Jowonews

Harga Bawang Putih Anjlok, ASN Wajib Beli ke Petani Lokal

TEMANGGUNG, Jowonews- Akibat masuknya barang impor, harga bawang putih lokal anjlok dan menumpuk tak terjual.. Untuk menyerapnya, para Aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diwajibkan membeli komoditas tersebut dari petani lokal “Dengan penyerapan ini diharapkan dapat menaikkan harga bawang putih lokal yang saat ini anjlok di pasaran,” kata Kabag Humas Pemkab Temanggung Sumarlinah di Temanggung, Rabu (5/8). Ia menyampaikan aturan ASN untuk membeli bawang putih petani tertuang dalam surat edaran Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Temanggung nomor 520/889/VII/2020 tertanggal 22 Juli 2020. Surat edaran tersebut mengatur golongan III dan IV wajib membeli minimal 2 kilogram bawang putih. Sementara golongan I dan II wajibkan membeli bawang putih minimal 1 kilogram. Adapun jumlah ASN di Kabupaten Temanggung sekitar 9.000 orang. Pembelian bawang putih ini dikoordinasikan oleh pimpinan masing-masing dinas dan instansi. Sumarlinah menuturkan Bagian Humas Setda telah mengkoordinir pembelian bawang putih bagi ASN di lingkungan Kantor Setda Temanggung. Bawang putih tersebut berasal dari para petani di Kecamatan Kledung. Disana, hasil panen cukup banyak dan belum terserap. Ia mengatakan saat ini petani membutuhkan dukungan dari semua pihak terutama dari para ASN. “Dengan adanya kewajiban pembelian bawang putih oleh ASN setidaknya bisa menolong petani yang saat ini sebenarnya masih menyimpan banyak persediaan bawang putih. Para petani belum menjual hasil panen seluruhnya dikarenakan harga jualnya sangat rendah,” katanya, sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, dengan adanya peningkatan volume pembelian dari para ASN maka penyerapan bawang putih akan semakin tinggi. Sehingga diharapkan petani tidak mengalami kerugian. Keterlibatan ASN dalam pembelian bawang putih ini diharapkan dapat membantu menyerap 20-30 persen panen bawang putih petani. Ia menuturkan dalam surat edaran tersebut ditetapkan tentang batasan minimal pembelian bawang putih. Namun diharapkan para ASN di setiap organisasi perangkat daerah mau melakukan pembelian di atas batas yang ditetapkan dan melakukan pembelian berulang. Belum Signifikan Sebelumnya Bupati Temanggung M Al Khadziq mengakui kebijakan pembelian bawang putih lokal tersebut belum berdampak signifikan.. “Hampir di setiap rumah petani di sentra bawang putih menumpuk komoditas tersebut akibat tidak laku dijual atau harga jauh di bawah harga normal akibat masuknya bawang impor,” katanya. Ia mengatakan memang sudah ada realisasi pembelian bawang putih di tingkat petani oleh ASN yang dikoordinir masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Namun jumlahnya relatif kecil dibanding hasil panen petani. Hasil panen bawang putih petani saat ini sekitar 12.000 ton. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Kementerian Pertanian untuk tetap membeli bawang putih hasil panen petani Kabupaten Temanggung melalui dana APBN . Yakni sesuai rencana semula untuk bibit dalam upaya swasembada bawang putih.

Harga Anjlok, Importir Diminta Beli Bawang Putih Panen Petani Temanggung

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Kalangan importir bawang putih diminta membeli bawang putih hasil panen petani Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, agar harganya membaik, karena pada panen raya ini harganya anjlok. Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Temanggung, Jumat, mengatakan Temanggung sekarang tengah panen raya bawang putih dengan luasan hampir 3.000 hektare. Ia menuturkan dari luas 3.000 hektare itu ada beberapa kategori lahan, sebagian di antaranya dibiayai oleh APBN, sebagian investor (importir) dan sebagian di antaranya pertanian bawang putih mandiri para petani. Menurut dia di tengah panen raya ini harganya anjlok, sekarang bawang putih basah hanya Rp8.000 per kilogram, dari biasanya antara Rp12.000 hingga Rp17.000 per kilogram. “Petani Temanggung menjerit semuanya kesulitan menjual bawang putih dengan harga yang wajar,” katanya. Khadziq menyampaikan Menteri Pertanian, pada Kamis (16/4) berkunjung ke Temanggung dan memerintahkan para importir bawang untuk membeli bawang putih petani. Untuk itu Pemkab Temanggung akan berkoordinasi dengan Dirjen Hortikultura Kementan guna mendata semua hasil panen petani dan menyampaikannya kepada kementerian dan nanti untuk dibeli para importir. “Semoga skema ini bisa berjalan dengan baik, nanti investor betul-betul turun ke Temanggung membeli bawang putih petani sehingga harganya bisa bertambah bagus,” katanya. Menurut dia kalau importir tidak ikut membeli bawang putih petani dikhawatirkan nantinya terjadi permasalahan, karena sekian persen bawang putih yang kini harganya Rp8.000 per kilogram ini sebenarnya untuk pembenihan. “Kalau importir tidak membeli maka kita khawatirkan oleh petani dijual sebagai bawang konsumsi sehingga program APBN berikutnya bisa terancam kekurangan benih, oleh karena itu kehadiran importir sangat penting,” katanya. Ia berharap importir bawang putih untuk melaksanakan tanggung jawabnya membeli bawang dari petani baik bawang untuk pembenihan maupun bawang putih untuk konsumsi. “Importir jangan lari dari tanggung jawab. Saya mohon mereka punya tanggung jawab bersama kita untuk mengembangkan bawang putih nasional dengan cara membeli bawang putih hasil petani khususnya bawang putih dari Temanggung,” katanya. (jwn5/ant)

Harga Bawang Putih di Pasar Purwokerto Berangsur Turun

PURWOKERTO, Jowonews.com – Harga bawang putih di pasar tradisional Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berangsur turun, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Yunianto. “Saat ini harga bawang putih jenis kating di Pasar Wage, Purwokerto, Rp52.000 per kilogram, sedangkan jenis apel Rp48.000 per kilogram,” kata Yunianto di Purwokerto, Jumat. Ia mengakui penurunan harga tersebut berlangsung secara bertahap pascarapat koordinasi yang digelar Dinperindag Kabupaten Banyumas bersama Bulog, distributor dan instansi terkait lainnya guna membahas gejolak kenaikan harga bawang putih seiring dengan adanya pembatasan impor dari Tiongkok. Dalam rapat koordinasi tersebut, kata dia, terungkap bahwa stok bawang putih di gudang distributor masih mencukupi kebutuhan hingga tiga bulan ke depan. “Oleh karena itu, kami meminta distributor untuk melepas stok guna mengendalikan gejolak kenaikan harga bawang putih. Alhamdulillah sekarang berangsur turun dan diharapkan dapat segera kembali normal,” kata Yunianto. Dalam hal ini, kata dia, harga bawang putih impor di pasar tradisional idealnya berkisar Rp30.000-Rp35.000 per kilogram. Selain di Pasar Wage, penurunan harga bawang putih impor jenis kating juga terjadi di Pasar Manis Purwokerto yang saat ini mencapai kisaran Rp58.000-Rp60.000 per kilogram. Seorang pedagang, Yuni mengakui jika harga bawang putih impor berangsur turun setelah sempat mencapai Rp70.000 per kilogram. “Semoga harganya bisa segera kembali normal, sehingga tidak memberatkan konsumen dan pedagang pun tidak repot menjualnya,” katannya. (jwn5/ant)

Harga Bawang Putih di Jateng Mulai Turun

SEMARANG, Jowonews.com – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo menyebut harga bawang putih di sejumlah pasar berangsur turun dan persediaan masih pada level aman. “Harga bawang putih yang pada beberapa hari lalu sempat melonjak drastis, kini berangsur normal atau berkisar antara Rp45.000-Rp50.000 per kilogram,” katanya di Semarang, Rabu. Menurut dia, kenaikan harga bawang putih sebenarnya sudah dimulai sejak minggu ke empat Desember 2019, dimana permintaan mengalami peningkatan pada perayaan Natal dan Tahun Baru. Kenaikan berikutnya menjelang Imlek, dan kemudian kenaikan terakhir yang hampir 100 persen terjadi di awal Februari 2020 dengan pemicu yakni ditutupnya impor dari Tiongkok guna mengantisipasi penyebaran virus corona. Puncak kenaikan bawang putih terjadi pada minggu pekan Februari 2020, sedangkan saat ini harganya sudah mulai turun. Kenaikan harga bawang putih itu disebabkan adanya keterlambatan distribusi akibat belum optimalnya kegiatan perdagangan di negara asal karena libur perayaan Imlek dan adanya sentimen negatif isu virus Corona yang merebak di Negeri Tirai Bambu. Berbagai langkah telah dilakukan Pemprov Jateng bersama instansi terkait lainnya untuk mengetahui penyebab melonjaknya harga bawang putih dan komoditas lainnya di pasaran antara lain, mengintensifkan pantauan harga khususnya komoditas bawang putih pada pasar, memantau perubahan dan laporan harga komoditas bawang putih di 35 kabupaten/kota. “TPID Provinsi Jateng juga menggelar inspeksi ke sejumlah pasar tradisional dan distributor sebagai upaya menstabilkan harga bawang putih di pasaran,” ujarnya. Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pemerintah pusat untuk menjadikan bawang putih sebagai salah satu komoditas prioritas guna mengantisipasi terjadinya gejolak harga akibat terbatasnya pasokan. “Dengan dijadikannya bawang putih sebagai komoditas prioritas, maka diharapkan pasokan di Tanah Air tidak lagi terganggu,” kata Ganjar. (jwn5/ant)

Kemendag Segera Terbitkan Izin Impor 62 Ribu Ton Bawang Putih

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Perdagangan menyebutkan izin impor 62 ribu ton bawang putih dalam waktu dekat akan segera terbit dari 103 ribu ton izin rekomendasi yang diberikan Kementerian Pertanian. “Dalam proses, sudah ini kita proses, yang baru masuk dalam proses itu sekitar 62 ribu ton dan akan segera terbit,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Oke Nurwan ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis. Menurut dia, persetujuan impor itu sudah bisa diproses karena persyaratannya sudah lengkap. Meski begitu, Oke belum bisa menjelaskan detail jumlah importir yang akan segera mengantongi izin impor untuk 62 ribu ton bawang putih tersebut. Ia juga belum bisa memastikan 62 ribu ton bawang putih tersebut seluruhnya dari China, namun ia menyebut izin impor tidak hanya dari Tiongkok tetapi juga dari India. Oke lebih lanjut mengatakan impor bawang putih masih bisa dilakukan dari China karena bawang putih bukan menjadi media penularan virus corona berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China. Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan penerbitan izin impor ini dilakukan karena stok bawang putih di dalam negeri kian menipis, yakni 70.000 ton. Stok tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sampai pertengahan Maret mendatang. “Stok kurang lebih 70.000 ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka (impor) untuk mengantisipasi sampai dua-tiga bulan ke depan,” kata Prihasto saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (10/2). (jwn5/ant)

Mentan Gelar Operasi Pasar di Solo Tekan Harga Bawang Putih dan Cabai

SURAKARTA, Jowonews.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada Kamis pagi melepas 10 mobil berisikan bawang putih, cabai merah keriting dan cabai rawit merah dalam gelaran Operasi Pasar di Pasar Gede, Surakarta, Jawa Tengah, sebagai upaya pemerintah dalam menstabilisasi harga tiga komoditas tersebut. Dalam operasi pasar tersebut, Kementan bersama Perhimpunan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Indonesia (Pusbarindo) memasok bawang putih sebanyak 12 ton dengan harga Rp30 ribu per kg, 5 ton cabai rawit merah seharga Rp35.000 per kg dan 5 ton cabai merah keriting dengan harga Rp30.000 per kg. “Yang tidak boleh terjadi contohnya seperti sekarang bawang putih harganya Rp30.000 tiba-tiba naik menjadi Rp70.000 per kg. Hanya karena tadi beritanya bahwa besok tidak ada bawang putih karena ada (virus) corona,” kata Mentan Syahrul pada Operasi Pasar di Pasar Gede, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis. Mentan menilai bahwa kenaikan harga bawang putih ini salah satunya dipicu karena kepanikan pasar di tingkat distributor akibat wacana Pemerintah yang menunda impor bawang putih dari China akibat virus Corona. Menurut dia, ada kemungkinan distributor menimbun stok yang berakibat harga bawang putih melambung tinggi hingga Rp70.000 per kilogram di tingkat konsumen. Oleh karena itu, ia meminta tidak perlu ada kepanikan, mengingat stok bawang putih saat ini mencapai 84.000-120.000 ton. Selain itu, sejumlah wilayah sudah mulai memasuki masa panen, seperti di Temanggung pada Maret mendatang. Ada pun operasi Pasar di Solo Raya ini dilakukan secara serentak di lima pasar, yakni pasar Gede, Pasar Rusukan, Pasar Ledoksari, Pasar Harjodaksino dan Pasar Gading. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengatakan Operasi Pasar khususnya untuk tiga komoditas ini telah dilakukan sejak 30 Januari lalu. Sejumlah wilayah yang sudah dilakukan operasi pasar, yakni Sumatra Barat, Jambi, dan kini di Surakarta. Bahkan, beberapa hari lalu stabilisasi harga dilakukan di 22 pasar DKI Jakarta. “Bawang putih untuk operasi pasar ada 13 ton. Sebetulnya tidak hanya untuk Surakarta, karena konsumsi 12 ton tersebut bisa untuk 4-5 hari. Oleh karena itu, operasi pasar ini peruntukannya di lima pasar Surakarta dan lainya di Yogyakarta,” kata Agung. (jwn5/ant)

Kembangkan Sentra Kawasan Bawang Putih, Kementan Anggarkan Rp220 Miliar

JAKARTA, Jowonews.com – Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran Rp220,15 miliar untuk pengembangan sentra kawasan bawang putih seluas 5.453 hektare guna meningkatkan produksi dalam negeri. Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menjelaskan produksi bawang putih dalam negeri saat ini baru mencapai 85.000 ton per tahun, sedangkan kebutuhan nasional terhadap komoditas tersebut sebesar 560.000-580.000 ton per tahun. “Pengembangan kawasan bawang putih totalnya ada 5.453 hektare dengan total anggaran Rp220,15 miliar,” kata Prihasto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta, Senin. Prihasto memaparkan pengembangan kawasan bawang putih seluas 5.453 hektare (ha) tersebut tersebar di 16 provinsi Indonesia, yakni Aceh seluas 100 ha, Sumatra Utara 505 ha, Sumatra Barat 150 ha, Bengkulu 225 ha, Jambi 75 ha, Sumatera Selatan 50 ha, dan Lampung 160 ha. Selanjutnya, Jawa Barat 185 ha, Jawa Tengah 1.581 ha, Jawa Timur 636 ha, Bali 195 ha, NTB 811 ha, NTT 50 ha, Sulawesi Utara 170 ha, Sulawesi Tengah 200 ha dan Sulawesi Selatan 360 ha. Ada pun total anggaran sebesar Rp220,15 miliar digunakan untuk benih bersertifikat, pengendali organisme pengganggu tanaman dan mulsa plastik. Pada 2019, Kementan mencatat luas tanam bawang putih adalah 12.461 hektare dengan luas panen 12.007 ha, produksi 87.509 ton, produktivitas 7,29 ton per hektare. Selain peningkatan produksi lewat APBN, Kementan juga menerapkan peraturan wajib tanam kepada pelaku usaha yang mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Hingga tahun 2019, Kementan telah menerbitkan RIPH kepada 75 importir dengan volume 760.922 ton, sehingga target produksi harus mencapai 38.046 ton dengan target luas tanam 6.341 hektare. “Evaluasi RIPH 2019, realisasi produksi 12.185 ton dengan realisasi tanam 2.572 hektare, sehingga masih ada sisa tanam 3.744 hektare dan kurangnya produksi dari target yang ditetapkan sekitar 26.004 ton,” kata Prihasto. Prihasto menambahkan bahwa produksi bawang putih di dalam negeri akan difokuskan untuk peningkatan benih, bukan untuk konsumsi, sehingga produksi dalam negeri dapat ditingkatkan. (jwn5/ant)

Ganjar Dorong Bawang Putih Dijadikan Komoditas Prioritas

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pemerintah pusat untuk menjadikan bawang putih sebagai salah satu komoditas prioritas guna mengantisipasi terjadinya gejolak harga akibat terbatasnya pasokan. “Dengan dijadikannya bawang putih sebagai komoditas prioritas, maka diharapkan pasokan di Tanah Air tidak lagi terganggu,” kata Ganjar di Semarang, Senin. Saat ini pasokan bawang putih di Indonesia turun drastis dan harganya melambung akibat adanya pembatasan impor produk Tiongkok sebagai antisipasi penyebaran virus corona. Menurut Ganjar, momentum tersebut mesti dimanfaatkan untuk menggenjot pertanian bawang putih di Tanah Air. “Ini momentum buat pertanian kita khususnya bawang, dengan corona dan orang bertanya-tanya di mana sumber bawang putih. Ini harus kita manfaatkan, musibah ini harus kita cari barokahnya. Barokahnya apa, kita mesti berdikari, kalau sudah begitu bisa kita kejar itu (peningkatan produksi),” ujarnya. Ganjar menyebutkan suplai bawang putih secara nasional di Indonesia masih sangat kurang, di mana lahan pertanian bawang putih di Jawa Tengah saat ini tercatat 2.573 hektare dengan kemampuan produksi 195.472 kilogram. Luasan itu tersebar hampir di seluruh wilayah pegunungan di Jateng, mulai dari Tawangmangu, Sindoro, Sumbing, hingga Tegal. “Itu sebenarnya bagian untuk mendorong kekurangan ini, cuma ngejar waktu tidak bisa, maka harus ada ‘crash program’ (percepatan) untuk meningkatkan produksi ini,” katanya. Ganjar juga mengharapkan keran impor bawang putih untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga yang mencapai Rp50.000-70.000 per kilogram. “Kalau pun tidak dari China, alternatif lain bisa dikirim dari India meskipun secara kualitas masih di bawah bawang putih China,” ujarnya. (jwn5/ant)