejabat pemerintah dan polisi.

Ia menambahkan, warungnya tidak memiliki resep khusus untuk membuat sate. Semua bahannya hampir sama dengan warung sate pada umumnya. Namun, sebelum dipanggang, tusuk sate dimasukkan seluruhnya ke dalam mangkuk berisi bumbu.

Tidak sekadar dibolak-balik atau diolesi bumbu, sehingga bumbu sate benar-benar meresap. Selain itu, sebelum dibuat sate, daging itu terlebih dahulu dicacah menggunakan pisau tetapi tidak sampai dagingnya putus, sekadar agar daging itu empuk.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait