Jowonews

Seluruh Rumah Sakit di Jateng Dilarang Tolak Pasien Miskin

BANYUMAS, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo melarang rumah sakit di Provinsi Jawa Tengah menolak pasien dari kalangan tidak mampu atau miskin sebagai bentuk kehadiran pemerintah. “Itu berlaku untuk seluruh rumah sakit, jangan pernah menolak pasien miskin karena kalau mereka ditolak itu sakit (hati). Kita titipkan jaga integritas,” katanya saat memberi pengarahan kepada jajaran Direksi Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa. Ganjar menegaskan pelayanan kesehatan yang diberikan pihak rumah sakit harus mengutamakan sisi kemanusiaan dan tidak boleh menanyakan agama, alat kelamin, serta suku. “Pihak rumah sakit juga dilarang menanyakan ‘dompet’ pasien,” ujar politikus PDI Perjuangan itu. Orang nomor satu di Jateng itu memerintahkan direksi baru di RS Prof Margono Soekarjo untuk membuat satu manajemen yang bisa mengakomodasi semua lapisan masyarakat sehingga yang bersangkutan merasa dipermudah dan dibantu saat butuh pelayanan. “Selanjutnya ada cara-cara mereka yang bisa dilakukan sendiri dengan iuran, Baznas dan sebagainya. Untuk yang biasanya belum punya BPJS dan tidak mampu kita bantu, kita bergotong royong,” katanya. Jajaran Direksi RS Prof Margono Soekarjo juga diminta untuk terus membuat inovasi yang memudahkan dalam memberi pelayanan kesehatan kepada masyatakat. (jwn5/ant)

Ganjar Sepedaan Kunjungi Festival Nasi Pagar di Grobogan

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri Festival Nasi Pagar 2020 yang berlangsung di Kabupaten Grobogan dengan bersepeda dari Kota Semarang, Minggu. Orang nomor satu di Jateng itu mengajak istrinya, Siti Atikoh, untuk menikmati salah satu menu kuliner unik tersebut. “Seumur hidup saya baru nemu, ada masyarakat makan pagar. Kalau ‘ndak’ sakti, tidak mungkin, ‘untune mesti kuat tenan’ (gignya pasti sangat kuat), makanya saya datang jauh-jauh bersepeda dari Semarang ke sini untuk membuktikan,” katanya saat menghadiri Festival Nasi Pagar 2020 yang digelar di Kecamatan Godong. Kendati demikian, apa yang ditemui Ganjar ternyata tidak seperti yang dibayangkannya karena menu nasi pagar merupakan olahan penganan lezat yang terdiri dari nasi, sayur mayur seperti daun pepaya, tauge dan srundeng (kelapa parut) yang berasa asin ditambah sayuran lainnya. Berbeda dengan pecel, nasi pagar diberi mlanding atau petai cina yang tua dan muda, kemudian semua sayuran itu digabung jadi satu dalam sebuah pincuk daun dan disiram menggunakan sambal kacang. Rempeyek dan bakwan biasanya menjadi pendamping menu makanan itu. “Ternyata rasanya enak sekali, ini kuliner khas yang dapat dijual ke wisatawan,” ujarnya. Ia mengatakan Jawa Tengah memiliki banyak potensi kuliner khas yang dapat dikembangkan sehingga dirinya sangat senang, saat masyarakat Grobogan menggelar Festival Nasi Pagar. “Bayangkan, nasi pagar difestivalkan orang ramainya seperti ini. Kedepan ini dapat dikembangkan menjadi agenda wisata tahunan, tentunya dengan penambahan menu khas lainnya yang menggoda selera,” katanya. Menurut dia nama kuliner nasi pagar sudah sangat menjual sebab namanya yang unik, tentu akan membuat orang khususnya wisatawan penasaran ingin mencoba. “Namun tidak cukup kalau hanya dibungkus daun dengan harga Rp2500-4000. Kalau ingin naik kelas, kemasannya harus lebih menarik dan dijual di tempat-tempat seperti hotel atau restoran agar nasi pagar terkenal di pecinta kuliner nasional dan mancanegara,” katanya. (jwn5/ant)

Ganjar Tidak Puas Angka Kemiskinan Jateng Turun

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo mengaku belum puas meskipun penurunan angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia. “Mudah-mudahan ini hasil kerja keroyokan bersama yang kami lakukan, namun rasanya targetnya harus tetap dipicu untuk dinaikkan lagi dengan jumlah penurunan angka kemiskinan yang lebih besar,” katanya di Semarang, Kamis. Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah per Maret-September 2019 turun dari 3,74 juta menjadi 3,68 juta orang. Dengan demikian, sebanyak 63.830 penduduk miskin Jawa Tengah berhasil lepas dari garis kemiskinan. Di peringkat kedua dalam hal penurunan jumlah penduduk miskin yakni Jawa Timur (56.250 jiwa) dan disusul Nusa Tenggara Barat (30.280 jiwa) di peringkat ketiga nasional. Penurunan jumlah penduduk miskin juga tampak pada periode September 2018-September 2019, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah berkurang 188.020 jiwa dari 3,867 juta menjadi 3,679 juta orang. Untuk semakin menurunkan angka kemiskinan, Ganjar telah menyiapkan sejumlah strategi seperti politik anggaran dan pembuatan kebijakan yang mengarah pada program prioritas pengentasan kemiskinan. Ganjar juga merencanakan untuk mengubah skema Musyawarah Perencanaan Pembangunan menjadi lebih menonjolkan tema, kreasi, dan inovasi dalam hal pemberantasan kemiskinan. “Kalau usulnya infrastruktur, silakan dikirim lewat elektronik saja, tapi saat musrenbang yang keliling itu, saya minta sesuai tema, kreasi dan inovasi yang dimiliki. Misalnya inovasi penurunan angka kemiskinan, pengelolaan desa, bumdes dan lainnya sehingga usulan-usulan dalam musrenbang itu dapat menyelesaikan kemiskinan,” ujarnya. Disinggung terkait peran Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dalam program pengurangan angka kemiskinan, Ganjar menyatakan sangat puas. “Gus Yasin itu sangat rajin mengurusi kemiskinan. Kami memang sepakat untuk membagi tugas itu. Kami sering komunikasi dengan Kemensos dan Wapres terkait soal data. Kami ingin data ini pasti, ya dia miskin dan diberikan ‘treatment’ apa agar semua tepat sasaran,” katanya. Pemprov Jateng juga mendorong agar masyarakat yang mendapat program subsidi dari pemerintah atau yang sudah mampu dari sisi ekonomi bersedia mengundurkan diri dan diberikan kepada yang lebih berhak. (jwn5/ant)

Ganjar Minta Dinas Arpus Jateng Berinovasi Mudahkan Pelayanan Masyarakat

SEMARANG, Jowonews.com – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah diminta terus mengembangkan inovasi dengan menggabungkan ilmu pengetahuan serta literasi sebagai upaya memudahkan pelayanan kepada berbagai lapisan masyarakat. “Berimprovisasilah terus dan jangan pernah merasa sempurna, terus berinovasi serta saling menyempurnakan dalam melayani masyarakat,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan pengarahan kepada jajaran Dinas Arpus Jateng di Semarang, Senin. Ganjar juga meminta Dinas Arpus Jateng menggandeng berbagai komunitas untuk membuat konten media sosial yang dekat dengan milenial misalnya dengan membuat permainan, memberikan pertanyaan sebutkan mengenai empat judul buku baru, atau sudah membaca berapa judul buku hari ini dengan hadiah pulsa Rp50 ribu. Menurut Ganjar, kerja sama antara Dinas Arpus dengan komunitas itu untuk mencari format bagaimana meningkatkan minat baca dan menghidupkan perpustakaan. “Berprinsiplah ‘panjenengan’ ada itu karena dibutuhkan, harus kompak, berinovasi, from nothing to something, buka mindset-nya,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Arpus Jateng Priyo Anggoro mengungkapkan pihaknya telah melakukan terobosan baru untuk mempermudah pelayanan bagi masyarakat, yakni dengan meluncurkan aplikasi berbasis android, i-Jateng dan Arsip Emas (Arsip Elektronik Masyarakat). Aplikasi i-Jateng sudah diluncurkan pada 18 Juli 2017 yang bertujuan mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan literasi sehingga dapat mengakses buku-buku bacaan melalui aplikasi tersebut. Kemudian, Arsip Emas bermanfaat untuk ruang penyimpanan arsip pribadi masyarakat berbasis aplikasi, dimana arsip penting dapat disimpan dan hanya bisa diakses secara pribadi. Menurut Priyo, kedua aplikasi tersebut merupakan inovasi dari Dinas Arpus Jateng guna memberikan kemudahan bagi masyarakat. “Kedua aplikasi ini dapat diunduh di Google Play Store. Ini adalah inovasi dari Dinas Arpus dalam menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat saat ini,” katanya. i-Jateng selain mempermudah akses literasi bagi masyarakat, kata dia, juga untuk meningkatkan kesadaran membaca, tidak hanya lewat aplikasi, kenyamanan mengakses buku juga akan dikembangkan di perpustakaan agar masyarakat juga dapat tertarik untuk datang ke perpustakaan. “Jadi, masyarakat bisa membaca buku yang diinginkan hanya lewat aplikasi. Buku-buku baru juga ada, mimpi saya ke depan aplikasi akan mengungkit kunjungan ke perpustakaan sehingga perpustakaan menjadi semacam tempat wisata. Ya, baca buku, diskusi sembari seperti nongkrong,” ujarnya. (jwn5/ant)

Ganjar Ancam Pecat Pejabat Jateng yang Terima Suap

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo memastikan akan memecat pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terbukti menerima suap atau setoran uang dari pihak manapun. “Masih ada lho yang terima setoran, bilang saja ‘terima kasih, aku ra butuh’. Ini sudah saya sampaikan bolak-balik, jangan lagi ada setoran-setoran. Sanksinya, diberhentikan tidak hormat,” katanya di Semarang, Kamis. Menurut Ganjar, seluruh aparatur di lingkungan Pemprov Jawa Tengah dilarang menerima setoran dari pihak manapun dan siapapun yang melanggar terancam diberhentikan dengan tidak hormat. Hal tersebut menjadi penegasan sekaligus respons Gubernur Ganjar terkait penangkapan seorang pejabat kabupaten di Jawa Timur, yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), belum lama ini. Sebelumnya, Gubernur Ganjar juga berencana melayangkan protes sekaligus meminta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi agar aparatur sipil negara (ASN) yang melakukan tindak pidana korupsi bisa dijatuhi sanksi berat berupa pemecatan serta prosesnya tidak dipersulit sehingga memberikan efek jera. “Mereka (ASN) yang terlibat tindak pidana umum, melakukan tindak pidana korupsi, membolos semaunya sendiri harus dihukum berat. Selama ini hukumannya paling hanya penurunan pangkat, penundaan gaji dan sebagainya, atau kalaupun ada yang diberhentikan masih saja dengan hormat,” ujarnya. Orang nomor satu di Jateng itu juga merasa heran dengan sistem pemberian sanksi yang ada di lingkungan ASN, sebab hukuman terhadap ASN yang melakukan tindak indisipliner berat tidak sebanding dan justru diberhentikan dengan hormat. (jwn5/ant)

Ajak Warga Antisipasi Bencana, Ganjar Sarankan Gunakan Ilmu Titen

PEKALONGAN, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak warga menggunakan ilmu kearifan lokal untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di lingkungannya masing-masing. “Saya minta (warga) paling gampang menggunakan kearifan lokal. Ilmu titen (paham kondisi) ini bagus, jadi saat satu jam hujannya deras maka (warga) harus bersiap-siap,” katanya usai meresmikan jembatan Kalikeruh, Kecamatan Kangserang, Kabupaten Pekalongan, Selasa. Karena itu, kata dia, hal yang perlu disiapkan sekarang (saat ada bencana) adalah petunjuk kemana proses evakuasi, jalannya lewat mana, dan apa yang perlu dibawa oleh para korban bencana. “Masyarakat perlu diajari hal itu, barang-barang yang berharga dibawa dalam plastik agar larinya biar cepat. (Korban bencana) tidak perlu membawa kasur atau lemari, itu ditinggal saja,” katanya. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berkunjung ke Kabupaten Pekalongan dalam rangka meresmikan tiga jembatan yang dibiaya oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jateng. Ganjar mengatakan Pemprov Jateng perlu melakukan perbaikan jembatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan karena kondisi bangunan jembatan lama sudah agak tergerus sehingga cukup berbahaya untuk sarana transportasi masyarakat. Kendati demikian, kata dia, jembatan ini tidak akan bermanfaat apabila masyarakat tidak ikut merawat, seperti tidak membuang sampah, membangun taman, dan memelihara konstruksi bangunannya. “Oleh karena, saya titip betul semoga konstruksi bangunan ini dikerjakan oleh kontraktor dengan bagus. Kami berharap masyarakat jangan membuang sampah disana (ke sungai) agar tidak menimbulkan masalah,” katanya. Ia menjelaskan sekarang ini, curah hujan yang berpotensi cukup lebat adalah akan terjadi di Punggungan Jateng yaitu wilayah tengah Kedu. “Selain itu, wilayah Pekalongan, Batang, Tegal dan Brebes bagian selatan. Oleh karena, kita untuk selalu siaga (bencana),” katanya. (jwn5/ant)

Jateng Kirim 100 Sukarelawan Bantu Banjir Jakarta-Jabar

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberangkatkan 100 sukarelawan dari berbagai unsur untuk membantu penanganan pascabanjir di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Pemberangkatan sukarelawan gabungan ke dua provinsi yang dilanda banjir tersebut dilakukan Ganjar usai menggelar apel pagi bersama di halaman kantor Gubernur Jateng Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Senin. Sukarelawan gabungan itu juga terdiri atas unsur BPBD kabupaten/kota, PMI, Tagana, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah. “Kemarin kita sudah mengirimkan logistik, hari ini, kami kirimkan personel dengan harapan mereka dapat membantu menyelesaikan hal-hal yang ada di lokasi banjir itu. Mereka orang-orang hebat dan terlatih, pasti bisa mendayagunakan kemampuannya di lokasi bencana,” kata dia. Ia menjelaskan para sukarelawan tersebut akan ditugaskan ikut membantu penanganan pascabanjir di Jakarta dan Jabar selama satu minggu, namun apabila masih dibutuhkan, maka bisa saja diperpanjang waktu penugasan. “Mereka akan di sana selama seminggu, sambil kita evaluasi apakah harus diperpanjang atau tidak. Nanti akan terus kami komunikasikan,” ujarnya. Orang nomor satu di Jateng itu, menegaskan pengiriman bantuan, baik logistik maupun sukarelawan ke Jakarta dan Jabar, sebatas misi kemanusiaan karena saat Jateng dilanda tanah longsor besar di Banjarnegara beberapa tahun lalu, bantuan dari seluruh Indonesia juga mengalir. “Bencana ini mengasah kepekaan dan kesolidan kita bersama. Semoga, kemarahan rakyat dapat kita reduksi dengan pengiriman bantuan ini sehingga akan mengurangi orang mencaci, memaki atau membuli. Mari kita saling tolong menolong sebagai anak bangsa,” katanya. Kepada para sukarelawan yang berangkat, Ganjar berpesan agar dapat menjaga nama baik Jawa Tengah dan diminta tidak merepotkan pihak Jakarta dan Jabar serta harus siap lahir batin. “Saya percaya anda semua adalah orang yang terlatih. Segera membantu, jangan lupa laporkan perkembangan secara rutin. Ini tidak hanya cerita menolong, namun akan menjadi ibadah anda semuanya,” katanya. Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Sudaryanto menambahkan 100 sukarelawan akan dibagi menjadi dua, yakni 50 personel diperbantukan di Jakarta, sedangkan sisanya di Jawa Barat. “Tidak menutup kemungkinan nanti mereka akan dipindahkan ke lokasi lain apabila memang dibutuhkan. Misalnya saat Jakarta sudah selesai, maka tim Jakarta akan dipindahkan untuk membantu yang ada di Jabar,” ujarnya. (jwn5/ant)

Gubernur Jateng Ajak Kader ‘Aisyiyah Wujudkan Perempuan Berkemajuan

MAGELANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para kader ‘Aisyiyah di daerah itu mewujudkan perempuan berkemajuan sebagai bagian dari peranan mereka memajukan kehidupan bangsa. “Aktivitas keseharian yang dilakukan perempuan dalam kehidupan keluarga menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki ketahanan yang luar biasa karena mampu menjalankan setiap aktivitas dengan spirit kekuatan lahir batin,” katanya dalam keterangan tertulis diterima di Magelang, Minggu. Ia mengatakan hal itu saat membuka Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) ke-2 ‘Aisyiyah pada Sabtu (4/1) di Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Magelang di Jalan Mayjend Bambang Soegeng Km 5 Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Upaya membangun kemajuan bangsa dan menyelesaikan persoalan yang muncul, katanya, membutuhkan partisipasi dan kontribusi semua pihak. Ia mengakui bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam menjalankan berbagai kebijakan keberadaan. Dia mengharapkan ‘Aisyiyah dengan potensi kader dan amal usaha yang dimilikinya, berperan dan berkontribusi secara maksimal dalam membangun kemajuan bangsa. Ia menyebut keluarga sebagai komunitas yang paling kecil memiliki peran penting dalam membangun kekuatan bangsa. Kemajuan bangsa, katanya, salah satunya ditentukan peran kelompok perempuan, sedangkan perempuan berkemajuan, antara lain memiliki karakter yang progresif, kreatif, dan inovatif. “Keberadaan perempuan memiliki potensi yang akan memberikan peran yang strategis bagi kemajuan bangsa,” ucapnya. Melalui program kerja yang dilakukan dan keberadaan amal usaha, seperti bidang pendidikan, kesehatan, panti asuhan, dan panti jompo, katanya, ‘Aisyiyah memiliki peran strategis membangun peradaban bangsa, khusunya terkait dengan upaya mewujudkan perempuan berkemajuan. Ganjar memberi contoh bahwa dalam bidang pendidikan perlu target-target yang harus dicapai, yakni tumbuhnya spiritual, emosi, serta kecerdasan yang baik. Pintar dan pandai saja, kata dia, tidak cukup karena diperlukan juga kecerdasan dalam membaca peluang. Ia mengharapkan melalui musypimwil itu muncul gagasan strategis yang akan menjadi program kerja organisasi dalam rangka membantu mencari solusi persoalan, khususnya di Jawa Tengah, yang sifatnya sektoral, terutama terkait dengan perempuan dan anak, pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi. Hadir dalam pembukaan musypimwil, antara lain Bupati Magelang Zaenal Arifin, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto, Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah Umul Baroroh, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah Ari Anshori, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari, Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Eko Muh Widodo, Ketua Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Magelang Aslimah Edi Cahyana, dan utusan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah dari kabupaten/kota se-Jawa Tengah. (jwn5/ant)