Jowonews

Liburan Akhir Tahun, Masyarakat Dihimbau di Rumah Saja

JAKARTA, Jowonews- Masyarakat dihimbau berkegiatan di rumah saja selama liburan hari raya Natal dan tahun baru 2021 ini. Demikian keterangan pers yang disampaikan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo di Jakarta, Selasa (8/12). Dia mengatakan libur akhir tahun 2020 berpotensi menimbulkan kerumunan di tempat-tempat umum yang dapat memicu terjadinya kerumunan dapat meningkatkan risiko penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. “Akan ada juga libur hari raya Natal dan libur tahun baru 2021, yang tentunya ini akan berpotensi terjadinya kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan, termasuk juga acara-acara keluarga,” kata Doni sebagaimana dilansir Antara. Oleh sebab itu, dia berharap agar liburan akhir tahun tersebut dapat menjadi momentum yang lebih berharga dan tentunya aman serta nyaman untuk tetap berada di rumah saja. “Kami mengajak liburan kali ini adalah liburan yang aman, liburan yang juga harus nyaman, tanpa jalan-jalan tanpa bepergian,” kata Doni. Cuaca Ekstrem Selain dapat meningkatkan potensi penularan Covid-19, Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem dalam tiga pekan ke depan, sebagaimana menurut prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Sehingga dalam hal ini masyarakat diminta untuk mengantisipasi dari adanya potensi dampak bencana alam yang dapat dipicu oleh faktor cuaca tersebut. “Karena kita lihat perkembangan cuaca pada dua tiga minggu yang akan datang, cuaca ekstrem hampir melanda di seluruh wilayah nasional kita sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh BMKG,” kata Doni.

Meski Ada Vaksin, Tetap Jalankan Protokol Kesehatan

JAKARTA, Jowonews- Masyarakat diminta tetap menjalankan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan virus meskipun sudah ada vaksin yang siap diedarkan di Indonesia. “Meski sudah ada vaksin, kita tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Bapak presiden menggarisbawahi pentingya 3M dan 3T,” tutur Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam keterangan pers yang dikutip di Jakarta, Selasa (8/12). Doni menyebutkan kunci utama dalam mencegah penyebaran Covid-19 adalah dengan 3M atau mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak. Selain itu arahan Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa upaya 3M ditambah 3T atau tracing, testing dan treatment untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Doni memastikan bahwa pemerintah serta seluruh pimpinan di tingkat provinsi, kabupaten-Kota akan terus bekerja keras untuk bisa melayani masyarakat yang terdampak Covid-19. Doni juga mengingatkan kepada masyarakat agar tetap meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing, sehingga manusia akan tetap mendapat perlindungan-Nya. “Kita harus meningkatkan juga keimanan dan ketakwaan kita, sesuai agama kita masing-masing. Karena kita bangsa Indonesia adalah insan Pancasila,” kata Doni sebagaimana diansir Antara. Olahraga dan istirahat Cukup Di samping itu, Doni turut menyampaikan pentingnya olahraga secara teratur, menjaga pola makan, mengatur waktu tidur dan mengelola stres yang dapat menjadikan imunitas terjaga dengan baik sebagai pondasi utama tubuh dari ancaman virus. “Kita juga harus meningkatkan imunitas tubuh kita dengan cara olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, tidak boleh begadang, minimal kita harus tidur selama enam jam,” jelas Doni. Menurut Doni, dengan adanya vaksin yang ditambah protokol kesehatan tersebut, dirinya meyakini bahwa keselamatan dan kesehatan masyarakat dapat lebih dipertahankan dengan baik. “Dengan adanya vaksin, kita yakin, kita akan jauh lebih baik. Kita tetap akan bisa mempertahankan ketahanan kesehatan masyarakat. Vaksin akan menjadikan kita lebih optimistis ditambah dengan protokol kesehatan. InshaAlloh Allah SWT melindungi bangsa Indonesia,” kata Doni.

MUI Jateng: Patuhi Protokol Kesehatan!

SEMARANG, Jowonews- Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah mengingatkan kembali masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan (prokes), meningkatkan ibadah, bersabar, berzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah agar tidak terinfeksi Covid-19.. Di sisi sama, MUI Jateng menekankan pentingnya pemerintah meningkatkan ikhtiar menanggulangi pandemi Covid-19. ‘’Seruan ini didasarkan karena kasus warga terpapar Covid-19i Jateng belakangan ini bukannya menurun, tetapi trennya meningkat akibat warga abai mematuhi protokol kesehatan,” kata Ketua MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji melalui Wakil Ketua MUI, Prof. Ahmad Rofiq, dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Jumat (4/12). Data per 3 Desember 2020, jumlah kasus Covid-19 di Jateng tercatat 58.337 dengan jumlah meninggal 2.049 orang. Dari beberapa daerah dilaporkan terjadi lonjakan kasus sehingga banyak rumah sakit kewalahan menerima pasien baru, lansir Antara. Ihwal pelaksanaan Pilkada 2020 pada masa pandemi  — di samping perkembangan Covid-19 di Jateng yang makin tinggi dan masyarakat merasa jenuh serta abai mematuhi protokol kesehatan — penyelenggara wajib konsisten menerapkan protokol kesehatan pada pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember 2020.  Sebelumnya MUI menggelar Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Harian, Komisi Fatwa, dan Komisi Hukum dan Perundang-Undangan MUI Jateng, yang dipimpin Wakil Ketua Umum Prof. Ahmad Rofiq didampingi Sekretaris Umum Drs H Muhyiddin, di Kantor MUI Jateng, Kamis (3/12). MUI juga mengajak masyarakat yang memiliki hak pilih menggunakan haknya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat. ”Masyarakat hendaknya memilih pemimpin yang adil, berintegritas dan berakhlaqul karimah,” kata Rofiq. Dalam tausiyah tersebut MUI Jateng juga mengimbau warga Jateng dalam menghadapi musim hujan yang berpotensi menimbulkan bencana alam di berbagai daerah, lebih meningkatkan antisipasi dan kewaspadaan dini dengan senantiasa berikhtiar dan mendekatkan diri kepada Allah. Sehubungan dengan makin dekatnya perayaan Hari Natal dan Tahun Baru 2021, MUI mengajak masyarakat menjaga persatuan, persaudaraan (ukhuwwah Islamiyah, ukhuwwah wathaniyah dan ukhuwwah basyariyah), kerukunan dan kedamaian, dan tidak berlebihan dalam menyambut Tahun Baru 2021. “Selalu mematuhi protokol kesehatan,” demikian MUI Jateng. *

Lagi, Guru SMP di Kudus Meninggal Terpapar Covid-19

KUDUS, Jowonews- Jumlah guru SMP 3 Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang meninggal dunia akibat terpapar penyakit virus Covid-19 bertambah satu menjadi empat orang. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Abdul Azis Achyar di Kudus, Kamis (3/12), membenarkan adanya tambahan satu guru SMP 3 Jekulo yang meninggal setelah diketahui hasil tes usap terkonfirmasi positif Covid-19. Sebelumnya, tiga guru sekolah itu meninggal dunia karena virus tersebut. “Tes usap dilakukan hingga dua kali dengan hasil terkonfirmasi positif Covid-19,” ujarnya. Setelah menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi Kabupaten Kudus di ruang ICU (Intensive Care Unit) selama beberapa hari, guru tersebut akhirnya meninggal hari ini (3/12) dengan sejumlah penyakit bawaan, seperti hipertensi, jantung, dan stroke. Terkait dengan informasi adanya guru lain yang menjalani perawatan di rumah sakit, dia mengaku, belum mengetahui. Hasil tes usap terhadap 43 guru SMP 3 Jekulo pada Rabu (2/12) setelah adanya tiga guru yang meninggal akibat Covid-19, hingga kini belum diketahui karena masih dalam proses pengujian spesimen di Laboratorium Biomolekuler Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada mengungkapkan untuk guru lain yang menjalani perawatan bukan karena Covid-19, melainkan sedang hamil dan setelah sempat dirawat di Rumah Sakit KSH Pati saat ini dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tim Gugus Tugas Percepatan dan PenangananCovid-19 Kabupaten Kudus tidak hanya melakukan penelusuran kontak terhadap guru maupun pegawai SMP 3 Jekulo, melainkan masing-masing anggota keluarganya. Hal ini guna memastikan ada tidaknya penularan di lingkungan keluarga. Pihak SMPN 3 Jekulo sudah memastikan tidak ada siswa yang kontak dengan guru tersebut di sekolahan karena pembelajaran berlangsung secara daring.

WHO: Tingkatkan Aktivitas Fisik di Masa Pandemi

JENEWA, Jowonews- Semua orang dewasa harus melakukan minimal 150 menit aktivitas fisik yang kuat per minggu, bahkan lebih. Hal ini penting untuk kesejahteraan dan kesehatan mental di era Covid-19, Hal tersebut disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pedoman pertamanya dalam satu dekade, Rabu (25/11). Sedangkan anak-anak dan remaja disarankan memiliki rata-rata satu jam latihan fisik setiap hari dan membatasi waktu di depan layar elektronik. Dan orang-orang dari segala usia harus mengompensasi perilaku menetap yang semakin meningkat dengan aktivitas fisik. Hal ini untuk menangkal penyakit dan memperpanjang masa hidup mereka, kata WHO. “Meningkatkan aktivitas fisik tidak hanya membantu mencegah dan mengelola penyakit jantung, diabetes tipe-2 dan kanker, tetapi juga mengurangi gejala depresi dan kecemasan, mengurangi penurunan kognitif termasuk Alzheimer dan meningkatkan daya ingat,” kata Ruediger Krech, direktur WHO untuk promosi kesehatan kepada media. Namun satu dari empat orang dewasa dan empat dari lima remaja yang “mengejutkan” tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup, yang meliputi berjalan kaki, bersepeda, berkebun dan bersih-bersih, kata WHO. “Pedoman ini menekankan apa yang dialami banyak orang selama pembatasan COVID yang diterapkan di seluruh dunia. Menjadi aktif setiap hari tidak hanya baik bagi tubuh kita tetapi juga kesehatan mental kita,” kata Fiona Bull, kepala unit aktivitas fisik WHO. “Telepon teman dan lakukan kelas online bersama.Bantu anggota keluarga Anda, lakukan sebagai keluarga. Dan kapan pun Anda bisa, keluarlah,” katanya. Batasi Waktu Duduk Penelitian tentang efek buruk dari perilaku menetap telah berkembang dalam dekade terakhir, mengarah pada saran baru, kata Bull. “Itu membatasi waktu duduk, dan melakukan lebih banyak aktivitas untuk mengimbangi waktu duduk, terutama bagi mereka yang melakukan banyak duduk santai, termasuk banyak orang yang memiliki lingkungan kerja berbasis kantor,” katanya sebagaimana dilansir Antara dari Reuters. “Untuk anak-anak, kami juga merekomendasikan mereka membatasi waktu duduk, terutama waktu di depan layar.” Wanita hamil dan ibu yang menjalani masa nifas termasuk dalam rekomendasi 150 hingga 300 menit aktivitas aerobik sedang hingga berat per minggu untuk orang dewasa. Ini membawa manfaat kesehatan bagi ibu dan bayinya, menurut Juana Willumsen, petugas teknis WHO. “Misalnya ada penurunan 30 persen diabetes gestasional di antara wanita yang aktif secara fisik selama kehamilan,” katanya. Orang dewasa di atas 65 tahun disarankan untuk menambah penguatan otot dan aktivitas yang berfokus pada keseimbangan dan koordinasi untuk membantu mencegah jatuh nanti. Perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan atau pinggul yang melacak aktivitas fisik sangat membantu untuk semua, kata Bull. “Memantau seberapa aktif Anda menjadi masukan yang sangat bagus,” katanya. “Itu penting karena kita cenderung berpikir kita mungkin lebih aktif. Kita cenderung meremehkan berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk duduk-duduk.”

Jokowi: Terapkan Strategi Rem dan Gas Tangani Pandemi

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh jajarannya agar terapkan strategi rem dan gas dalam menangani pandemi Covid-19 dan memulihkan ekonomi nasional, tidak kendur dan tak kehilangan keseimbangan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/11) mengingatkan keseimbangan antara rem dan gas harus terus dijaga. Jangan sampai timbul kebijakan yang memicu risiko penularan Covid-19 gelombang kedua. “Strategi yang sejak awal kita sampaikan rem dan gas diatur betul jangan sampai kendur, dan juga memunculkan risiko gelombang yang kedua, yang bisa membuat kita set back mundur lagi, ” kata Presiden dalam rapat terbatas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Oleh karena itu, Presiden meminta Komite Penanganan Covid-19 dan PEN serta pemerintah daerah, mencegah dan tidak segan mengintervensi secara tegas kegiatan yang berpotensi melanggar protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. “Lakukan tindakan pencegahan sedini mungkin,” ujar Jokowi sebagaimana dilansir Antara. Membuahkan Hasil Menurut Presiden, keseimbangan kebijakan rem dan gas antara penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi selama ini sudah membuahkan hasil. Per 22 November 2020, rata-rata kasus aktif Covid-19 di Indonesia sebesar 12,78 persen. Atau jauh lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang sebesar 28,41 persen. Kemudian rata rata tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 84,03 persen atau lebih tinggi dibanding dunia yang sebesar 69,2 persen. “Kemudian di bidang ekonomi, tren pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 dari -5,32 persen membaik di kuartal III 2020 jadi -3,49 persen. Ini juga harus kita perbaiki agar kuartal IV 2020 lebih baik dibanding kuartal III 2020,” demikian Kepala Negara

Camat Tahunan Jepara Meninggal karena Covid-19

JEPARA, Jowonews- Semua pegawai di Kantor Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menjalani tes usap tenggorokan (swab) untuk mendeteksi ada tidaknya virus covid-19. Hal tersebut dilakukan pascameninggalnya Camat Tahunan akibat penyakit corona tersebut. “Tim Satgas Penanganan Covid-19 sudah mengambil tindakan dengan melakukan tes usap tenggorokan terhadap 11 pegawai di Kantor Kecamatan Tahunan hari ini (16/11),” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jepara Muh Ali di Jepara, Senin (16/11). Selain itu, kata dia, lingkungan Kantor Kecamatan Tahunan juga sudah disemprot dengan cairan disinfektan. Ia memperkirakan hasil tes usap tenggorokan tidak akan lama, sehingga bisa diketahui apakah di kantor itu juga ada pegawai yang terpapar. Jika ada pegawai yang terpapar Covid-199, maka Kantor Kecamatan Tahunan akan ditutup sementara sambil menunggu hasil penelusuran kontak benar-benar bebas Covid-19. “Sebaliknya, ketika hasilnya negatif corona maka para pegawai bisa kembali beraktivitas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara.. Jadwal berikutnya, yakni penelusuran kontak terhadap keluarga EK (57) yang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19. EK sendiri mulai menjalani perawatan di RSUD Kartini Jepara sejak 14 November 2020. Sementara hasil tes usap tenggorokan terhadap almarhum diketahui pada Sabtu (14/11) dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jepara mengingatkan masyarakat di wilayah ini untuk tetap disiplin menggunakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman serta menghindari kerumunan.

Pekalongan Siap Gelar Tes Usap Massal

PEKALONGAN, Jowonews- Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, siap menggelar tes usap (swab) massal di seluruh kelurahan di empat kecamatan setempat sebagai upaya mengantisipasi laju penyebaran Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa tes usap massal tersebut sekaligus bertujuan memenuhi target jumlah warga yang di tes usap yaitu 1 banding 1.000 dari jumlah penduduk. “Tes usap massal ini akan dimulai 18 November 2020 hingga 3 Desember 2020. Tes usap ini terbuka untuk seluruh masyarakat yang bersedia dilakukan pemeriksaan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Budiyanto mengatakan bagi yang bersedia melakukan pemeriksaan, cukup datang ke lokasi yang sudah ditentukan untuk tes usap dengan membawa foto kopi KTP dan memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi. “Rata-rata, kami akan menggelar tes usap satu sampai dua kali setiap harinya. Berapa pun jumlah warga yang datang akan kami layani,” katanya. Ia mengatakan masyarakat tidak perlu ragu mengikuti tes usap karena kegiatan ini sebagai upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19 sekaligus untuk mengetahui kondisi dan status kesehatan warga. Melalui status kesehatan warga secara dini, kata dia, maka mereka dapat menjaga diri dan melindungi keluarga maupun orang yang berada di sekitarnya yang kemungkinan sering berinteraksi. “Kami berharap masyarakat mempunyai kesadaran ikut memeriksakan diri atau mengikuti tes usap agar penyebaran Covid-19 dapat dicegah,” katanya.