Jowonews

Pitu Rooms Salatiga, Hotel Paling Tipis dan Ikonik

Pitu Rooms Salatiga, Hotel Paling Tipis dan Ikonik

Pitu Rooms Salatiga menjadi hotel unik karena memiliki bentuk bangunan yang sangat tipis, dengan lebarnya hanya 2,8 meter. Hotel ini sangat ikonik dengan warna merahnya, serta paling tinggi diantara bangunan lain di sebelahnya. Jika anda sedang melakukan perjalanan ke Salatiga atau melewati kota ini, jangan lupa mampir ke hotel unik ini. Hotel ini cukup diminati karena memeberikan suasana menginap yang berbeda. Hotel ini mimiliki tinggi 17 meter dan panjang 9,5 meter, terdiri daro 6 lantai. Seperti namanya, Pitu Rooms Salatiga menyediakan 7 kamar yang memiliki tema yang berbeda. Jangan khawatair, meskipun ukurannya yang kecil tapi hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap juga tidak sempit dan tetap nyaman. Hotel karya Ary Indra ini akan membuat takjub para pengunjungnya. Pengunjung akan dibawa dengan lift capsule ala astronot yang hanya muat satu orang. Disini juga terdapat kafe rooftop yang dapat dikunjungi oleh pengunjung hotel maupun bukan. Tempat yang cocok untuk bersantai sambil memandangi cantiknya Kota Salatiga dan gagahnya Gunung Merbabu ditemani dengan makanan dan jajanan pasar yang lezat. Kisaran harga untuk menginap di hotel ini sekitar Rp 650.000 per malam sudah termasuk sarapan. Pitu Rooms Salatiga berlokasi di Jalan Sukowati No. 33, Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

Masuk Normal Baru, Okupansi Hotel di Surakarta Mulai Meningkat

SOLO, Jowonews.com – Tingkat okupansi sejumlah hotel di Kota Solo mulai meningkat seiring dengan memasukinya era normal baru yang menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19. “Sepanjang bulan Juni ini ada kenaikan sekitar 5-10 persen untuk keterisian hotel,” kata perwakilan Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surakarta Sistho A Srestho di Solo, Selasa. Meski angka kenaikannya belum signifikan, dikatakannya, kondisi tersebut lebih baik dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Ia mengatakan dengan kenaikan tersebut saat ini angka okupansi hotel di Solo dan sekitarnya di kisaran 15-17 persen. “Sebelumnya hanya 8-12 persen. Juni ini memang mulai menggeliat kembali. Harapannya, angka ini akan terus meningkat setiap bulannya. Dengan catatan, normal baru dijalankan sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Juga melihat kondisi pandemi ini ke depan seperti apa,” katanya. Sementara itu, menurut dia, adanya kenaikan tersebut direspon positif oleh sejumlah pengelola perhotelan yang sempat menutup operasional sementara waktu akibat pandemi COVID-19. “Beberapa hotel yang sempat tutup berencana beroperasi kembali pada bulan depan. Ini merupakan potensi yang sangat baik bagi bisnis perhotelan,” katanya. Apalagi, dikatakannya, kondisi tersebut juga diiringi dengan pelonggaran aturan terkait pembatasan kunjungan. “Protokol kesehatan juga sudah mulai diterapkan berbagai pihak. Kalau tidak ada drama-drama lagi, seperti gelombang kedua pandemi, maka bisnis perhotelan bisa perlahan bangkit kembali,” katanya. Dengan demikian, dikatakannya, sebagian karyawan hotel yang sempat dirumahkan selama pandemi akan kembali dipanggil untuk bekerja. “Tetapi mungkin secara bertahap sesuai dengan kebutuhan hotel. Makin cepat pemulihan ekonomi maka makin cepat pula manajemen hotel kembali memperhitungkan kebutuhan tenaga kerja,” katanya. (jwn5/ant)

Sejumlah Hotel di Solo Terapkan Promo Demi Bertahan di Tengah Pandemi

SOLO, Jowonews.com – Sejumlah hotel di Kota Solo menerapkan potongan biaya atau promo di tengah pandemi Covid-19 agar keuangannya tetap berputar. “Kami menawarkan paket ‘long stay’ mulai dari seminggu hingga satu bulan,” kata perwakilan Public Relations Lorin Solo Hotel Dhani Wulandari di Solo, Rabu. Ia mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk mempertahankan tingkat kunjungan para tamu yang selama pandemi ini mengalami penurunan cukup drastis. Menurut dia, paket tersebut cukup diminati masyarakat baik yang berasal dari dalam kota maupun luar kota. “Sebagian dari mereka merasa jenuh di rumah, padahal harus tetap bekerja dari rumah. Jadi mereka butuh suasana baru yang nyaman namun tetap dilengkapi dengan fasilitas kerja, salah satunya koneksi internet. Kebanyakan untuk ‘conference call’ tiap pagi,” katanya. Ia mengatakan dengan program promo tersebut, dari sebanyak 359 kamar yang disediakan, untuk jumlah kamar yang terisi sekitar 15-20 kamar/hari. Ia mengatakan beberapa tamu memilih mengambil paket mulai dari satu minggu, dua minggu, hingga satu bulan. “Lumayan untuk menjaga keterisian kamar, daripada tidak terisi sama sekali,” katanya. Sementara itu, promo serupa juga dilakukan oleh Syariah Hotel Solo. Public Relations Syariah Hotel Solo Adil Martha mengatakan sebelum larangan mudik diberlakukan, tamu “long stay” mayoritas datang dari Jakarta. “Mereka melakukan karantina mandiri sebelum kembali ke rumah,” katanya. Ia mengatakan untuk menjaga karantina berjalan efektif, segala kebutuhan tamu termasuk makan diantar ke kamar tamu. “Ada juga keluarganya yang datang menjenguk tamu, mereka juga datang untuk mengantarkan makanan,” katanya. (jwn5/ant)