Jowonews

Dokter di Batang yang Positif Corona Bertambah, Kini 4 Orang

BATANG, Jowonews.com – Empat dokter di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berdasar hasil pemeriksaan swab dinyatakan positif terpapar virus corona (COVID-19), kata Bupati Batang Wihaji. “Kasus virus corona yang menimpa profesi terus bertambah. Jika sebelumnya ada tiga orang, pada Sabtu malam (25/4) kami menerima laporan hasil swab lagi, seorang yang berprofesi dokter terpapar positif COVID-19,” kata Wihaji di Batang, Minggu. Menurut dia, empat dokter tersebut kini 2 orang diisolasi di rumah sakit swasta di Batang, satu dokter dirawat di RSUP Kariadi Semarang, dan satu dokter dinyatakan sembuh. Adapun berdasar data Dinas Kesehatan, kata dia, jumlah kasus COVID-19 dengan status orang dalam pemantau (ODP) sebanyak 151 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) (3 orang), dan PDP meninggal dunia sebanyak 5 orang. Ia yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Muchlasin mengatakan seorang dokter yang terakhir terpapar COVID-19 berdomisili di Kecamatan Limpung dan sekarang yang bersangkutan menjalani isolasi di rumah sakit swasta di Batang. Adapun riwayat perjalanan atau hasil tracking, kata dia, dokter berjenis kelamin perempuan itu terpapar virus corona karena pernah bersentuhan dengan 11 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Sebanyak 11 orang tersebut, kata dia, semula termasuk orang tanpa gejala (OTG) sehingga tentu saja mereka sangat membahayakan bagi orang lain karena mereka bisa beraktivitas seperti biasa. “Oleh karena itu, kami berpesan masyarakat lebih serius lagi dalam penanganan virus corona dengan menerapkan protokol kesehatan, menggunakan masker dan pshycal distanching atau jaga jarak,” katanya. (jwn5/ant)

Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Sebut ODP Corona Bisa Berpuasa

JAKARTA, Jowonews.com – Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PDPDI) mengatakan orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 dengan gejala ringan tetap dapat berpuasa saat pandemi virus tersebut. “Menurut saya tetap sama, kaidah berpuasa itu ketika dia tidak sanggup melakukan puasa,” kata dokter spesialis penyakit dalam dr Ceva Wicaksono Pitoyo saat konferensi video di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan ODP COVID-19 tidak selalu dalam kondisi berat, ada yang ringan, hanya meriang, bahkan tanpa gejala, namun jumlah itu tidak banyak, hanya sekitar enam persen. Sehingga, ujar Ceva, pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala tersebut bisa saja tetap melaksanakan ibadah puasa. Namun, katanya, apabila ODP COVID-19 sudah merasa tidak sanggup atau khawatir atas penyakit yang dideritanya maka bisa membatalkan puasa demi keutamaan kesehatan. Selain itu, ia menegaskan apabila ODP COVID-19 sudah mulai memperlihatkan gejala, seperti demam, maka disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih. Kemudian bagi ibu hamil dengan status ODP, dokter spesialis penyakit dalam Prof Iris Rengganis mengatakan tidak dianjurkan berpuasa. “Sebab dia harus memberi janinnya makanan yang cukup,” kata dia. Bahkan apabila ibu hamil tadi dalam kondisi sehat atau tidak berstatus ODP sekalipun tetap saja tak dianjurkan berpuasa, katanya. Selain itu prof Iris juga menyarankan khusus ibu hamil dengan status ODP tadi agar banyak mengonsumsi sayur, buah dan air putih. “Jadi jangan sampai jadi PDP,” ujarnya. (jwn5/ant)

170 Dokter Baru Undip Diambil Sumpah Secara Online

SEMARANG, Jowonews.com – Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengambil sumpah 170 dokter baru dari jarak jauh atau secara daring menyusul adanya pandemi COVID-19. Dalam pengambilan sumpah angkatan ke-230 tersebut hanya lima perwakilan dokter baru yang hadir langsung di Gedung Serba Guna Fakultas Kedokteran Undip Semarang, di Semarang, Senin. Pengambilan sumpah sendiri dipandu oleh Dekan Fakultas Kedokteran Undip Semarang Dwi Pudjonarko. Sementara para dokter baru lainnya mengambil sumpah secara langsung dari jarak jauh dengan menggunakan aplikasi konferensi video yang sudah disiapkan. Dalam kegiatan tersebut, sambutan Rektor Undip Semarang dan perwakilan orangtua dokter baru juga disampaikan secara virtual. Dekan Fakultas Kedokteran Undip Semarang Dwi Pudjonarko mengatakan pengambilan sumpah dokter secara daring ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh kampus ini. Meski demikian, lanjut dia, Undip bukan perguruan tinggi pertama yang mengambil sumpah dokter baru secara virtual. “Undip ini perguruan tinggi kelima yang mengambil sumpah dokter baru secara virtual di tengah pandemi COVID-19,” katanya. Secara hukum, menurut dia, pengambilan sumpah secara daring ini sah. Kepada para dokter baru, ia berpesan untuk menyiapkan diri dalam menghadapi situasi yang terjadi saat ini. “COVID-19 merupakan ujian bagi profesi dokter. Bersiaplah untuk mengabdikan diri,” katanya. Sementara Rektor Undip Semarang Yos Johan Utama dalam sambutan yang disampaikan secara virtual menyampaikan syukur karena pengambilan sumpah dokter batu ini bisa digelar di tengah keprihatinan bangsa. Menurut dia, dokter merupakan profesi yang bermartabat. “Oleh karena itu harus diemban oleh seseorang yang mempunyai integritas tinggi,” katanya. (jwn5/ant)

Dua dari Tiga Dokter yang Terpapar Corona di Batang Telah Sembuh

BATANG, Jowonews.com – Dua dari tiga orang berprofesi dokter di Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang sempat dirawat di RSUP Kariadi Semarang akibat terpapar COVID-19, saat ini  kondisi sudah membaik dan diperbolehkan pulang untuk melakukan isolasi mandiri. “Adapun, satu dokter lagi yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) positif COVID-19 dari hasil rapid test rumah sakit swasta di Batang sudah dirujuk di RSUP Kariadi Semarang,” kata Bupati Batang Wihaji di Batang, Selasa. Menurut dia, dengan bertambahnya jumlah pasien positif COVID-19 dari hasil rapid test maka Kabupaten Batang sudah masuk dalam zona merah dengan status tanggap darurat. “Oleh karena itu, kita mempertegas lagi agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga pola hidup sehat, cuci tangan dengan sabun antiseptik, dan dilarang melakukan kerumunan massa,” katanya. Wihaji mengatakan sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus corona baru, pemkab masih melakukan tracking siapa saja yang pernah kontak langsung dengan PDP COVID-19. “Dari empat orang positif COVID-19 hasil rapid test, semuanya sudah diambil swab untuk dilakukan tes di laboratorium. Akan tetapi, kami belum tahu hasilnya karena masih menunggu antrean sampai sekitar satu pekan,” katanya. Ia menambahkan tiga dokter PDP COVID-19 ini adalah pensiunan pegawai negeri sipil (SPN) Kabupaten Batang yang kini bertugas praktik di rumah sakit di Batang. (jwn5/ant)

Dokter Pengungkap Wabah Corona Meninggal, China Akan Buka Investigasi

JAKARTA, Jowonews.com – Komisi Pengawas Nasional China (NSC) mengirimkan tim ke Wuhan, Provinsi Hubei, untuk melakukan investigasi terkait kematian dr Li Wenliang yang pertama kali mengungkapkan berjangkitnya wabah virus corona. Keputusan tersebut telah disetujui oleh Komite Sentral Partai Komunis China (CPC), Jumat (7/2). Nyawa Li, seorang dokter mata di Rumah Sakit Umum Pusat Wuhan, tidak tertolong pada Jumat dini hari setelah terinfeksi 2019-nCoV, meskipun para dokter telah bersusah payah menyelamatkannya. “Di tengah peperangan menghadapi epidemi pneumonia akibat virus corona tipe baru, dokter ahli mata kami terinfeksi. Dia meninggal dunia setelah semua upaya untuk menyelamatkan dia tidak menemui hasil. Kami sangat berduka cita,” demikian pernyataan resmi pihak RSUP Wuhan yang diunggah di akun Weibo. Dokter berusia 34 tahun itu sebelumnya telah mengingatkan rekan-rekannya mengenai penyakit tersebut setelah mendapati beberapa pasien yang mengalami gejala mirip SARS yang mewabah di China pada 2003. Melalui grup WeChat, Li mengingatkan agar rekan-rekannya mengenakan pakaian khusus agar tidak tertular wabah baru. “Infeksi virus corona tipe baru sudah terkonfirmasi dan jenisnya sedang diidentifikasi. Beri tahu semua keluarga dan kerabat agar waspada,” demikian pesan Li di grup Wechat yang beranggotakan bekas teman sekolahnya pada 30 Desember 2019, seperti dikutip Caixin. Namun peringatan tersebut berbuntut pemanggilan Li dan delapan rekannya oleh pihak kepolisian Wuhan pada 3 Januari 2020 karena dianggap menyebarkan isu yang bisa menimbulkan kegaduhan. Pada saat itu pula Biro Kesehatan Kota Wuhan menyatakan bahwa tidak ada bukti virus tersebut dapat ditularkan antarmanusia. Belakangan virus tersebut justru menular dari individu ke individu, sehingga pemerintah pusat mengambil  serangkaian kebijakan, salah satunya dengan memblokade Kota Wuhan dan beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei. Setelah menandatangani surat teguran, Li kembali bekerja. Setelah menerima pasien yang terinfeksi virus jenis baru itu, Li mengalami batuk pada 10 Januari 2020 yang kemudian demam pada hari berikutnya. Lalu dia dirawat di rumah sakit pada 12 Januari 2020 dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Global Times melaporkan bahwa istri Li yang sedang hamil dalam kondisi yang tidak sehat. Komisi Kesehatan China (NHC) dan Pemkot Wuhan menyampaikan duka cita yang mendalam kepada dr Li, seperti diberitakan Xinhua. “Dia pahlawan abadi,” komentar seorang warganet yang ditimpali warganet China lainnya dengan menuliskan, “Dia masih muda, tidak seharusnya terjadi padanya.” Tanda pagar #LiWenlianghasPassedAway menjadi topik yang hangat di Weibo dan mencapai hingga 10 miliar. “Yang saya tahu dia telah mengungkapkan kebenaran yang tidak pernah berani dilakukan oleh orang lain,” kata Wu Yan, dokter yang bekerja di poliklinik yang sama dengan dr Li, seperti dikutip South China Morning Post. (jwn5/ant)