Jowonews

Kemenperin Fokus Dorong Produktivitas Industri APD Nasional

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus mendorong pengoptimalan produktivitas industri Alat Pelindung Diri (APD) sebagai upaya penanganan pandemi Virus Corona baru atau COVID-19 di dalam negeri. Kebutuhan APD di domestik kian meningkat, terutama untuk memenuhi permintaan tenaga medis, mengingat semakin bertambahnya penderita penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona tersebut. “Produsen APD tengah menghitung kemampuan produksinya hingga 6-8 bulan mendatang. Perhitungan ini akan disesuaikan dengan jadwal distribusi ke setiap pengguna, seperti rumah sakit yang memang sangat memerlukan,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam lewat keterangannya di Jakarta, Selasa. Khayam menyebutkan dalam kondisi normal atau ketika belum adanya wabah COVID-19, industri APD di dalam negeri memproduksi sebanyak 1 juta unit per bulan. “Namun kondisi saat ini kebutuhan APD jadi terus meningkat. Oleh karena itu, kami juga mendorong para pelaku industri tekstil agar ikut berperan untuk memproduksi APD,” ungkapnya. Kemenperin memberikan apresiasi kepada pelaku industri tekstil di Tanah Air yang turut berpartisipasi tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong kinerja industri tekstil dalam negeri di tengah tekanan kondisi ekonomi global. “Dengan keterlibatan industri tekstil itu, sehingga kapasitas produksi APD kita bisa lebih dari 17 juta unit per bulan. Kami proyeksi hingga bulan Mei 2020 kebutuhan APD dalam negeri sekitar 3-5 juta unit,” paparnya. Saat ini, Indonesia memiliki 28 produsen APD dengan total kapasitas produksi hingga 17,8 juta unit per bulan. Dari 28 produsen APD tersebut, lima perusahaan sedang menggenjot produksinya, sedangkan sisanya dalam persiapan dan ditargetkan dimulai awal April 2020. “Kami optimistis produksi APD bisa cepat diproduksi, karena kebutuhan bahan baku sudah tersedia. Pada akhir April 2020 diperkiraan 5-10 juta APD bisa didistribusikan,” imbuhnya. APD yang sedang dibutuhkan meliputi pakaian, tutup kepala, masker, handuk, sarung tangan, pelindung kaki, pelindung tangan dan kacamata pelindung wajah (goggles). Dalam upaya memasok kebutuhan APD ini Kemenperin terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan. (jwn5/ant)

Dosen UNS Rancang Konsep APD Untuk Pekerja di Tengah Wabah COVID-19

SOLO, Jowonews.com – Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Darmawan Ismail merancang konsep alat pelindung diri (APD) untuk pekerja di tengah merebaknya pandemi COVID-19. “Alat dengan nama ‘Suns Proque’ ini prinsipnya adalah alat pelindung diri. Menggunakan teknologi tepat guna di bidang kedokteran dengan menggunakan alat yang sederhana, mudah didapat, dan harapannya bisa diproduksi bersama-sama,” kata Darmawan di Solo, Jawa Tengah, Senin. Ia mengatakan alat tersebut bisa mencegah masalah penyakit menular, yaitu mencegah droplet dan mengurangi potensi airborne. Menurut dia, potensi penularan yang bisa terjadi di antaranya cairan tubuh yang terlontar dan tertempel serta udara yang mengandung material infeksi yang selanjutnya terhisap dalam saluran napas. Ia mengatakan untuk melindungi diri dari potensi penularan tersebut dibutuhkan alat yang mengusung konsep tepat guna. Beberapa bahan yang dibutuhkan untuk rancangan pakaian pelindung diri itu, di antaranya celana dan jas hujan terusan, plastik mika dan bando plastik, serta kasa penyaring air yang terkecil dan spons halus. Ia mengatakan prinsip dasar dari pembuatan APD tersebut, yaitu anggota tubuh atas dan seluruh bagian depan kepala tertutup rapat atau kedap udara. “Pada alat ini lokasi ‘air filtrator’ ada di tengkuk sehingga membelakangi lokasi kerja atau dalam hal ini menjauhi sumber infeksi,” kata dokter spesialis bedah thorak, kardiak, dan vaskular tersebut. Di sisi lain, dikatakannya, orang dengan APD tersebut juga tidak menularkan penyakitnya ke orang lain. “Ketika mengembuskan napas tidak ke arah area kerja sehingga tidak mengenai orang yang ada di depan. Alat ini juga dilengkapi dengan kipas di dalamnya,” katanya. Sementara itu, dikatakannya, alat tersebut bisa diproduksi secara massal sehingga bisa dimanfaatkan oleh banyak orang. “Namun harus sesuai dengan pengawasan kami dengan tenaga yang kami siapkan. Siapa yang mau dikirim kemana, siapa yang bertanggung jawab,” katanya. Ia mengatakan biaya yang digunakan untuk pembuatan APD tersebut tidak sampai Rp200 ribu. “Sedangkan untuk SDM kami ‘nonprofit action’, nanti konsepnya membuat ‘workshop’,” katanya. (jwn5/ant)

Legislator Desak Pemprov dan Pemkot/Pemkab Realokasi Anggaran untuk APD Tenaga Medis

JAKARTA, Jowonews.com – Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus mendesak Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk merealokasi anggaran belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk alat pelindung diri (APD) tenaga medis. “Tidak hanya APD tenaga medis, tapi peralatan dan kebutuhan lain yang sangat dibutuhkan untuk melindungi tenaga medis dan masyarakat dari ancaman risiko Covid-19 perlu disiapkan,” ujar Guspardi dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu. Guspardi mengatakan, wabah Corona yang kian meluas itu, butuh dana yang besar untuk membiayai keperluan yang berkaitan dengan tenaga medis dan masyarakat. “Hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata, mengingat di daerah lain seperti Jakarta, sudah banyak yang menjadi korban, baik yang positif Corona maupun yang meninggal,” katanya. Dia mengimbau agar pos-pos belanja yang tidak esensial meski sudah dianggarkan agar segera disetop dan dialihkan untuk keperluan biaya pengadaan peralatan dan obat untuk hindari risiko Covid-19. “Sekarang harus cepat dan tepat dalam mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 ini. Melakukan penyemprotan disinfektan hingga melahirkan kebijakan belajar dipindahkan dari sekolah ke rumah serta bekerja dari rumah (Working From Home) itu adalah langkah yang bagus, tapi juga mesti di back-up dengan dukungan dana untuk membeli ADP maupun obat untuk pencegahan virus Corona ini,” ujar Guspardi. Legislator itu mengimbau kepala daerah, baik provinsi, kabupaten/kota dan legislatif untuk menyepakati realokasi anggaran untuk pencegahan Corona. “Jangan dulu korban jatuh, baru kita melangkah ke sana. Harus cepat dan tepat kita bersikap dan bertindak,” tegasnya. Guspardi berharap tenaga medis yang menjadi garda terdepan yang menangani dan pencegahan Corona, APD-nya harus memadai. Peralatan lain yang mendukung, juga harus disiapkan. Langkah ini dilakukan agar bisa menekan penyebaran virus Covid-19 di tengah masyarakat. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Distribusikan 10 Ribu APD ke 61 Rumah Sakit

SEMARANG, Jowonews.com – Sebanyak 10 ribu alat pelindung diri (APD) berupa pakaian dekontaminasi (hazardous materials) didistribusikan secara bertahap ke 61 rumah sakit di Provinsi Jawa Tengah, termasuk yang menjadi rujukan terkait dengan penanganan wabah virus corona jenis baru (COVID-19). Dari semalam sudah (mulai didistribusikan) karena semua daftar rumah sakit sudah ada. Daftarnya sesuai kebutuhan dan kapasitasnya, sekarang mulai diambil satu per satu, mudah-mudahan hari ini sudah bisa mengambil semua,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa. Orang nomor satu di Jateng itu memastikan langsung proses distribusi APD tersebut di Wisma Perdamaian Semarang yang dijadikan gudang logistik dalam masa penanganan COVID-19. Ganjar menjelaskan APD tersebut merupakan bantuan dan dikirim pemerintah pusat dari China, namun yang membuat Ganjar bangga adalah APD yang biasa disebut sebagai baju astronot tersebut diproduksi di Indonesia. “Yang menarik, ini diambil dari China, ternyata ini ‘made in Indonesia’. Ini sesuatu produk yang luar biasa, semoga ini jadi pembelajaran. Meskipun saya tidak bisa baca (bahasa Mandarin) ini, saya bisa membaca yang ini, ‘made in Indonesia’,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar pun membuka pintu selebar-lebarnya jika ada pihak manapun yang hendak memberikan bantuan atau donasi, khususnya APD untuk tenaga medis di rumah sakit. (jwn5/ant)

Jateng Inovasi Produksi Sendiri APD Untuk Tenaga Medis

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil melakukan inovasi dengan memproduksi sendiri alat pelindung diri (APD) yang saat ini banyak dibutuhkan para tenaga medis di rumah sakit dalam menangani pasien yang terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19). “RSUD dr. Moewardi berhasil membuat inovasi dan kreatifitas dengan membuat APD sendiri yang hasilnya sama dengan yang dijual pabrikan dan harganya jauh lebih murah,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat memperlihatkan APD berupa pakaian pelindung di kantor Dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Senin. Ganjar menjelaskan bahwa inovasi pembuatan APD untuk tenaga medis itu dilatarbelakangi minimnya persediaan di sejumlah rumah sakit yang menangani pasien COVID-19. APD pakaian pelindung yang diproduksi RSUD dr. Moewardi sebanyak 200-250 item per hari itu berbahan standar pabrikan yakni Polypropylene Spunbond. “APD ini sulit dicari, bahkan di beberapa daerah ada yang teriak-teriak kekurangan APD sampai pakai mantel (jas hujan, red), kami kemudian berinovasi mencari bahan seperti yang dibuat pabrikan dan hasilnya seperti ini,” ujarnya. Menurut Ganjar, sudah saatnya pemerintah daerah berusaha berinovasi dan berkreasi dalam rangka menangani penyebaran COVID-19 dan tidak hanya berpangku tangan mengandalkan pemerintah pusat. “Kalau bisa pemerintah daerah membantu pusat, jangan hanya membebani pusat. Harus kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah sendiri, yakinlah dengan doa, ketekunan dan kemauan, semua pasti ada jalan,” katanya. Selanjutnya, Ganjar menginstruksikan jajaranya untuk mencari terobosan baru dalam rangka pemenuhan masker. Terkait persoalan ketersediaan “hand sanitizer”, beberapa perusahaan dan pelajar sudah menemukan cara membuatnya sehingga kebutuhan di masyarakat dapat dipenuhi. “Silakan rumah sakut di seluruh Jateng koordinasi dengan Dinkes apabila kekurangan APD. Kalau ada yang ingin belajar membuatnya sendiri juga boleh, datang langsung ke Moewardi,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr. Moewardi Bambang S.W mengatakan ide pembuatan APD tersebut berawal dari kesulitan pihamnya mencari APD di pabrikan. Pihaknya kemudian juga mencari bahan apa yang digunakan pabrikan untuk membuat APD itu. “Ternyata bahannya ada, kemudian kami beli dan kami jahit sendiri, hasilnya ternyata bagus dan sesuai standar. Kalau rumah sakit lain membutuhkan, kami juga siap membantu. Kalau ada yang mau belajar membuatnya, kami juga siap mengajari,” ujarnya. Meski dibuat sendiri, namun standar dan prosedur keamanan tetap diterapkan karena sebelum dibuat, para penjahit juga sudah dipastikan dalam kondisi sehat, bersih, dan melakukan cuci tangan. (jwn5/ant)

Antisipasi Kekurangan, Dinkes Jateng Minta Tambahan Puluhan Ribu APD

SEMARANG, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mengajukan penambahan puluhan ribu alat pelindung diri (APD) kesehatan ke pemerintah pusat untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan pada penanganan medis pasien yang diduga terinfeksi virus Corona jenis baru (COVID-19). “Kebutuhan APD kami banyak sekali, jumlah yang kami ajukan puluhan ribu, sudah saya tandatangani dan kirimkan kebutuhan APD se-Jateng, mulai dari penutup kepala, kacamata, masker N95, sepatu ‘boots’, sarung tangan panjang, dan jubah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Selasa. Ia mengungkapkan saat ini ketersediaan APD di rumah sakit se-Jateng sudah ada yang menipis dan ada yang masih mencukupi untuk beberapa waktu ke depan. Menurut dia, banyaknya kebutuhan di Jateng itu karena APD yang digunakan oleh tenaga medis bersifat sekali pakai. “APD yang digunakan itu ‘single use’, jadi seorang tenaga medis tiap masuk ke ruang perawatan pasien dalam pemantauan (PDP) menggunakan APD dan tiap keluar harus diganti sehingga sehari kami bisa butuh 20 set APD lengkap full body,” ujarnya. Guna mengantisipasi terjadinya kekurangan APD, rumah sakit-rumah sakit yang ketersediaan APD-nya menipis agar merujuk pasien yang bersangkutan ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap, seperti RSUP dr. Kariadi Semarang dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengatakan dari 13 rumah sakit di Jateng yang ditunjuk menjadi rujukan penanganan pasien terduga COVID-19, ada yang ketersediaan APD-nya cukup untuk satu bulan ke depan, tapi ada juga yang stoknya tinggal seminggu. “Oleh karena itu, usulan ke pusat ini bisa segera turun, harapannya kurang dari satu minggu sudah ada (realisasi pengadaan APD, red),” katanya. (jwn5/ant)