Jowonews

Ekonomi Indonesia Diklaim Makin Pulih

JAKARTA, Jowonews- Perekonomian Indonesia diklaim makin mengalami pemulihan dari dampak pandemi Covid-19. Hal itu tercermin dari tren positif pembalikan di beberapa indikator. “Kita lihat indeks keyakinan konsumen sudah membaik di level 96,5 pada Desember. Tentu kita harapkan ini bisa progres 100 persen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Akselerasi Pemulihan Ekonomi di Jakarta, Selasa (26/1). Airlangga mengatakan salah satu indikator terjadinya pemulihan adalah indeks keyakinan konsumen (IKK) yang telah mencapai 96,5 pada Desember 2020 karena 50 persen dari perekonomian basisnya adalah konsumsi. Kemudian juga dapat dilihat dari PMI Manufaktur yang telah mencapai 51,3 per Desember 2020 serta impor barang baku dan barang modal yang sudah meningkat. Selanjutnya adalah kredit usaha rakyat (KUR) yang telah meningkat pada 2020 kemarin sudah mencapai target 100 persen yaitu Rp190 triliun. “Kalau kita melihat sektor yang lebih supermikro ataupun kecil itu penggunaan dari finansial teknologi juga angkanya sudah baik sudah mencapai Rp140 triliun,” ujarnya sebagaimana dilasir Antara. Berikutnya adalah ketahanan sektor eksternal yang turut terjaga dengan baik yaitu ditunjukkan melalui surplus neraca perdagangan sebesar 21,7 miliar dolar AS. Menurut Airlangga, hal tersebut menunjukkan bahwa ekspor Indonesia masih bergerak dengan didukung oleh beberapa produk manufaktu. Yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, batu ara, logam elektronik, perhiasan, dan industri kertas. “Itu beberapa sektor yang bisa menopang pemulihan perekonomian nasional,” ujarnya. Ia melanjutkan, sentimen positif juga terlihat pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada Januari 2021 membaik sehingga menunjukkan bahwa kepercayaan dari investor terhadap situasi Indonesia. “Kita lihat juga terkait dengan rupiah dengan indeks 100 per 31 Maret 2020. Indonesia adalah salah satu negara yang mampu menjaga pergerakan nilai tukar dibandingkan dengan negara-negara lain,” katanya. Oleh sebab itu, Airlangga optimis bahwa perekonomian Indonesia tahun ini akan mampu tumbuh sekitar 4,5 persen sampai 5,5 persen yang akan didorong oleh berbagai kebijakan pemerintah. “Tentunya, kita harap dengan apa yang diupayakan pemerintah untuk mengerem pandemi dengan pembatasan kegiatan masyarakat yang dalam dua minggu lagi sampai 6 Februari,” ujarnya.

OJK Berharap Penempatan Rp30 Triliun di Bank Himbara Bisa Bantu Pulihkan Ekonomi

JAKARTA, Jowonews.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan penempatan dana senilai Rp30 triliun oleh pemerintah di bank-bank Himbara bisa membantu memulihkan kondisi perekonomian nasional. “Ini bentuk perhatian dan dorongan kepada perbankan untuk lebih agresif dalam percepatan pemberian kredit untuk recovery ekonomi,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR-RI di Jakarta, Senin. Wimboh mengatakan bank-bank yang mendapatkan dana ini bisa segera merumuskan rencana bisnis untuk menyalurkan kredit kepada sektor riil, khususnya kepada UMKM. Namun, ia mengingatkan dalam kondisi seperti ini masih ada sektor jasa yang masih terdampak COVID-19 yang belum bisa memperoleh pendapatan tetap seperti pariwisata dan perhotelan. “Poin ini penting dan kami pantau bersama dengan perbankan. Kami juga minta hati-hati untuk alokasi sektor yang bisa diberikan dan bisa menyerap tenaga kerja,” katanya. Selain itu, Wimboh menambahkan program penempatan dana ini sudah selaras dengan perkembangan program restrukturisasi kredit yang mulai melandai realisasinya pada Juni. Dengan demikian, perbankan terutama Himbara bisa mulai fokus untuk menyalurkan pembiayaan agar kegiatan perekonomian di sektor riil dapat berjalan kembali. “Sudah waktunya kami minta perbankan mulai memberikan kredit kepada debitur yang melakukan restrukturisasi maupun yang tidak, meski yang melakukan restrukturisasi butuh perhatian khusus,” ujarnya. Dalam kesempatan ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kebijakan penempatan dana pemerintah di empat bank Himbara bisa memulihkan kondisi perekonomian. Ia menyakini penempatan dana ini bisa bersinergi dengan program penambahan likuiditas (QE) yang sudah dilakukan bank sentral untuk memperkuat modal perbankan. “Langkah ini sejalan dengan Quantitative Easing yang sudah dilakukan hingga Rp614 triliun. Kebijakan itu dengan langkah-langkah erat lainnya bisa segera memulihkan ekonomi,” ujarnya. Sebelumnya, pemerintah menempatkan dana sebesar Rp30 triliun pada bank Himbara dalam rangka mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional terutama untuk sektor riil. Empat bank milik negara yang terpilih sebagai mitra pemerintah yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN. (jwn5/ant)

Menperin Agus Optimis Ekonomi RI Bakal Melambung Mulai Kuartal III

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis berbagai kebijakan yang digulirkan pemerintah akan membuat ekonomi rebound atau melambung secara bertahap mulai kuartal ketiga tahun ini. “Meskipun sektor industri masih mengalami pertumbuhan rendah di awal tahun, kami meyakini kebijakan yang dikeluarkan akan membuat ekonomi kami kembali rebound secara bertahap pada kuartal ketiga tahun ini,” kata Menperin dalam konferensi pers berbahasa Inggris, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis. Agus mengatakan bahwa sektor Industri menjadi kontributor terbesar bagi produk domestik bruto nasional hingga mencapai 90 persen. Dia meyakinkan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beragam kebijakan progresif bagi sektor industri selama masa pandemi. Kebijakan paling penting adalah mempersilakan pabrik dan fasilitas manufaktur tetap beroperasi secara aman selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan demikian, kata Menperin, baik perusahaan industri domestik maupun asing dapat beroperasi. Di sisi lain dia menyampaikan pemerintah juga menerbitkan berbagai kebijakan fiskal maupun nonfiskal yang diyakini mendukung industri manufaktur dan menarik investor baru. “Pemerintah memberikan stimulus fiskal untuk industri terdampak (COVID-19), termasuk relaksasi pajak impor, pajak pendapatan, restitusi pajak dan sebagainya,” ujar Menperin. Pemerintah juga menawarkan super deductible tax hingga 300 persen bagi perusahaan bidang penelitian dan pengembangan (litbang/RnD) dan 200 persen bagi perusahaan penyedia pengembangan vokasi. “Dengan kebijakan ini industri nasional kami akan mampu menjawab tantangan pandemi global. Hal ini secara jelas terlihat di industri kunci yang memimpin Indonesia dalam menangkal wabah, seperti industri medis, industri konsumsi dan farmasi,” ujar Agus. Dia menjabarkan industri medis dan konsumsi di Indonesia memiliki kapasitas produksi 3 juta masker N95 dan 4,7 miliar masker medis per tahun untuk memenuhi perkiraan kebutuhan domestik sebanyak 172 juta masker per tahun. Selain itu industri nasional juga mampu memproduksi secara massal berbagai barang kebutuhan medis yang jauh melampaui kebutuhan medis domestik. “Produksi kami sudah melalui tes America Association of Textile Chemists and Colourists. Saat ini enam dari 16 produsen domestik mempersiapkan pemenuhan permintaan global,” jelas dia. Dia juga menyampaikan salah satu perusahaan lokal tengah mempersiapkan produksi massal ventilator. “Ini menunjukkan industri nasional tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan domestik namun juga global,” ujar Agus. Sementara itu di industri farmasi, Menperin mengatakan 90 persen fokus bergerak di sektor downstream seperti formulasi obat. Di sisi lain sektor upstream mampu meraih 712 dolar AS per tahun untuk produksi bahan baku. (jwn5/ant)