Jowonews

STRATEGI MENCIPTAKAN LINGKUNGAN FISIK KAYA TEKS DALAM UPAYA PENINGKATAN MINAT BACA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Oleh: Siti Munifatul Khasanah, S.Pd.

Keterampilan literasi merupakan kebutuhan yang harus dimiliki seseorang supaya dapat bersaing secara global. Salah satu dasar majunya sumber daya manusia ditandai dengan kemampuan di bidang literasinya. Literasi dijadikan salah satu prasyarat kecakapan hidup pada abad ke 21 selain yang berkaitan dengan teknologi.  Kecakapan dalam hal literasi digunakan untuk membantu individu mendapatkan keterampilan dasar untuk menunjang kesuksesan dalam hidupnya. Keterampilan membaca memiliki peran penting dalam kehidupan setiap individu. Hal ini karena berbagai informasi, pengetahuan dan pengalaman didapatkan melalui kegiatan membaca. Sesuatu yang dibaca tersebut akan meningkatkan daya pikiran, membuat wawasan semakin luas, dan pandangan terhadap sesuatu semakin tajam.

Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia ternyata memiliki  kemampuan literasi dan minat baca yang termasuk terendah di dunia. Kemampuan membaca yang dimiliki masyarakat Indonesia masih berada di urutan bawah dari negara-negara lain menurut PISA (Program for International Students Assesmet). Data menurut World’s Most Literate Nations pada tahun 2017, Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei dalam hal kemampuan literasi. Selain data tersebut, diungkapkan juga bahwa literasi pada kemampuan membaca peserta didik Indonesia berada pada kategori kurang yaitu 46,3%, pada kateri baik 6,06% dan kategori cukup 47,11% hasil dari pusat penelitian pendidikan kemendikbud yaitu Indonesia National Assesment Program pada tahun 2016.

Melihat dari data tersebut dapat dipahami bahwa masih rendahnya literasi pada kemampuan membaca peserta didik Indonesia, maka diperlukan langkah untuk meningkatkannya. Upaya dalam meningkatkan minat membaca peserta didik diperlukan suasana lingkungan fisik baik kelas maupun sekolah yang akan kaya teks seperti pengadaan teks cetak, visual, maupun digital yang mudah dijelajahi oleh seluruh elemen sekolah, pengoptimalan perpustakaan, pojok baca dan penyediaan tempat yang nyaman untuk membaca buku. Upaya tersebut bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta baca peserta didik dan pengalaman belajar berbasis literasi yang menyenangkan sehingga dapat dirasakan peserta didik.

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolahan dan guru sebagai orang yang secara langsung berinteraksi dengan peserta didik ini perannya sangat diperlukan  meningkatkan minat baca peserta didik. Salah satu langkah yang dapat dilakukan sekolah yaitu penciptaan lingkungan fisik yang kaya teks dengan harapan dapat meningkatan minat baca peserta didik sekolah dasar. Lingkungan fisik kaya teks dimaksudkan sebagai lingkungan dimana peserta didik berhubungan langsung dengan berbagai bentuk bacaan cetak yang di pasang ditempat-tempat yang strategis di sekolah. Bentuk bacaan cetak dapat berupa tanda, simbol, sudut baca yang berlabel, mading, cerita dinding, buletin, poster, display kata, puisi, mural serta berbagai bahan cetak lainnya.

Menciptakan lingkungan sekolah kaya teks dapat dimulai dari tempat awal peserta didik masuk ke gerbang sampai peserta didik memasuki ruang kelas. Area-area tertentu yang sekiranya strategis untuk dapat diletakkan teks-teks yang kemudian dapat dibaca oleh peserta didik seperti pintu gerbang, aula, parkiran sekolah, area baca, UKS, didalam maupun di luar kelas, lorong-lorong kelas sampai dengan toilet kelaspun dapat dijadikan tempat untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kaya teks. Lingkungan fisik menjadi bahan yang penting untuk dikembangkan karena lingkungan fisik adalah yang pertama di lihat oleh peserta didik

Strategi menciptakan lingkungan fisik kaya teks diantaranya yang pertama membuat bagan-bagan pendukung literasi. Sebuah sekolah yang kaya teks perlu memajang berbagai jenis teks yang dapat digunakan sebagai bagian kehidupan sehari-hari. Perlunya bagan-bagan pendukung literasi di setiap kelas dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran literasi.

Strategi yang kedua dapat membuat bagan-bagan fungsional untuk komunikasi di kelas. Tanda atau label yang mempunyai fungsi untuk alat komunikasi informasi di kelas. Bagan fungsional sebagai sarana komunikasi kegiatan sehari-hari di kelas berupa jadwal harian, daftar piket kelas, tata tertib kelas, bagan kehadiran peserta didik, dan daftar peserta didik di kelas dan masih banyak lagi.

Strategi ketiga guru dapat memajang tulisan-tulisan peserta didik. Hasil karya tulisan peserta didik yang dipajang dikelas maupun di lingkungan sekolah, hal ini akan membuat peserta didik termotivasi untuk menulis lebih banyak karena mereka merasa berkontribusi dan karyanya dihargai serta ditampilkan untuk dilihat oleh semua warga sekolah. Hasil tulisan yang dipajangpun dapat bermanfaat untuk peserta didik yang lain karena dapat membacanya setiap saat sehingga kemampuan membaca dan menulispun dapat meningkat. Karya peserta didik yang dipajang dapat berupa puisi, pantun, cerita pendek yang ditulis oleh peserta didik maupun lembar kerja atau tugas kelas dalam bentuk menulis.

Strategi keempat menciptakan tulisan-tulisan yang berisikan kata-kata motivasi yang diletakkan di sepanjang lingkungan sekolah mulai dari gerbang sekolah sampai dengan ujung sekolah. Melalui tulisan-tulisan singkat yang di pasang, harapannya peserta didik akan familiar dan terbiasa dengan kata-kata tersebut sehingga rasa cinta terhadap literasi dapat tumbuh secara tidak langsung. Sebagai contoh dari awal gerbang peserta didik masuk sudah tertera kata selamat datang di sekolah konservasi, ataupun papan yang tertulis senyum, sapa, salam, sopan, dan santun. Di lorong-lorong kelas yang dapat dipajang tulisan motivasi untuk giat belajar. Kemudian ruang UKS yang dapat dipajang tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kesehatan.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa membentuk literasi membaca bukan hal yang mudah dilaksanakan, yang pasti adanya kemauan untuk berubah dan melaksanakannya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan disekolah untuk membentuk literasi sehingga terjadi peningkatan minat baca peserta didik diantaranya yaitu menciptakan lingkungan sekolah yang kaya teks. Adapun tempat-tempat yang dapat dilakukan mulai dari pintu gerbang sekolahan, area parkir, lorong-lorong kelas, ruang kelas di dalam maupun luar kelas, UKS, hingga toilet, hasil karya peserya didik turut menghiasi dinding-dinding setiap sudut sekolahan. Lingkungan fisik yang kaya akan teks diharapkan minat peserta didik dalam belajar literasi dapat tumbuh terutama membaca dan menulis.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait