Jowonews

42 Pasien COVID-19 di Kota Semarang Dinyatakan Sembuh

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan jumlah pasien positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh hingga Senin (20/4) sudah mencapai 42 orang. “Tren kenaikan pasien yang dinyatakan positif Corona masih terjadi. Tetapi, satu hal yang menggembirakan yakni kesembuhan pasien sudah mencapai 42 orang,” kata wali kota yang akrab disapa Hendi ini di Semarang, Senin. Secara umum, kata dia, per hari Senin ini tercatat 123 pasien positif COVID-19 yang dirawat di berbagai rumah sakit di Kota Semarang. Adapun jumlah pasein dalam pengawasan mencapai 208 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 604 orang. Oleh karena itu, Hendi meminta semua pihak untuk ikut berperan agar disiplin di rumah saja, menghindari kerumunan, disiplin menggunakan masker, serta selalu mengikuti protokol pencegahan COVID-19 yang sudah disiapkan Pemkot Semarang. Pada hari ini, Pemkot Semarang juga menerima bantuan 3.350 masker dan 200 paket bahan kebutuhan pokok dari berbagai pihak untuk disalurkan. Menurut Hendi, bantuan ini menjadi suntikan semangat bagi Pemkot Semarang dalam upaya serius.mencegah penyebaran Corona. “Pemerintah tidak sendiri, saya yakin semua pihak punya peran terbaiknya,” katanya. (jwn5/ant)

Pasien COVID-19 yang Sembuh di Banyumas Bertambah 5 Orang

PURWOKERTO, Jowonews.com – Jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bertambah menjadi lima orang, kata Bupati Banyumas Achmad Husein usai memimpin rapat penanggulangan infeksi virus corona, Senin. “Hari ini bertambah lagi satu orang yang dinyatakan sembuh dan boleh pulang, sehingga total pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak lima orang dari total pasien positif COVID-19 yang mencapai 13 orang, dua orang di antaranya meninggal dunia,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Banyumas, ia melanjutkan, berdasarkan data Senin (20/4) pagi secara keseluruhan mencapai 71 orang dengan perincian 45 orang sudah dinyatakan negatif sehingga boleh pulang, tujuh orang meninggal dunia, dan 26 orang masih menjalani perawatan.  “Hampir semuanya sehat, cuma ada satu orang yang memiliki penyakit pemberat, kondisinya memburuk. Tetapi yang ini belum tentu positif karena (hasil pemeriksaan) swab-nya belum keluar,” kata Bupati. Mengenai pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat pada pasien dalam klaster Gowa, yang terdiri atas warga yang baru pulang dari acara Ijtima Ulama Dunia 2020 di Gowa, Bupati mengatakan bahwa pemeriksaan sudah dilakukan pada 320 orang yang baru pulang dari Gowa beserta keluarga mereka dan orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka. Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat, menurut dia, ada 40 orang terindikasi terinfeksi virus corona dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. “40 orang ini sudah kami evakuasi ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan klinis, kemudian (pemeriksaan) laboratorium, pemeriksaan swab yang paling penting untuk menentukan ini positif COVID-19 atau bukan,” katanya. Ia menambahkan bahwa ada dua orang yang terindikasi terinfeksi virus corona yang menjalani karantina mandiri di rumah mereka di Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, dengan pengawasan dari personel Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 tingkat rukun tetangga, kelurahan, kecamatan, dan puskesmas. “Hal itu dilakukan karena salah seorang di antaranya sudah lanjut usia dan kondisinya sakit, kemudian yang satu merupakan putranya sehingga merawat yang lanjut usia itu,” katanya. Bupati mengatakan warga yang menurut hasil pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat tidak terindikasi terserang virus corona kondisinya juga dipantau oleh petugas dan diarahkan untuk menjalani karantina mandiri di rumah. Warga yang tidak bisa menjalani karantina mandiri di rumah, ia melanjutkan, akan dievakuasi ke tempat karantina yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas. Ia menambahkan orang-orang dalam klaster Gowa yang menjalani pemantauan terkait penularan COVID-19 berada di 18 desa/kelurahan di 10 kecamatan di Kabupaten Banyumas. (jwn5/ant)

Polres Batang Sumbang APD untuk Dua Rumah Sakit Tangani COVID-19

BATANG, Jowonews.com – Kepolisian Resor Batang, Jawa Tengah menyumbangkan sejumlah alat pelindung diri kepada dua rumah sakit setempat sebagai upaya memberikan dukungan terhadap tenaga medis dalam penanganan penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19). Kepala Polres Batang AKBP Abdul Waras di Batang, Sabtu, mengatakan kegiatan itu program Kapolda Jateng yang dilakukan serentak di seluruh jajaran polres di seluruh wilayah Jawa Tengah dengan tujuan memberikan semangat dan dukungan kepada para tenaga medis dalam memberikan pelayanan pengobatan pasien COVID-19. “Ini bentuk kepedulian kami pada paramedis RSUD Kalisari Batang dan Rumah Sakit QIM yang berada di garda terdepan penanganan pasien COVID-19,” katanya. Ia menjelaskan beberapa APD tersebut, antara lain coverall atau jas 50 potong, pelindung muka 25 buah, kaca mata 50 buah, dan sepatu boot 50 pasang, serta makanan kering 50 dus. Untuk mendukung pada tenaga medis dalam merawat dan mengobati pasien, kata dia, polres juga mengirimkan karangan bunga. “Kami mendoakan pada tenaga medis terus diberikan kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik pada pasien,” kata Kapolres Abdul Waras. Pada kesempatan itu. ia mengimbau masyarakat menaati instruksi pemerintah agar menjaga jarak dan tidak berkerumun sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona. “Sekali lagi saya juga mengimbau masyarakat tidak ada penolakan pemakaman jenazah pasien ODP, PDP, dan pasien positif virus corona,” katanya. Pelaksana Tugas Direktur RSUD Kalisari Batang dr Tri Handoko mengapresiasi dukungan moral dan bantuan APD dari Polres Batang. “Dukungan dan bantuan ini merupakan suatu ‘support’ (dukungan) mental bagi tenaga medis dan paramedis yang sedang berjuang sehingga kami merasa terlindungi dan bisa bekerja lebih keras lagi. Tidak takut namun tetap waspada,” katanya. (jwn5/ant)

Polresta Banyumas Gelar Simulasi Sispamkota Penanganan COVID-19

PURWOKERTO, Jowonews.com – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas, Jawa Tengah, menggelar simulasi Sistem Pengaman Kota (Sispamkota) dalam rangka Operasi Aman Nusa II Candi 2020 Penanganan COVID-19. Kegiatan yang digelar di Auditorium Graha Widyatama Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu, diisi dengan paparan mengenai persiapan pengamanan dan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi terkait dengan pandemi COVID-19. Kendati kegiatan tersebut melibatkan anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Banyumas, Polresta Banyumas menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Dalam hal ini, seluruh peserta wajib mengenakan masker serta menjalani pemeriksaan suhu badan dan mencuci tangan menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ruangan. Selain itu, tempat duduk diatur sedemikian rupa dengan jarak antartempat duduk lebih dari 2 meter. Saat memberi keterangan pers, Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka mengatakan pihaknya menggelar simulasi Sispamkota sebagai antisipasi apabila terjadi situasi yang tidak diinginkan bersama. “Mudah-mudahan tidak terjadi situasi yang tidak kita inginkan. Apabila terjadi hal-hal seperti itu, ada situasi ‘merah’ yang sudah kita tentukan dari prediksi-prediksi yang ada di lapangan,” katanya. Menurut dia, situasi tersebut terdiri atas “Merah I”, “Merah II”, dan “Merah III”. Ia mengatakan jika situasi-situasi tersebut ada, akan diambil langkah-langkah yang tidak hanya dilakukan sendiri oleh anggota Polri, TNI, maupun pemerintah daerah tetapi dilaksanakan secara bersama-sama. “Situasi sekarang, alhamdulillah masih landai dan masih kondusif. Apabila situasi itu meningkat, maka kegiatan kita, gabungan dari TNI, Polri, dan pemerintah daerah itu akan lebih spesifik,” jelasnya. Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan simulasi Sispamkota tersebut digelar bukan dalam rangka Pemerintah Kabupaten Banyumas akan mengusulkan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Tidak, tidak mengarah ke sana (PSBB, red.). Ini adalah standar protap (prosedur tetap) dari Polri dan dilakukan bukan hanya di Banyumas tetapi seluruh Indonesia,” katanya. Menurut dia, pihaknya selama ini sudah bertindak cepat, salah satunya terkait dengan penyisiran terhadap warga yang baru pulang dari Gowa, Sulawesi Selatan, untuk mengikuti Ijtima Ulama Dunia 2020. Dalam hal ini, tiga warga Banyumas yang tinggal dalam satu rumah, berdasarkan hasil pemeriksaan swab dinyatakan positif COVID-19, salah seorang di antaranya baru pulang dari Gowa. Oleh karena itu, kata dia, Pemkab Banyumas langsung melaksanakan rapid test terhadap warga yang baru pulang dari Gowa dan orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Ia mengatakan berdasarkan data sementara hasil rapid test terhadap 62 warga Banyumas yang berangkat ke Gowa dan orang-orang yang melakukan kontak dengan mereka, terdapat 30 orang yang terindikasi positif COVID-19. “Tapi ini rapid test ya, bukan swab. Ini kehati-hatian saja. Dari 30 orang ini sudah kita masukkan ke rumah sakit semuanya meskipun tidak ada gejala,” katanya. Menurut dia, isolasi tersebut dilakukan di rumah sakit untuk dilakukan pengecekan terhadap paru-parunya. Sementara itu, Komandan Komando Distrik Militer 0701/Banyumas Letnan Kolonel Infanteri Candra mengatakan pihaknya berbicara dari rencana kontijensi terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan eskalasi wilayah. “Kemudian dari komando atas sudah menurunkan rencana operasi yang nantinya apabila diberlakukan akan menjadi rencana perintah operasi. Hal inilah yang dilakukan hari ini, Sispamkota merupakan salah satu teknis kegiatan yang dilakukan aplikasi di lapangan,” katanya. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Gelar Doa Bersama Harap Pandemi COVID-19 Berakhir

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Majelis Ulama Indonesia menggelar doa bersama secara live streaming melalui beberapa media sosial agar pandemi COVID-19 segera berakhir. Kegiatan bertajuk “Istigasah dan Doa Bersama Untuk Keselamatan Bangsa” itu digelar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jumat malam. Hanya terlihat sekitar 15 orang yang hadir di lokasi acara dengan menerapkan pembatasan fisik, di antaranya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Taj Yasin, dan Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji. Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji mengaku prihatin dengan terjadinya wabah COVID-19 dan semua pihak telah berupaya mengatasinya, bahkan banyak pasien positif COVID-19 yang telah sembuh. “Kami mengetuk pintu langit agar Allah SWT mempercepat, mengakhiri musibah ini. Ya Allah, kasihani kami. Engkau Maha Sayang. Ampuni kami, ya Allah,” kata Darodjie saat membuka doa bersama. Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan bahwa saat ini umat manusia sedang diuji dengan ujian yang tidak ringan. “Mahluk ini tidak tampak, kami memohon agar COVID-19 ditarik dari Jateng, dari Indonesia,” ujar Ganjar. Pemprov Jateng mencatat sampai hari ini ada 297 pasien positif COVID-19, pasien positif dirawat 214 orang, pasien positif sembuh 41 orang, pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia sebanyak 42 orang, orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 24.199 orang, dan 811 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Menurut Ganjar, doa bersama ini sebagai bentuk ikhtiar dan permohonan kepada Tuhan YMEagar memberikan kemudahan dan kesembuhan. Dalam doa bersama, Ganjar juga menyinggung ada puluhan orang tenaga kesehatan RSUP dr. Kariadi yang terinfeksi COVID-19 akibat pasien yang tidak jujur saat berobat. Ganjar mengimbau masyarakat tidak lagi menolak jenazah pasien COVID-19, apalagi sebagai umat muslim juga telah diperintahkan untuk merawat jenazah. Oleh karena itu, Ganjar mengajak masyarakat menghormati dan menjaga serta saling menghargai. Orang nomor satu di Jateng itu juga mengimbau masyarakat agar rajin melakukan cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, memakai masker, menjaga jarak, dan menerapkan pola hidup sehat. “Dampak COVID-19 amat luar biasa, mulai dari efek ekonomi sampai efek sosial, termasuk mereka para pekerja harian yang kena dampak. Jangan pulang mudik dulu,” tegasnya. Wagub Taj Yasin Maimoen kemudian didapuk memimpin doa bersama. (jwn5/ant)

Gubernur Minta Warga Jateng Bersikap Jujur Terkait COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta seluruh warga Provinsi Jawa Tengah bersikap jujur terkait COVID-19 agar tidak menambah jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona jenis baru itu. “Terjangkitnya puluhan tenaga medis RSUP dr Kariadi Semarang itu sesuatu yang luar biasa. Ini pembelajaran bagi kita bahwa seorang dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sangat rentan. Sedihnya lagi, mereka tertular COVID-19 dari pasien yang tidak jujur,” kata Ganjar di Semarang, Jumat. Ganjar menyesalkan adanya pasien yang berbohong saat berobat karena ketidakjujurannya itu mengakibatkan puluhan tenaga medis RSUP dr Kariadi Semarang terinfeksi COVID-19. Kepada petugas, pasien yang datang berobat tersebut tidak mengatakan bahwa dirinya baru saja bepergian dari zona merah COVID-19. “Kalau di jantung dan benteng pertahanan terakhir bisa tertular, ini sesuatu yang sangat serius. Untuk itu kami minta seluruh rumah sakit untuk memperketat protokol kesehatan di tempat masing-masing demi melindungi para tenaga medis kita,” ujarnya. Ganjar menyatakan pihaknya mendukung penuh proses penyembuhan 46 tenaga medis RSUP dr Kariadi, Kota Semarang, yang positif COVID-19 dan saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di Hotel Kesambi Hijau. Tidak hanya dukungan tempat isolasi, Pemprov Jateng juga berupaya maksimal dalam mencukupi berbagai kebutuhan yang dibutuhkan oleh puluhan tenaga medis tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, 46 tenaga medis yang positif COVID-19 itu terdiri dari beberapa dokter spesialis, perawat, tenaga penunjang medis hingga non-medis. (jwn5/ant)

Ganjar Dorong Pemerintah Pusat Percepat Distribusi Primer Untuk Deteksi COVID-19

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pemerintah pusat mempercepat distribusi primer atau zat aktif untuk mendeteksi virus corona jenis baru (COVID-19) ke laboratorium yang ada di Provinsi Jawa Tengah. “Kalau kurang sih gak, tapi perlu percepatan distribusi dari pusat karena dengan adanya penambahan laboratorium itu pasti ada peningkatan kuantitas,” katanya di Semarang, Kamis. Saat ini, primer sangat dibutuhkan untuk mempercepat hasil tes PCR (polymerase chain reaction) atau reaksi berantai yang biasanya keluar dalam jangka waktu 2-3 hari menjadi hanya beberapa jam. Untuk melakukan tes tersebut, di Jawa Tengah bisa dilakukan di enam laboratorium yakni di RSUP dr. Kariadi, Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Labkesda Semarang, Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, RSUD dr. Moewardi, dan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada masa awal kasus COVID-19, hasil tes hanya dilakukan di Kementerian Kesehatan di Jakarta, sedangkan untuk distribusi primer hanya disesuaikan dengan jumlah laboratorium dan jumlah kasus. “Selain mempercepat pendistribusian saya juga minta akses pembelian zat tersebut untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19,” ujarnya. Terkait dengan distribusi, Ganjar menjelaskan bahwa primer dikirim oleh Kementerian Kesehatan dan langsung ditujukan ke masing-masing laboratorium, tanpa melalui Gugus Tugas atau pemerintah daerah setempat. Ganjar berharap ketika nantinya terjadi lonjakan kasus, ada akses pemerintah daerah untuk pengadaan zat tersebut. “Sekarang saya minta agar pusat segera mengirim itu. Kalau tidak, saya minta ditunjukkan saja itu belinya di mana agar kami beli sendiri, itu yang akan kita penuhi,” katanya. Sampai saat ini, lanjut Ganjar, untuk stok zat primer di Jateng masih tercukupi, tapi jika situasinya terus naik, maka harus sudah ada persiapan, bahkan dirinya mengatakan telah jauh-jauh hari menyampaikan ke Menteri Kesehatan terkait hal tersebut. “Karena jauh-jauh hari ini sudah saya sampaikan ke Menteri Kesehatan. Dijawab karena untuk membeli alat ini hanya bergantung satu negara, maka kini sedang berusaha mencari negara lain,” ujar Ganjar. (jwn5/ant)

Pemkab Pekalongan Siapkan 73.000 Paket Sembako untuk Masyarakat Terdampak COVID-19

PEKALONGAN, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menyiapkan sebanyak 73 paket sembako yang akan dibagikan pada warga terdampak virus corona jenis baru (COVID-19). “Sebanyak 73 ribu paket sembako ini akan dibagikan dalam dua tahap, yaitu April 2020 dan Mei 2020 kepada warga terdampak virus corona,” kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Kamis. Menurut dia, selain dari pemkab, paket sembako ini juga akan diberikan oleh Gerakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Berbagi, tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility, dan Baznas. “Jika sinergi ini berjalan terus maka tentunya akan membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak COVID-19,” katanya. Asip mengatakan sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap rakyat, pemkab juga mengusahakan bantuan kebutuhan pokok pada warga Kabupaten Pekalongan yang berada di Jakarta. “Saya sudah berkomunikasi dengan para anggota DPR RI yang mewakili daerah domisili Kabupaten Pekalongan di Jakarta untuk bersama-sama membantu saudara-saudara kita yang tidak mudik. Ada sekitar 200 orang yang tergabung pada Paguyuban Warga Kabupaten Pekalongan di Jakarta,” katanya. Ia mengatakan bahwa ada sekitar 28.000 warga yang sudah mudik ke kampung halamannya yang perlu mendapatkan bantuan paket sembako. “Oleh karena, kita bersama pengurus paguyuban warga Pekalongan, dan para anggota DPR RI di Jakarta untuk ikut membantu mereka,” katanya. Ia menambahkan untuk aspek kesehatan, pemkab segera membuka rumah sakit rujukan untuk pasien orang dalam pantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) di Puskesmas Wonokerto 2. (jwn5/ant)