Jowonews

Stok Gabah dan Beras di Bulog Solo Capai 15.000 Ton

SOLO, Jowonews.com – Ketersediaan beras dan gabah di Perum Bulog Subdivisi Regional III Surakarta hingga saat ini mencapai 15.000 ton atau cukup untuk lebih dari tiga bulan. “InsyaAllah sejauh ini aman, tetapi memang sampai saat ini belum ada pagu penyalurannya,” kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Imam Firdaus Jamal di Solo, Senin. Ia mengatakan selain beras dan gabah, beberapa stok pakan lain yang disediakan oleh Bulog di antaranya minyak goreng, gula pasir dan tepung terigu. Untuk gula pasir sejauh ini stoknya mencapai 300 ton, minyak goreng lebih dari 20.000 liter, dan tepung terigu sekitar 15 ton. “Untuk gula pasir masih ada 250 ton lain yang saat ini dalam proses pembongkaran. Untuk sementara komoditas-komoditas tersebut yang ada di Subdivre III Surakarta,” katanya. Sementara itu saat ini pihaknya juga sudah mulai melakukan penyerapan beras dan gabah di tingkat petani. Sejauh ini jumlah penyerapan beras dan gabah kualitas medium sudah mencapai 2.000 ton. “Setiap hari kami melakukan penyerapan, rata-rata sekitar 150 ton. Harapannya bisa mengejar di angka 300 ton per hari,” katanya. Sedangkan untuk penyerapan secara keseluruhan, baik itu kualitas medium maupun premium sampai saat ini sudah mencapai 7.000 ton. Ia mengatakan untuk penyerapan paling tinggi sejauh ini terjadi di Kabupaten Sragen. Meski demikian, untuk serapan yang masuk tidak seluruhnya dialokasikan di Gudang Bulog yang ada di Sragen tetapi merata di Soloraya. Selanjutnya hingga saat ini pihaknya masih aktif bekerja sama dengan sejumlah pemerintah kabupaten terkait penyaluran program bantuan pemerintah di masa pandemi COVID-19. “Yang sudah di antaranya kerja sama dengan Pemkab Sukoharjo, Pemkot Surakarta, dan seluruh polres yang ada di wilayah Subdivre III Surakarta,” katanya. (jwn5/ant)

Bulog Solo Targetkan Pengadaan Pangan 2020 Sebanyak 38.030 Ton

SOLO, Jowonews.com – Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Cabang Surakarta, Jawa Tengah, terus melakukan pengadaan pangan dengan menyerap gabah hasil panen petani di Solo Raya, dengan target 2020 sebanyak 38.030 ton setara beras. Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Surakarta Imam Firdaus Jamal, di Solo, Rabu, mengatakan tahun ini Bulog Kantor Cabang Surakarta ditargetkan menyerap hasil panen petani di wilayah Boyolali, Sragen, Klaten, Sukoharjo, dan Karanganyar sebanyak 38.030 ton setara beras. “Kami sudah melakukan penyerapan gabah petani dengan realisasi hingga awal Mei mencapai 15.314 ton setara beras. Kami optimistis target itu dapat terpenuhi dalam rangka pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahun ini,” kata Imam Firdaus Jamal. Imam mengatakan kegiatan penyerapan tersebut sudah dilakukan sejak Maret 2020. Bulog Surakarta juga telah melakukan komunikasi dengan Dinas Pertanian se-Karesidenan Surakarta, mitra kerja penggilingan gabah/beras dan terjun langsung ke lapangan melalui Satuan Kerja Pengadaan yang sudah dibentuk. Bulog dalam pembelian gabah atau beras sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020, dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan yaitu Rp4.200 per kg untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dan Rp4.250 per kg di tingkat penggilingan dengan kualitas kadar air paling tinggi 25 persen dan kadar kotoran paling tinggi 10 persen. “Harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp5.250/kg dan GKG di gudang Perum Bulog Rp5.300/kg, memiliki kadar air paling tinggi 14 persen dan kadar kotoran paling tinggi 3 persen,” kata Imam. Dia mengatakan untuk harga beras di gudang Bulog Rp8.300/kg dengan kualitas memiliki kadar air paling tinggi 14 persen, derajat sosoh paling sedikit 95 persen, butir patah paling tinggi 20 persen dan butir menir paling tinggi 2 persen. Bulog Surakarta hingga kini memiliki stok sebanyak 15.314 ton setara beras yang tersimpan di sembilan gudangnya antara lain berupa gabah, beras baik kualitas medium maupun premium. Stok pangan itu, mampu melayani kebutuhan pangan di Solo Raya hingga enam bulan ke depan. “Kami selain beras juga memiliki stok minyak goreng dan gula pasir. Barang ini, untuk pengendalian harga di pasar dengan kegiatan operasi pasar,” katanya. Perum Bulog Kantor Cabang Surakarta membantu  Tim TPID, swasta, maupun komunitas-komunitas dalam menyiapkan paket sembako Lebaran atau bantuan sosial dalam penanggulangan pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia saat ini. “Kami menjual paket sembako dengan harga komoditas sesuai HET yang ditetapkan dan jumlah paket menyesuaikan permintaan serta persediaan yang ada. Paket sembako ini, akan langsung diantar ke titik terdekat sesuai dengan imbauan Pemerintah untuk social distancing,” katanya.  (jwn5/ant)

Pemkab Boyolali Targetkan Produksi Gabah Tahun 2020 295.855 Ton

BOYOLALI, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Boyolali yang dikenal salah satu daerah lumbung pangan di Jawa Tengah menargetkan produksi gabah pada 2020 mencapai 295.855 ton. “Jumlah target produksi gabah di Boyolali tahun ini, meningkat dibanding 2019, yakni 292.987 ton gabah kering panen (GKP),” kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto, di Boyolali, Selasa. Luas lahan pertanian di wilayah Kabupaten Boyolali mencapai sekitar 22.773 hektare yang terdiri dari 12.964 lahan pertanian dengan irigasi teknis dan sisanya lahan tadah hujan. Bambang Jiyanto mengatakan untuk persediaan pangan di Boyolali masih aman. Produksi gabah pada 2019 mencapai 94,1 persen dari jumlah yang ditargetkan, dan masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. “Produksi gabah di Boyolali pada 2019 mencapai sebanyak 275.771 ton GKP atau sekitar 94,1 persen dari jumlah yang ditargetkan mencapai 292.987 ton,” kata Bambang. Menurut dia, produksi gabah pada 2019 yang tidak memenuhi target tersebut karena lahan padi sejumlah daerah mengalami puso, yakni sekitar 1.000 hektare. Untuk itu, Dispertan Boyolali berupaya memaksimalkan pada masa tanam 2020 ini. Dia mengatakan produksi gabah pada 2020 ini, diperkirakan semakin banyak. Hal ini, karena masa tanam untuk 2019 bergeser ke belakang sehingga ada padi yang tanam November-Desember nanti panennya pada tahun ini, dan targetnya dinaikan sekitar 2.513 ton GKP. Hal tersebut, kata dia, berbeda dengan produksi jagung di Boyolali pada 2019 mampu melampaui target. Produksi jagung mencapai 138.096 ton atau mampu melebihi yang ditargetkan 137.082 ton. Hal ini, karena produktivitas jagung di Boyolali rata-rata mencapai 5,5 ton per hektare. Petani banyak tanam tanaman jagung pada akhir-akhir 2019, dan bakal dipanen di tahun ini, sehingga prodduksinya, diperkirakan akan meningkat. Kendati demikian, pihaknya mengimbau sering terjadi cuaca ekstrim saat ini, berimplikasi pada kondisi alam yang kurang cocok untuk pertanaman, masyarakat untuk bersama berbagai pihak lain untuk melaksanakan gerakan pengendalian hama penyakit. “Kami menyediakan pestisida dan lain-lain, silahkan gerakan secara gotong royong oleh masyarakat. Termasuk untuk tanam jagung. Kami minta para petani lebih sering memantau perkembangan tanamannya karena sekarang ini, musim hujan banyak hama serang tanaman. (jwn5/ant)