Jowonews

Uni Eropa Apresiasi Bergabungnya Kembali AS Soal Perubahan Iklim

BENGALURU, Jowonews- Uni Eropa menyambut baik keputusan Presiden Joe Biden agar Amerika Serikat bergabung kembali dengan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Frans Timmermans mengatakan hal tersebut pada Rabu (20/1) malam. Biden pada Rabu mulai menandatangani sejumlah perintah eksekutif, yang antara lain soal upaya menangani perubahan iklim. Ia memulai proses Amerika Serikat untuk bergabung kembali dengan kesepakatan iklim Paris. Pendahulunya, mantan Presiden Donald Trump, menarik AS dari kesepakatan itu, tulis Reuters sebagaimana dikutip Antara. Usai dilantik, Biden segera menandatangani 15 perintah eksekutif, yang juga mencakup soal penanganan pandemi virus corona dan ketidaksetaraan rasial. Biden juga membatalkan beberapa kebijakan yang diberlakukan oleh Trump.

Jerman, Kanada dan Prancis Akui Kemenangan Biden

BERLIN, LONDON, OTTAWA, Jowonews- Sejumlah sekutu terbesar dan terdekat Amerika Serikat langsung mengucapkan selamat kepada Joe Biden pada Sabtu (7/11). Mereka mengakui kemenangan kandidat dari Partai Demokrat itu dalam pemilihan presiden meski petahana Donald Trump belum menyerah.  Jerman, Kanada, dan Prancis, yang memiliki hubungan renggang dengan pemerintahan Trump meski merupakan mitra G7 dan NATO, merupakan di antara negara-negara pertama yang mengakui kemenangan Biden, tak lama setelah jaringan televisi AS mengumumkan kabar tersebut. “Saya menantikan kerja sama ke depannya dengan Presiden Biden,” tulis Kanselir Jerman Angela Merkel di Twitter. “Persahabatan trans-Atlantik kita tak tergantikan jika kita ingin menguasai tantangan yang luar biasa di zaman kita.” Lebih lanjut, Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz, mengisyaratkan bahwa pemerintahan Biden akan menandai kembali hubungan trans-Atlantik. “Kini ada peluang untuk babak baru dan yang menarik dalam hubungan trans-Atlantik,” cuitnya sebagaimana dilansir Antara. Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dirinya berharap dapat mengatasi “tantangan terbesar dunia” dengan pemerintahan baru, termasuk perubahan iklim, sebuah isu yang di dalamnya banyak negara berselisih pendapat dengan Trump. Kemudian, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menjalin hubungan jauh lebih mulus dengan Trump, juga menyinggung tema perubahan iklim ketika mengucapkan selamat kepada Biden. “AS merupakan sekutu terpenting bagi kami dan saya menantikan kerja sama yang erat mengenai prioritas kita, mulai dari isu perubahan iklim sampai isu perdagangan dan keamanan.” Washington pada Rabu (4/11) resmi keluar dari perjanjian Paris tentang pembatasan emisi gas rumah kaca, memenuhi janji Trump untuk menarik negaranya yang penghasil emisi terbesar kedua dunia itu dari pakta tersebut. Namun, Biden telah berjanji akan membawa AS bergabung kembali dengan pakta tersebut jika ia terpilih menjadi presiden. “Trump dipastikan kalah dalam pemilu. Ini berita baik untuk planet ini, karena sayap kanan global kehilangan aset politik terkuatnya,” cuit Wakil Perdana Menteri Spanyol Pablo Iglesias, yang beraliran ekstrem kiri. Irlandia, yang konon merupakan negara asal moyang Biden, menyebut Biden sebagai Presiden ke-46 AS, meski Trump menuding Biden “bergegas untuk berpura-pura sebagai pemenang.”  Trump, tanpa bukti, menuduh ada kecurangan dalam pemilihan. “Irlandia bangga dengan terpilihnya Joe Biden dalam pemilhan, seperti halnya kami bangga pada seluruh generasi perempuan dan pria Irlandia serta leluhur mereka, yang dengan kerja keras dan kecerdasan mereka telah memperkaya keragaman yang memperkuat Amerika,” kata Perdana Menteri Micheal Martin melalui pernyataan.

Akhir Oktober, Vaksin Covid-19 Dibagikan di AS

BENGALURU, Jowonews- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah meminta otoritas negara-negara bagian untuk mempersiapkan diri membagikan vaksin potensial antivirus corona kepada kelompok-kelompok sangat rentan, paling cepat akhir Oktober, menurut dokumen CDC, Rabu (2/9). Penentuan waktu menyangkut ketersediaan vaksin menjadi kepentingan politik ketika Presiden AS Donald Trump berupaya terpilih kembali pada November 2020. Pemerintahan Presiden Trump telah menjanjikan dana federal senilai miliaran dolar AS bagi pengembangan vaksin untuk mencegah Covid-19 yang telah membunuh lebih dari 180.000 orang di AS. “Untuk tujuan perencanaan awal, CDC telah menyampaikan asumsi perencanaan tertentu bagi negara-negara bagian saat mereka mengerjakan rencana spesifik negara bagian untuk pendistribusian vaksin, termasuk kemungkinan mendapatkan vaksin dalam jumlah terbatas pada bulan Oktober dan November,” kata seorang juru bicara CDC kepada Reuters, sebagaimana diberitakan Antara. The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa CDC telah menghubungi pejabat semua 50 negara bagian dan lima kota besar untuk menyampaikan informasi soal perencanaan tersebut. Pakar terkemuka AS untuk penyakit menular, Anthony Fauci, sebelumnya pada Rabu mengatakan di MSNBC bahwa pada November atau Desember mungkin sudah akan ada cukup data klinis untuk memastikan salah satu vaksin aman dan efektif. Perkiraan Fauci itu didasarkan pada tingkat pendaftaran pasien dalam uji coba vaksin Covid-19, yang sedang berlangsung. Menurut dokumen itu, yang dipasang dalam jaringan oleh New York Times, CDC sedang mempersiapkan satu atau dua vaksin Covid-19 dalam jumlah terbatas untuk disebarkan paling cepat pada akhir Oktober. Vaksin akan disediakan secara gratis terlebih dahulu bagi kelompok-kelompok berisiko tinggi, termasuk petugas kesehatan, personel keamanan nasional, dan penghuni panti jompo beserta stafnya, kata badan itu dalam dokumen. Regulator di seluruh dunia telah berulang kali mengatakan bahwa kecepatan pengembangan tidak membahayakan keamanan vaksin, karena hasil yang lebih cepat akan berasal dari pelaksanaan uji coba paralel yang biasanya dilakukan secara berurutan. Namun, jaminan seperti itu belum meyakinkan semua orang. Hasil awal survei yang dilakukan selama tiga bulan terakhir di 19 negara menunjukkan bahwa hanya sekitar 70 persen responden Inggris dan AS yang akan menggunakan vaksin Covid-19 jika tersedia, kata Scott Ratzan, salah satu pemimpin kelompok Business Partners to Convinc, kepada Reuters pada Agustus. Perusahaan-perusahaan pembuat obat, termasuk Moderna Inc, AstraZeneca Plc, dan Pfizer Inc sedang berada di posisi terdepan dalam perlombaan pengembangan vaksin yang aman dan efektif untuk penyakit pernapasan tersebut. Dokumen CDC menjelaskan bahwa dua kandidat vaksin harus disimpan pada suhu minus 70 dan minus 20 derajat Celcius. Persyaratan penyimpanan tersebut cocok dengan profil kandidat vaksin dari Pfizer dan Moderna.

Orang Amerika Hobi Makan Tempe, Pabriknya Segera Didirikan

JAKARTA, Jowonews- Tak hanya orang Indonesia saja yang doyan tempe. Orang Amerika pun ternyata hobi makanan khas nusantara itu. Hal itu ditangkap Mayasari Effendi , seorang diapora Indonesia di kota Greensburg, Indiana, sebagai peluang bisnis. Dia akan mendirikan pabrik tempe skala besar pertama di kawasan Midwest Amerika Serikat itu. Lahan dan peralatan pabrik telah disiapkan. Pabrik tempe itu diperkirakan dapat beroperasi penuh pada awal 2021. Selama ini, Mayasari dan keluarga memang sudah memiliki industri rumah tangga untuk produksi makanan tempe. Namun kapasitas produksinya hanya bisa menghasilkan ratusan bungkus tempe.saja. Setelah pabrik berdiri, produksi tempe diharapkan bisa mencapai 1,6 juta bungkus per minggu. Menurut Mayasari, sebagaimana keterangan pers dari KJRI Chicago, Kamis (27/8), keinginan untuk mendirikan pabrik tempe di Greensburg tersebut disebabkan semakin banyaknya warga di AS yang mengonsumsi tempe. Pesanan makanan tempe tidak hanya berasal dari warga Greensburg, tetapi juga datang dari negara-negara bagian lainnya di AS. Tempe, kata dia, selama ini lebih umum dikonsumsi dalam skala besar di pantai timur dan barat AS. Sehingga rencana pendirian pabrik tempe di Midwest adalah sesuatu yang baru. Negara bagian Indiana sendiri dipilih sebagai lokasi pabrik karena merupakan salah satu sentra produksi utama AS di bidang pertanian. Salah satu produk unggulannya adalah kedelai berkualitas premium, yang didukung oleh bibit dan penguasaan teknologi pertanian yang maju. Kerjasama Sementara itu, Indiana dinilai juga sangat potensial untuk menjadi mitra Indonesia dalam transfer teknologi produksi kedelai, pengembangan kerja sama teknik, berbagi pengalaman dan penerapannya. “Kerja sama tersebut antara lain dalam hal pengembangbiakan bibit kedelai unggul, peningkatan kerja sama ekspor kedelai, hingga kerja sama teknik berupa program pemagangan bagi pemuda Indonesia untuk belajar pola penanaman, pengelolaan panen hingga cara memproduksi produk-produk berbasis kedelai yang berkualitas,” kata Konsul Jenderal RI di Chicago, Meri Binsar Simorangkir sebagaimana dilansir Antara. Hal itu disampaikan Konjen Meri dalam acara temu bisnis di kota Greensburg, negara bagian Indiana. Kegiatan itu dalam rangka mempromosikan potensi kerja sama bidang perdagangan dan investasi serta pariwisata (TTI) sesuai fokus diplomasi ekonomi Indonesia. Acara temu bisnis yang diadakan di restoran Mayasari Indonesian Grill milik diaspora Indonesia tersebut dihadiri langsung oleh Walikota Greensburg, Joshua Marsh. Hadir pula para pebisnis dari kamar dagang dan industri serta asosiasi pengusaha kedelai, dan asosiasi eksportir yang bernaung di kawasan Midwest Amerika Serikat. “Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk lebih meningkatkan lagi kerja sama Indonesia dengan Indiana,” ujar Meri. Selain promosi kerja sama, KJRI Chicago juga hadir untuk mendukung kiprah Mayasari Effendi, yang aktif mempromosikan budaya dan kuliner Indonesia. Di restoran Mayasari Indonesian Grill miliknya. menu makanan tempe dibuat menjadi berbagai hidangan. Walaupun tempe merupakan makanan populer masyarakat, Indonesia saat ini masih mengimpor bahan kedelainya. Selama lima tahun terakhir, impor kedelai Indonesia dari AS umumnya diperoleh dari negara Bagian Illinois dan Ohio, menurut keterangan KJRI Chicago.