Jowonews

Inilah Manfaat Telur Rebus Bagi Kesehatan

JAKARTA, Jowonews- Telur merupakan salah satu makanan super karena memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Mulai dari memberi energi, meningkatkan kesehatan otak hingga menurunkan berat badan. Dilansir Indian Express, Dr Rohini Patil, MBBS, pendiri dan ahli gizi dari Nutracy Lifestyle mengatakan bahwa telur kaya akan semua jenis nutrisi. Dalam sebutir telur rebus besar mengandung 6 persen vitamin A, 7 persen vitamin B5, 9 persen vitamin B12, 9 persen fosfor, 15 persen vitamin B2 dan 22 persen selenium. Berikut ini adalah beberapa manfaat telur rebus bagi kesehatan. Membantu meningkatkan energi Dr. Patil mengatakan telur memiliki indeks kenyang yang tinggi, yang artinya membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Sebutir telur besar memasok 6 gram protein berkualitas tinggi dan berbagai macam nutrisi yang diperlukan, kecuali vitamin C. Inilah mengapa jus buah atau jeruk dengan telur dan roti gandum merupakan sarapan yang sempurna untuk memulai hari apalagi jika Anda memiliki banyak kesibukan. Memenuhi kebutuhan zat besi tubuh Zat besi adalah pembawa oksigen dalam darah dan memainkan peran penting untuk kekebalan, metabolisme energi, dan banyak fungsi lainnya di dalam tubuh. Kuning telur adalah bentuk zat besi penting dan paling mudah diserap dibandingkan dengan kebanyakan suplemen zat besi lainnya. Meningkatkan kecukupan gizi makanan Kepadatan nutrisi telur menjadikannya kontributor berharga untuk makanan bergizi. Dalam sebuah riset telah dilakukan terhadap orang yang mengkonsumsi telur dan tidak. Hasilnya, mereka yang tidak memakan telur lebih cenderung kekurangan vitamin A, E dan B12. Tidak meningkatkan kolesterol darah Sebagai gambaran, penting untuk disadari bahwa makanan tinggi lemak, terutama asam lemak jenuh dan trans, memiliki dampak yang jauh lebih besar pada kesehatan jantung daripada kolesterol dalam makanan. Telur harus diakui sebagai sumber protein yang murah, serbaguna, dan mudah dicerna. Membantu menurunkan berat badan Telur dengan roti panggang memiliki indeks rasa kenyang 50 persen lebih tinggi daripada sereal sarapan. Memulai hari dengan sarapan telur meningkatkan rasa kenyang pada orang yang kelebihan berat badan dan dapat membantu menurunkan berat badan. Dr. Patil mengatakan memadukan telur, biji-bijian, buah-buahan atau sayur-sayuran dalam sarapan berguna untuk menurunkan berat badan. Menu tersebut juga mudah didapat dan murah. Meningkatkan kesehatan otak Kolin adalah nutrisi yang memfasilitasi perkembangan otak pada janin dan bayi baru lahir serta fungsi memori bahkan hingga usia tua. Telur adalah sumber makanan yang sangat baik untuk klorin, dan satu butir telur per hari menyediakan 28 persen dari kebutuhan klorin wanita hamil. Klorin penting selama masa kehamilan dan menyusui. Pada saat yang sama, ini adalah masa kritis untuk perkembangan otak janin dan peningkatan daya ingat seumur hidup. Demikian Antara.

Anak Keluarga Perokok Cenderung Alami Kekurangan Asupan Gizi

JAKARTA, Jowonews.com – Peneliti Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) dr Grace Wangge, PhD mengatakan anak yang berasal dari keluarga perokok cenderung mengalami kekurangan asupan gizi. “Pihak sekolah juga perlu menyadari bahwa terdapat hubungan erat antara prestasi belajar anak dengan pola konsumsi keluarga perokok,” katanya dalam peluncuran dua usulan kebijakan terkait pembangunan sumber daya manusia di Jakarta, Selasa. Dia menambahkan salah satu aspek yang erat kaitannya dengan peningkatan status kesehatan dan gizi anak, adalah peningkatan pengetahuan siswa dan pencegahan menjadi perokok. Ia menyatakan bahwa belanja bahan makanan pada rumah tangga perokok lebih rendah dibandingkan rumah tangga non-perokok. “Hal itu menyebabkan berkurangnya asupan makanan bergizi dalam keluarga dan akhirnya berimbas pada kemampuan anak untuk berkonsentrasi pada pelajaran sekolah,” katanya. Saat ini, kata dia, upaya pengendalian tembakau di sekolah diatur dalam PP 109/2012 dan Permendikbud 64/2015. Akan tetapi pelaksanaan kedua peraturan tersebut di sekolah masih belum optimal. “Begitu pula evaluasi maupun penelitian mengenai pelaksanaan pengendalian tembakau dan penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) ini belum pernah terdokumentasi dengan baik keberhasilannya,” katanya. Grace menambahkan sebanyak 32,1 persen anak sekolah (rentang usia 10-18 tahun) di Indonesia pernah mengonsumsi produk tembakau. Direktur SEAMEO RECFON, Muchtaruddin Mansyur mengatakan kebiasaan orang tua merokok di rumah juga mendorong anak untuk merokok setiap hari. “Perilaku merokok dalam keluarga terbukti memengaruhi kesehatan dan status gizi anak, tidak hanya pada anak usia sekolah namun juga balita,” katanya. SEAMEO RECFON, katanya, juga mendorong adanya upaya perbaikan gizi anak sekolah, terutama di daerah yang mempunyai angka prevalensi keluarga dengan perokok yang tinggi. Selain itu, SEAMEO RECFON juga mendorong pemerintah membuat kebijakan mengenai pendidikan orangtua mengenai akibat rokok bagi kesehatan dan kesejahteraan anak. Dua usulan kebijakan yang diusulkan SEAMEO RECFON yakni “Percepatan Penanganan Stunting dengan Pemanfaaatan Pajak dan Cukai Rokok” dan “Pembangunan SDM Unggul Melalui Pengendalian Tembakau dan Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Lingkungan Sekolah”, demikian Muchtaruddin Mansyur. (jwn5/ant)