Jowonews

Bibit Unggul Cegah Penyakit Tanaman di Musim Hujan

PURWOKERTO, Jowonews- Salah satu upaya untuk mencegah penyakit tanaman saat musim hujan adalah dengan penggunaan bibit unggul. “Saat musim hujan seperti sekarang ini salah satu hal yang perlu diwaspadai petani adalah penyakit tanaman, hal tersebut dapat dicegah salah satunya dengan penggunaan bibit unggul,” kata Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Loekas Soesanto di Purwokerto, Ahad (31/1). Dia mengatakan penyakit tanaman harus dicegah agar produktivitasnya tetap optimal. “Karena kalau terserang penyakit tanaman kan produktivitas bisa mengalami penurunan dan pada akhirnya bisa merugikan petani,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Untuk itu, selain menggunakan bibit unggul, kata dia, ada beberapa upaya lain yang juga tetap harus dilakukan. “Misalkan pemberian sanitasi pada tanaman serta membuang daun tua atau buah busuk, sambil mengaplikasikan pestisida organik secara rutin dan teratur. Selain itu bisa juga dengan menambah pupuk sesuai dengan dosis yang dianjurkan,” katanya. Dia juga menambahkan perlunya mengelola tanaman agar bisa tumbuh dengan sehat dan berproduksi dengan optimal. “Petani perlu mengelola tanaman secara berkala dan menjaga kondisi lingkungannya agar bisa tumbuh sehat dengan produksi yang optimal,” katanya. Dia mencontohkan penyakit tanaman yang banyak menyerang tanaman saat musim hujan adalah penyakit patek atau antraknosa pada tanaman cabai. Sementara pada tanaman kakao, penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit busuk buah. Prof Loekas juga mengatakan peningkatan produksi pertanian pada saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini sangat diperlukan. “Urgensi peningkatan produksi pertanian saat masih pandemi perlu disesuaikan, agar tercapai juga peningkatan produksi yang optimal,” katanya. Dia mengatakan peningkatan produksi dapat dilakukan dengan berbagai upaya antara lain pemusatan jenis komoditas serta menyiasati dampak iklim bagi pertanian melalui pembangunan dan penguatan saluran air irigasi, termasuk juga memanfaatkan energi terbarukan. “Peningkatan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, dan obat-obatan juga perlu dilakukan sambil terus membangun inovasi pertanian yang dapat diterapkan petani termasuk dengan cara menerapkan energi terbarukan,” katanya.