Jowonews

BMKG Banjarnegara Pantau Kondisi Peringatan Dini Tsunami di Kabupaten Cilacap

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) melakukan pemantauan terhadap kondisi alat peringatan dini tsunami di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah guna memastikan sirine di lokasi tersebut berjalan baik.   “Tim kami bersama BPBD setempat baru saja melakukan uji coba alat peringatan dini tsunami di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dan hasilnya sangat baik,” kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi di Banjarnegara, Minggu.   Ia menjelaskan, lokasi uji coba sirine dilakukan di Kantor Kelurahan Tegal Kamulyan, Kabupaten Cilacap dan BTS Telkomsel di Kelurahan Jetis Kabupaten Cilacap.   Ia menjelaskan, sirine di Tegal Kamulyan berbunyi sesuai dengan protokol sirine dan “voice” sesuai yang telah ditetapkan pada pukul 10.10 waktu setempat.   “Sirine dan ‘voice’ berhasil dilakukan uji coba dengan pengendali regional berbunyi baik pada pukul 10.10 waktu setempat selama 60 detik dengan pengulangan sebanyak tiga kali voice dan tiga kali sirine,” katanya.   Kendati demikian, sirine di BTS Telkomsel Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu saat dilakukan uji coba pada pukul 10.00 WIB sempat tidak berbunyi namun pada saat ini telah ditindaklanjuti dan sudah berhasil berbunyi.   “Alat deteksi tsunami di Jetis, pada saat uji coba sempat tidak berbunyi namun tim kami langsung menindaklanjuti dan pada saat ini sudah berhasil berbunyi baik dari pengendali maupun manual,” katanya.   Ia mengatakan kegiatan rutin tersebut dilakukan untuk memastikan perangkat yang ada dapat dioperasikan sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.   “BMKG ingin memastikan bahwa seluruh perangkat peringatan dini tsunami dalam kondisi baik dan dapat beroperasi dengan baik kapanpun dibutuhkan,” katanya.   Dia juga mengatakan kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk mitigasi atau upaya pengurangan risiko bencana tsunami.   “Ini dilakukan dalam rangka pengurangan risiko bencana gempa dan juga tsunami di wilayah sekitar,” katanya.   Ia juga menambahkan berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan hari ini dapat disimpulkan bahwa alat peringatan dini tsunami di Kabupaten Cilacap dalam kondisi baik. (jwn5/ant)

Kepala BNPB Imbau Semua Daerah Ikuti Info BMKG

KUDUS, Jowonews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau semua daerah di Tanah Air untuk mengikuti perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar lebih siap siaga ketika terjadi bencana alam, kata Kepala BNPB Doni Monardo. “Seandainya terjadi hujan cukup lebat, maka warga yang berada di daerah rawan bencana tentunya lebih aman untuk diungsikan sementara,” katanya ketika menghadiri acara penanaman pohon di Pegunungan Patiayam, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Rabu. Ia juga menyarankan masyarakat untuk mengikuti instruksi kepala desa yang meminta warganya mengungsi pada kondisi tertentu. Terutama, kata dia, warga yang rumahnya berada di dekat tebing-tebing, di tepi tebing, maupun di bawah tebing untuk mewaspadai bencana tanah longsor. “Antardaerah juga diminta untuk saling berkoordinasi untuk saling memberikan informasi. Jika hujan di hulu tinggi, maka di bagian hilir harus mengikuti perkembangan,” katanya. Ketika di bagian hilir tidak ada hujan, sedangkan di bagian hulu hujan lebar, katanya, maka harus terinformasikan dengan baik. Masyarakat juga disarankan untuk mengecek anak sungai serta susur sungai guna mendeteksi kemungkinan adanya anak sungai yang tersumbat sehingga ketika debit air meningkat berpotensi menimbulkan permasalahan, seperti air melimpas ke pemukiman warga. Ia mengingatkan bahwa hampir semua daerah di Indonesia memiliki potensi bencana alam, seperti banjir karena adanya alih fungsi lahan. “Hampir semua daerah di Indonesia juga mengalami banjir bandang dan tanah longsor selama dua tahun terakhir, sehingga semua harus waspada,” demikian Doni Monardo. (jwn5/ant)

BMKG Prediksi Sejumlah Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Sedang-Lebat Sepekan ke Depan

JAKARTA, Jowonews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG ) memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan mendatang. “Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan masih adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan,” kata Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R. Prabowo melalui rilis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin. Ia mengatakan hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan bahwa gugusan uap air, atau lebih dikenal dengan istilah Madden-Julian Oscillation (MJO), masih berada di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Fenomena MJO tersebut, katanya, mendukung peningkatan konsentrasi curah hujan, fenomena gelombang tropis Kelvin Wave dan Rossby Ekuatorial yang berkontribusi signifikan terhadap pembentukan pola siklonik dan pertemuan angin yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah, antara lain Sumatera Bara, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung pada periode 12-14 Januari 2020. Kemudian wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua juga diprediksi akan terkena curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada periode yang sama. Selanjutnya, pada periode 15-18 Januari 2020, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten dan DKI Jakarta juga akan dilanda curah hujan dengan intensitas yang sama. Wilayah lain yang pada periode yang sama akan mengalami kondisi serupa adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan juga Papua. Sementara itu, BMKG memperkirakan potensi ketinggian gelombang laut di wilayah Indonesia dapat mencapai lebih dari 2.5 meter. Kondisi tersebut dapat terjadi di beberapa wilayah perairan selatan Jawa Tengah hingga Pulau Sumba, Laut Sawu, Perairan selatan Pulau Sawu, Pulau Rote, Samudera Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Laut Natuna Utara untuk sepekan mendatang, demikian Mulyono R. Prabowo. (jwn5/ant)

BMKG Imbau Warga Terdampak Gempa Tidak Terpancing Hoaks

JAKARTA, Jowonews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang terkena dampak gempa magnitudo 6.1 di Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, Aceh, untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Kami imbau masyarakat agar tetap tenang, terutama di wilayah terdampak,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kantor BMKG Jakarta, Selasa. Mengingat gempa masih dapat terjadi lagi, ia juga minta kepada masyarakat untuk menghindari bangunan yang telah retak atau rusak akibat gempa. “Kalau bangunan masih utuh tidak masalah. Silakan kembali lagi ke tempat tinggal dimana rumahnya masih utuh, tidak ada kerusakan atau retakan,” tambahnya. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk segera memeriksa dan memastikan apakah bangunan tempat tinggal mereka mengalami kerusakan atau tidak akibat getaran gempa yang terjadi. Ia khawatir kerusakan atau retakan bangunan akibat gempa tersebut dapat membahayakan keselamatan dan menyebabkan hal-hal lain yang tidak diinginkan. Lebih lanjut, kepala BMKG tersebut juga mengimbau masyarakat agar memastikan informasi resmi yang bersumber dari BMKG dan disebarluaskan melalui kanal komunikasi resmi BMKG yang telah terferivikasi. Beberapa kanal resmi BMKG tersebut antara lain di Instagram dan Twitter dengan alamat @infobmkg, website www.bmkg.go.id atau dapat dipantau juga di website inatews.bmkg.go.id dan di mobile apps wrs_bmkg. “Di situ tidak menggunakan password jadi bisa langsung dibuka atau melalui mobile apps infobmkg,” katanya. (jwn5/ant)

Waspada Potensi Hujan Lebat di Banjarnegara Sepekan ke Depan

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geogisika (BMKG) menginformasikan bahwa Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berpotensi hujan berintensitas sedang hingga lebat dalam sepekan ke depan. “Menurut prakiraan cuaca wilayah Banjarnegara berpotensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang terkadang disertai petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan,” kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Minggu. Dia menjelaskan, berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan masih adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan, termasuk di wilayah Banjarnegara. “Ada potensi pembentukan awan hujan yang cukup signifikan di wilayah Indonesia termasuk di Banjarnegara,” katanya. Dia menambahkan, pihaknya secara berkala terus menyampaikan prakiraan cuaca terkini kepada seluruh pemangku kepentingan terkait guna mendukung upaya pengurangan risiko atau mitigasi bencana. “Masyarakat juga dapat terus mengikuti informasi terkini mengenai informasi cuaca melalui akun-akun media sosial resmi milik BMKG,” katanya. Sementara itu, dia kembali mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem diprakirakan akan terus meningkat mengingat puncak musim hujan akan berlangsung pada Januari hingga Februari. Sebelumnya, dia kembali mengingatkan warga yang ada di wilayah setempat agar mewaspadai bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan. “Memasuki puncak musim hujan pada bulan Januari ini masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi,” katanya. Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu panik namun perlu tetap meningkatkan kewaspadaan terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama. “Waspada bila terjadi hujan lebat dengan durasi cukup lama yaitu di atas 30 menit karena dikhawatirkan dapat berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, angin kencang,” katanya. (jwn5/ant)