Jowonews

Bantu Pengungsi Merapi? Cek Dulu Aplikasi Ini

MAGELANG, Jowonews- Pihak yang ingin membantu para pengungsi Merapi bisa terlebih dahulu mengakses aplikasi yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Aplikasi tersebut untuk memantau kebutuhan logistik pengungsi maupun segala kebutuhan lainnya yang diperlukan. Aplikasi berupa website ini beralamat di https://jannokopengungsi.magelangkab.go.id atau pengungsi.magelangkab.go.id. Bupati Magelang Zaenal Arifin di Magelang, Jumat (20/11), mengatakan Diskominfo sedang menyiapkan aplikasi terkait daftar sumbangan, pengungsi, dan lain sebagainya. “Di aplikasi tersebut nantinya ada daftar sumbangan yang masuk, daftar pengungsi di sini, dan lainnya,” kata Zaenal usai menerima kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo di Pengungsian Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Menurut dia, aplikasi tersebut nantinya bisa dibuka siapa saja. Diharapkan dengan aplikasi ini bisa memudahkan bagi semua pihak menginvetarisasi kebutuhan-kebutuhan yang ada. Titipkan di Kecamatan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin yang mendampingi Kepala BNPB di pengungsian Desa Deyangan tersebut mengimbau kepada masyarakat yang mau menyerahkan sumbangan kepada pengungsi Merapi agar dititipkan di kecamatan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 bagi pengungsi yang kondisinya aman. “Perlu diantisipasi saat ini adalah para pegiat biasanya mau memberikan sumbangan. Kita tidak bicara Merapi saja, tetapi bicara tentang Covid-19. Pengungsi saat ini sudah di titik aman, tentang penularan Covid-19,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia mengimbau para donatur, pengumpul atau mahasiswa yang saat ini mengumpulkan dana atau sumbangan agar jangan langsung diserahkan di lokasi pengungsian. Bantuan tersebut bisa dititipkan di kecamatan terlebih dahulu.

Google Hapus Ratusan Aplikasi Mengganggu dari Play Store

JAKARTA, Jowonews.com – Google telah menghapus hampir 600 aplikasi Android yang “mengganggu” di Play Store dalam upaya terbaru untuk mengendalikan penipuan iklan di perangkat seluler. Kebijakan Google tidak mengizinkan iklan tampil ketika aplikasi tidak digunakan atau mengelabui pengguna untuk mengklik iklan secara tidak sengaja. Dikutip dari The Verge, Jumat, Google mengatakan mendefinisikan iklan “pengganggu” sebagai ” iklan yang ditampilkan kepada pengguna dengan cara yang tidak terduga, termasuk merusak atau mengganggu kegunaan fungsi perangkat.” Misalnya, iklan yang muncul memenuhi layar selama panggilan telepon atau saat menggunakan aplikasi navigasi, menurut Senior Product Manager Ad Traffic Quality Google, Per Bjorke. Bjorke juga mengatakan bahwa Google telah mengembangkan “pendekatan berbasis pembelajaran mesin” untuk membantu mendeteksi iklan di luar konteks aplikasi. “Pengembang jahat terus menjadi lebih cerdas dalam menyebarkan dan menutupi iklan yang mengganggu, tetapi kami telah mengembangkan teknologi baru kami sendiri untuk melindungi pengguna dari perilaku ini,” kata Bjorke. Menurut laporan BuzzFeed News, sebagian besar aplikasi yang ditemukan melanggar aturan tersebut dibuat oleh pengembang yang berbasis di China, India, dan Singapura, dan mayoritas ditujukan untuk pengguna yang berbahasa Inggris. Menurut Bjorke, pengembang yang melanggar aturan tersebut telah menggunakan teknik serupa untuk menghindari deteksi, tetapi dia tidak mengetahui apakah hal itu merupakan upaya yang terkoordinasi. Bjorke menambahkan bahwa Google akan menawarkan pengembalian uang kepada merek yang iklannya kemungkinan terpengaruhi oleh pop-up yang mengganggu. Ini bukan kali pertama Google melakukan tindakan keras kepada pengembang. Pada bulan Juli, Google melarang pengembang China, CooTek, yang menggunakan plug-in adware untuk mengirim iklan secara agresif kepada pengguna, bahkan ketika sebuah aplikasi tidak digunakan. (jwn5/ant)