Jowonews

Ganjar Dengan Teliti Cek Kesiapan Tes CPNS di Boyolali

BOYOLALI, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan pengecekan kesiapan di lokasi tes seleksi kompetensi dasar calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang akan  diselenggarakan di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, pada 20 Februari 2020 hingga 4 Maret 2020. Pengecekan kesiapan panitia tes CPNS tersebut dilakukan Ganjar beberapa saat sebelum terbang ke Jakarta melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo, Rabu. Orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jateng itu dengan teliti dan detail melihat persiapan panitia tes CPNS, mulai meja registasi, tempat penitipan tas, toilet, laptop, jaringan listrik, dan sarana prasarana lainnya. Ratusan laptop yang sudah terpasang di meja tak luput dari perhatian Ganjar yang tampak senang karena melihat ada “headset” yang disediakan khusus untuk peserta penyandang disabilitas. “(Saya ingin) pastikan jaringan aman, listrik aman. Semua harus dilakukan dengan teliti sampai ke hal yang paling detail karena ini pesertanya banyak, semua hal harus diperhatikan biar tidak ‘crowded’,” kata Ganjar. Ganjar menilai secara keseluruhan, persiapan tes seleksi kompetensi dasar CPNS Pemprov Jateng sudah cukup bagus, termasuk berbagai hal untuk keperluan peserta yang sudah disiapkan dengan rapi. “Termasuk ada ‘help desknya’, jadi peserta yang kebingungan bisa dibantu. Di masing-masing pos saya lihat tadi, sudah ada petugasnya,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengingatkan peserta tes CPNS untuk tidak mempercayai siapapun yang menjanjikan bisa meloloskan menjadi PNS sebab dapat dipastikan orang itu adalah calo. “Kalau ada yang menjanjikan bisa diterima, jangan percaya. Percayalah pada ikhtiar dan doamu ditambah restu dari orang tua. Jangan pakai nitip-nitip, nanti jadi persoalan,” katanya. Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jateng Wisnu Zaroh menyebutkan, terdapat 49.223 peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang akan mengikuti tes seleksi kompetensi dasar CPNS Pemprov Jateng dan terbagi menjadi beberapa gelombang dengan waktu pelaksanaan tes mulai 20 Februari hingga 4 Maret 2020. “Dalam sehari, kami bagi menjadi lima sesi. Setiap sesi itu ada 750 peserta dengan waktu tes selama 1,5 jam,” ujarnya. Dari total peserta tes CPNS, tercatat ada 58 peserta penyandang disabilitas yang sudah disiapkan sarana prasarana agar bisa mengikuti seleksi, mulai petugas bahasa isyarat sampai “headset” khusus untuk penyandang tunanetra. (jwn5/ant)

Ganjar Dukung Total Wacana Ganti Skripsi dengan Pengabdian di Desa Tertinggal

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung wacana skripsi yang selama ini menjadi syarat kelulusan mahasiswa strata satu diganti menjadi praktik pengabdian di desa-desa tertinggal sebagai upaya percepatan sekaligus pemerataan pembangunan desa. “Saya mendukung penuh ide ini karena desa memang butuh kaum-kaum cendekiawan untuk maju,” katanya di Semarang, Selasa. Menurut Ganjar, berbagai persoalan yang ada di desa bisa dikoordinasikan dengan sumber daya perguruan tinggi, dan seluruh desa mendapat pendampingan rutin dan berkelanjutan, maka semua akan lebih mudah. “Karena pasti berbasis riset, persoalan terumuskan dengan baik, perencanaan pembangunan baik dan berkelanjutan. Ini ide bagus, mahasiswa tidak hanya wajib membuat skripsi, namun pengabdian di desa itu bisa menjadi tugas akhir yang konkret,” ujarnya. Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan potensi sumber daya pendidikan tinggi di Jateng sangat besar, bahkan beberapa perguruan tinggi sudah banyak berkecimpung dalam pembangunan di desa. “Ada yang menggarap desa wisata, desa tangguh bencana dan lainnya. Dengan program ini, maka pendampingan masyarakat desa akan semakin sempurna,” katanya. Wacana penggantian skripsi menjadi pengabdian di desa tersebut dikemukakan oleh Menteri Desa, Pembanguban Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar yang menginginkan agar skripsi tidak hanya menjadi satu-satunya syarat kelulusan. Menurut dia, usulan itu sudah disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan disambut baik serta ditindaklanjuti karena sejalan dengan program Kampus Merdeka yang dicanangkan sebelumnya. (jwn5/ant)

Ganjar Bantu Pemulangan Warga Jateng Pasca-Observasi di Natuna

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo membantu pemulangan sejumlah warga Jawa Tengah ke daerah masing-masing usai menjalani masa observasi terkait virus Corona (Covid-19) di Natuna selama 14 hari setelah dari Wuhan, Tiongkok. “Kita siapkan bantuan mereka sampai rumah masing-masing,” kata Ganjar saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Sabtu. Ganjar mengaku sudah menginstruksikan Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Jakarta untuk membantu segala keperluan warga Jateng usai mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma. “Nanti mendarat di Jakarta, penghubung (Badan Penghubung Pemprov Jateng, red) kami siap untuk membantu,” ujarnya. Menurut Ganjar, warga Jateng yang menjalani karantina di Natuna telah dipastikan kondisi kesehatannya sehingga diharapkan keluarga, kerabat maupun tetangga tidak perlu khawatir atau sampai mengucilkan. “Masyarakat tidak perlu khawatir, mereka akan segera pulang ke rumah masing-masing. Menurut saya, dua minggu dikarantina di Natuna sudah mengukur bahwa program inkubasinya sudah selesai dan dinyatakan sehat serta boleh pulang,” jelasnya. Seperti diwartakan, ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) peserta observasi virus Corona di Natuna, tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur dalam tiga kelompok penerbangan (kloter), Sabtu (15/2) sore. Sebanyak tiga kloter tiba di Bandara Halim Perdanakusuma tiba dengan interval pendaratan masing-masing sekitar lima menit sejak kloter pertama mendarat sekitar pukul 15.30 WIB. Berdasarkan informasi yang diperoleh, jumlah peserta observasi di Natuna tercatat mencapai total 285 orang, sedangkan warga asli Jawa Tengah berjumlah 10 orang. Hingga saat ini belum diperoleh kepastian apakah ke-10 warga Jateng itu akan langsung kembali ke rumah masing-masing atau menginap semalam di Jakarta. (jwn5/ant)

Ganjar Sepakat Hukum Pelaku Bullying Dengan Ikut Pendidikan Militer

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setuju dengan usulan warganet mengenai hukuman bagi pelaku perundungan (bullying) di sebuah SMP, Kabupaten Purworejo, yang masih di bawah umur untuk mengikuti pendidikan kemiliteran selama beberapa bulan agar menimbulkan efek jera. “Menurut saya, hal itu (hukuman mengikuti pendidikan kemiliteran) akan lebih mengena daripada mereka dihukum seperti pelaku pidana lainnya,” kata Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis. Selain ide itu, kata Ganjar. ada juga pihak yang mengusulkan agar para pelaku dihukum dengan cara sosial. “Karena yang menjadi korban perundungan adalah siswi penyandang disabilitas, pelaku diminta menjadi sukarelawan di yayasan atau rumah difabel,” ujarnya. Ganjar menyebutkan pengelola Rumah Disabilitas di Kota Semarang mengusulkan para pelaku menjadi sukarelawan di rumah penyandang disabilitas sehingga yang bersangkutan bisa mengerti dan muncul kepekaan. “Saya saja sampai merinding mendengar usul ini,” kata politikus PDI Perjuangan itu. Menurut Ganjar, kedua usulan di atas lebih pantas diberikan kepada para pelaku perundungan yang masih di bawah umur. “Efek jeranya bisa kena. Akan tetapi, dengan cara yang baik. Mudah-mudahan mereka akan tersentuh dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi,” ujarnya. Mayoritas warganet berkomentar mengecam perlakuan pelaku perundungan dan meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya, bahkan dikeluarkan dari sekolah. Kendati demikian, Ganjar kurang sepakat dengan usulan itu. Meski mengecam pelaku perundungan, dia masih mempertimbangkan masa depan pelaku yang masih anak-anak. (jwn5/ant)

Ganjar Ajak Pelajar SD Asal Cibubur Piknik di Kantor Gubernur

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo mengajak puluhan pelajar SD Al-Azhar Syifa Budi Cibubur, Jawa Barat, berkeliling ke beberapa ruangan di kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Semarang, Selasa. Awalnya anak-anak tersebut diajak ke ruang rapat untuk mengikuti pertemuan yang digelar secara resmi, namun kemudian Ganjar mengajak puluhan pelajar SD jalan-jalan melihat beberapa fasilitas yang ada di kantornya. Puluhan pelajar SD itu diajak melihat langsung tampilan video CCTV dan membaca laporan-laporan media sosial di situation room yang ada di samping ruang kerja Gubernur Jateng. Anak-anak tambah terlihat antusias saat mengunjungi ruangan Humas Setda Provinsi Jateng dan menyaksikan proses editing video untuk konten Youtube di akun Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Setelah melihat “suscriber” Youtube Ganjar yang mencapai 291 ribu, mereka langsung mencecar orang nomor satu di Jateng itu dengan pertanyaan-pertanyaan mereka. Melihat anak-anak tersebut suka dengan Youtube, Ganjar menerangkan bagaimana kebiasaannya melayani masyarakat dengan media sosial. “Ini cara bapak untuk bekerja melayani masyarakat. Bapak punya medsos banyak, ada twitter, instagram, facebook, youtube, fanspage dan lainnya. Ayo siapa yang ‘follower’ saya?” kata Ganjar disambut acungan jari beberapa siswa itu. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar pun berpesan kepada Syaika dan teman-temannya untuk mengoptimalkan medsosnya sebagai alat menebarkan motivasi, semangat, dan kebaikan. Ganjar meminta agar anak-anak tidak menebar kebencian, “nyinyir”, dan “membully” sesama teman lewat medsos. “Kamu bisa ajak temanmu jangan ‘membully’, selalu sayang sama teman-teman, hormat kepada guru dan mencintai seluruh anak sesama bangsa. ‘upload’ video dan cerita-cerita itu di medsosmu supaya kawan-kawan lain bisa melihat keindahan itu,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Sekolah SD Al-Azhar Syifa Budi Cibubur, Hafiz Bahar mengatakan bahwa dirinya sengaja mengajak anak-anak menemui Ganjar untuk belajar kepribadian, kepemimpinan dan kesuksesan menjadi pemimpin. “Menurut saya Pak Ganjar adalah salah satu tokoh yang sangat menginspirasi. Saya berharap, anak-anak dapat termotivasi dengan figur Pak Ganjar sehingga kelak mereka menjadi pemimpin yang sukses seperti beliau,” katanya. (jwn5/ant)

Ganjar Dorong Bawang Putih Dijadikan Komoditas Prioritas

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pemerintah pusat untuk menjadikan bawang putih sebagai salah satu komoditas prioritas guna mengantisipasi terjadinya gejolak harga akibat terbatasnya pasokan. “Dengan dijadikannya bawang putih sebagai komoditas prioritas, maka diharapkan pasokan di Tanah Air tidak lagi terganggu,” kata Ganjar di Semarang, Senin. Saat ini pasokan bawang putih di Indonesia turun drastis dan harganya melambung akibat adanya pembatasan impor produk Tiongkok sebagai antisipasi penyebaran virus corona. Menurut Ganjar, momentum tersebut mesti dimanfaatkan untuk menggenjot pertanian bawang putih di Tanah Air. “Ini momentum buat pertanian kita khususnya bawang, dengan corona dan orang bertanya-tanya di mana sumber bawang putih. Ini harus kita manfaatkan, musibah ini harus kita cari barokahnya. Barokahnya apa, kita mesti berdikari, kalau sudah begitu bisa kita kejar itu (peningkatan produksi),” ujarnya. Ganjar menyebutkan suplai bawang putih secara nasional di Indonesia masih sangat kurang, di mana lahan pertanian bawang putih di Jawa Tengah saat ini tercatat 2.573 hektare dengan kemampuan produksi 195.472 kilogram. Luasan itu tersebar hampir di seluruh wilayah pegunungan di Jateng, mulai dari Tawangmangu, Sindoro, Sumbing, hingga Tegal. “Itu sebenarnya bagian untuk mendorong kekurangan ini, cuma ngejar waktu tidak bisa, maka harus ada ‘crash program’ (percepatan) untuk meningkatkan produksi ini,” katanya. Ganjar juga mengharapkan keran impor bawang putih untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga yang mencapai Rp50.000-70.000 per kilogram. “Kalau pun tidak dari China, alternatif lain bisa dikirim dari India meskipun secara kualitas masih di bawah bawang putih China,” ujarnya. (jwn5/ant)

Dubes Prancis Tawari Ganjar Buka Warkop di Paris

SEMARANG, Jowonews.com – Duta Besar Indonesia untuk negara Perancis, Arrmanatha Christiawan Nasir, menawari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka warung kopi di Kota Paris, karena tingginya minat masyarakat setempat terhadap produk kopi asal Jawa Tengah. “Produk kopi asal Jawa Tengah selalu diminati warga Perancis di sana, untuk itu saya menawarkan agar Jawa Tengah membuka warung kopi di Paris agar potensi ini bisa ditangkap,” katanya saat beraudiensi dengan Gubernur Ganjar Pranowo di rumah dinas gubernur di Semarang, Minggu (9/2) malam. Ia menyebutkan selain kopi, nama Provinsi Jawa Tengah juga terkenal di Perancis karena destinasi wisata unggulannya seperti objek wisata Candi Borobudur. Menurut dia, selain Bali, warga Prancis banyak yang berkunjung ke Indonesia hanya untuk berlibur di Candi Borobudur. “Borobudur menjadi salah satu destinasi paling terkenal di Prancis. Sekarang orang Prancis tidak hanya tahu Bali saja, tapi sudah mengenal Borobudur dan banyak yang berwisata ke candi itu,” ujarnya. Potensi kunjungan wisatawan Prancis ke Jawa Tengah, lanjut dia, sangat besar, karena setiap bulan Agustus di Prancis selalu libur selama satu bulan. “Di bulan itu mereka orang Prancis selalu berpetualang ke berbagai tempat, salah satunya yang sekarang jadi idola adalah Candi Borobudur. Potensi ini harus bisa ditangkap Pemprov Jawa Tengah karena biasanya orang Perancis selalu berlama-lama saat wisata, bisa sampai 10-20 hari length of stay-nya,” kata Dubes. Dari beberapa warga Prancis yang pernah berkunjung ke Borobudur, Nasir mendapat cerita bagaimana terpukaunya mereka dengan beragam destinasi yang ditawarkan. Selain candi yang megah, aneka kuliner yang menarik serta kerajinan tangan membuat mereka terpesona. “Bahkan ada beberapa orang yang tiap tahun ke Borobudur untuk makan di warung kecil depan candi seperti warteg dan warung-warung kuliner khas. Katanya makanan yang disajikan sangat enak dan membuat ketagihan, ada pula yang terkesan dengan seni budaya yang ada di masyarakat,” ujarnya. Tawaran membuka warung kopi asal Jawa Tengah di Paris itu langsung ditanggapi serius oleh Ganjar Pranowo ang meminta jajarannya melihat pengembangan potensi itu. “Sebenarnya sudah banyak produk asal Jawa Tengah yang laku di Prancis, namun tadi diceritakan bagaimana terkenalnya kopi Jawa Tengah, saya tertarik membuka warung kopi di sana. Memang harus membuat sesuatu yang konkret,” katanya. Selain itu, beberapa potensi lain seperti fesyen, industri game dan lainnya juga memiliki peluang di Prancis. Ke depan, Ganjar akan melakukan penjajakan potensi mana saja yang bisa dieksekusi secepatnya. “Termasuk bagaimana mendorong tourism di Candi Borobodur, kan tadi dikatakan bahwa Borobudur menjadi salah satu destinasi paling diburu selain Bali. Ke depan, beberapa bisa kita dorong termasuk meningkatkan sport tourism di Borobudur, kuliner, kerajinan tangan dan lainnya,” ujar Ganjar. Orang nomor satu di Jateng itu tertarik mengembangkan kuliner yang ada di sekitar Objek Wisata Candi Borobudur. “Kita bisa mengeksplor soal Borobudur. Kulinernya, kegiatan harus diperbanyak, sisi sejarah harus menarik, kerajinan dan potensi-potensi wisata petualangan yang biasanya disukai turis asing, termasuk sisi seni budayanya,” kata Ganjar. (jwn5/ant)

Ganjar Tidak Takut Langgar HAM Terkait Penolakan Kepulangan WNI Eks ISIS

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku tidak takut disebut melanggar hak asasi manusia (HAM) karena menolak kepulangan warga eks ISIS ke beberapa daerah di Indonesia. “Melanggar HAM bagaimana? Justru mereka (eks ISIS, red.) itu yang melanggar HAM dengan sadis. Coba lihat mereka melanggar HAM tidak? Mereka malah supersadis, ‘nyembelih’ orang, kok, bukan pelanggaran HAM,” kata Ganjar usai mengisi acara Rakernas Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Sabtu. Menurut Ganjar, pemulangan eks ISIS ke Indonesia justru menimbulkan kontradiksi karena yang bersangkutan sudah tidak mengakui bahwa mereka adalah warga negara Indonesia (WNI). “Dia negaranya mana? Lo, ‘kan paspor saja sebagai data keindonesiaannya sudah dibakar berarti sudah tidak mau dengan kita. Wong sudah tidak mau dengan kita, kok, mau diterima, ‘kan aneh,” ujarnya. Ditanya ada berapa warga Jawa Tengah yang tergabung dengan ISIS, Ganjar mengaku tidak tahu sebab mereka tidak pamit saat meninggalkan Indonesia. “Ya, tidak tahu, perginya juga tidak pamit saya,” kata Ganjar dalam bahasa Jawa. Secara khusus, Ganjar meminta pemerintah pusat untuk berhati-hati dalam menentukan sikap terkait dengan rencana pemulangan eks ISIS ke Indonesia. “Saya bisa dan berani memberikan kesaksian-kesaksian dari yang ada di lapangan kalau memang dibutuhkan,” ujar politikus PDI Perjuangan itu. Sebelumnya, Gubernur Ganjar menyatakan menolak wacana pemulangan eks ISIS ke Indonesia, khususnya yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah. “Yang saya tunggu kembali ke Tanah Air itu WNI asal Jateng yang sukses di luar negeri, bukan mereka (WNI eks ISIS, red),” katanya. (jwn5/ant)