Jowonews

Banjir Masih Genangi Sejumlah Wilayah di Semarang

SEMARANG, Jowonews- Banjir masih menggenangi sejumlah wilayah di Kota Semarang, Jawa Tengah, Ahad (7/2). Meskipun demikian, wilayah yang terdampak tidak seluas hari sebelumnya. Sekretatis BPBD Kota Semarang Winarsono mengatakan genangan banjir di beberapa titik di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu sudah surut. Nanun lanjut dia, masih terdapat beberapa daerah yang tergenang banjir. Seperti Muktiharjo Lor, Gajahbirowo, Banjardowo, Semarang Indah, Citarum, Bundaran Bubakan, serta kawasan Kaligawe. Ia menyebut ketinggian air untuk daerah yang masih tergenang itu antara 30 hingga 50 cm, lansir Antara. Sementara beberapa titik yang sudah tidak lagi tergenang banjir, antara lain di kawasan Kota Lama Semarang. Sementara itu, cuaca Kota Semarang pada Ahad siang masih diguyur hujan berintensitas ringan hingga sedang dengan durasi tidak terlalu lama. Sebelumnya diberitakan, hujan yang mengguyur Kota Semarang sejak Jumat (5/2) hingga Sabtu (6/2) mengakibatkan banjir melanda berbagai wilayah di 10 kecamatan di Ibu Kota Jawa Tengah itu.

Banjir Landa Semarang

SEMARANG, Jowonews- – Hujan yang mengguyur Kota Semarang sejak Jumat (5/2) malam hingga Sabtu menyebabkan sejumlah kawasan di Ibu Kota Jawa Tengah itu dilanda banjir. Sejumlah genangan air menyebabkan pengguna jalan yang akan menuju ke kawasan Kota Lama Semarang terhambat. Genangan air dengan ketinggian 30 hingga 50 cm menggenangi ruas jalan di sekitar Jalan Pemuda dan Jalan Agus Salim yang akan menuju Pasar Johar. Genangan air di sebagian ruas Jalan Imam Bonjol juga menyebabkan akses menuju Kota Lama Semarang tidak bisa dilalui pengendara sepeda motor maupun mobil yang jarak ke tanahnya rendah. Banjir juga melanda sejumlah pemukiman di wilayah Tlogosari dan Anjasmoro Semarang, serta akses Jalan Kaligawe Semarang. Sementara akibat luapan Sungai Bringin di Kelurahan Mangkang Wetan, banjir sempat merendam akses jalur Pantura di wilayah barat Kota Semarang itu. Seorang warga Mangkang Wetan, Abdul Rauf, mengatakan air mulai meninggi pada Sabtu sekitar Subuh. Menurut dia, air masuk hingga ke dalam rumah-rumah warga. “Untuk di jalur Pantura, ketinggian air sekitar lutut orang dewasa,” katanya sebagaimana dilansir Antara.. Ia menambahkan hanya kendaraan besar seperti truk yang berani melintas saat banjir menggenang.

BMKG: Hari Pilkada Besok Diguyur Hujan

PURWOKERTO, Jowonews- Sejumlah wilayah di Jawa Tengah berpotensi diguyur hujan saat pemungutan suara dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 9 Desember 2020. Demikian disampaikan analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawansaat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (8/12). Ia mengatakan berdasarkan pantauan citra satelit, kondisi cuaca di wilayah Jawa Tengah secara umum cerah berawan pada Rabu (9/12) pagi hingga siang hari. Sedangkan pada sore harinya ada potensi hujan di beberapa daerah. Khusus untuk wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah, hujan dengan intensitas ringan dan bersifat lokal berpotensi terjadi pada Rabu (9/12) pagi hingga siang hari. Antara lain di Kabupaten Cilacap bagian timur, Kebumen, Banyumas, sebagian Purbalingga, sebagian Banjarnegara dan sebagian Wonosobo. Sementara pada Rabu (9/12) sore hingga malam hari, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di hampir semua wilayah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen dan Wonosobo. “Oleh karena itu, warga yang wilayahnya menyelenggarakan pilkada seperti Purbalingga, Wonosobo dan Kebumen diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya hujan saat datang ke tempat pemungutan suara,” kata Rendi sebagaimana dilansir Antara. Selain itu, kata dia, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Purbalingga, Wonosobo, dan Kebumen diimbau untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat saat pelaksanaan penghitungan perolehan suara. Menurut dia, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga berpotensi terjadi pada Selasa (8/12) sore hingga malam hari di wilayah tersebut. “Dengan demikian, perlu adanya antisipasi terhadap kemungkinan adanya genangan air di TPS-TPS yang berlokasi di tempat terbuka, termasuk mewaspadai kemungkinan terjadinya angin puting beliung mengingat kondisi cuaca pada Selasa (8/12) pagi hingga siang hari ini terlihat cerah berawan,” katanya. 

Ancaman Bahaya Intai Warga Banjarnegara

BANJARNEGARA, Jowonews- Waspadalah warga Banjarnegara. Ancaman bahaya mengintai selama tiga hari ke depan. Hujan lebat diperkirakan akan mengguyur kabupaten tersebut. “Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terutama mereka yang tinggal di lokasi rawan longsor,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie, di Banjarnegara, Ahad (27/9). Dia menjelaskan potensi hujan lebat terdapat di hampir seluruh wilayah di Banjarnegara antara tanggal 27 – 29 September 2020. Hal serupa diprediksi akan terjadi di kabupaten sekitarnya seperti Purbalingga, Wonosobo, Banyumas, Cilacap, Kebumen dan lain sebagainya. “Beberapa wilayah di Jawa Tengah lainnya juga berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Untuk itu, kata dia, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi hujan lebat. Musim Peralihan Dia menambahkan bahwa Kabupaten Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya mulai memasuki musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Dia menjelaskan, Banjarnegara diprakirakan akan memasuki awal musim hujan pada dasarian pertama bulan Oktober 2020. “Sekarang ini peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Sementara awal musim hujan paling awal dasarian pertama bulan Oktober, meliputi sebagian besar Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga dan Wonosobo. Selain itu sebagian Banyumas dan Magelang serta beberapa wilayah di Jawa Tengah lainnya,” katanya. Sementara itu dia juga menambahkan bahwa pada dasarian II September 2020 seluruh wilayah Banjarnegara mengalami hujan dengan kriteria curah hujan rendah. Sementara pada dasarian II September 2020 wilayah Banjarnegara mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria sedang. “Sementara pada dasarian III September umumnya wilayah kabupaten Banjarnegara diprakirakan terjadi hujan dengan kriteria menengah,” katanya. Dia menambahkan pihaknya akan terus melakukan pemutakhiran data untuk menginformasikan kondisi cuaca terkini kepada masyarakat. “Masyarakat juga dapat mengakses media sosial yang kami miliki untuk mengetahui prakiraan cuaca terkini,” katanya.

Hujan Masih Berpotensi Turun di Wilayah Jateng pada Awal Kemarau

PURWOKERTO, Jowonews.com – Hujan dengan intensitas rendah antara nol hingga 50 milimeter per dasarian (10 hari) berpotensi turun di seluruh wilayah Jawa Tengah pada awal musim kemarau, kata analis cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan. Dalam siaran pers BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap yang diterima di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat, ia menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas rendah berpotensi terjadi pada dasarian pertama hingga dasarian ketiga bulan Juli atau tanggal 1 Juli hingga 1 Agustus 2020. Ia menjelaskan pula bahwa data hasil pemantauan hari tanpa hujan (HTH) yang dilakukan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang pada dasarian ketiga bulan Juni 2020 menunjukkan HTH di wilayah Jawa Tengah umumnya pendek (enam sampai 10 HTH) dan menengah (11 sampai 20 HTH). Kendati demikian, menurut dia, sebagian wilayah Jawa Tengah ada yang mengalami HTH panjang antara 21 dan 30 hari seperti Kabupaten Jepara, Kudus, Blora, Grobogan, Sragen, Semarang, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Kebumen, dan Purworejo. “Sedangkan wilayah yang masih ada hujan meliputi sebagian kecil Kabupaten Pemalang dan Purbalingga,” katanya. Ia menambahkan, hasil analisis curah hujan pada dasarian ketiga bulan Juni 2020 menunjukkan curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Tengah berkisar nol sampai 50 milimeter. Namun di sebagian kecil wilayah tenggara Kabupaten Brebes, Kendal, dan Boyolali, sebagian kecil wilayah barat daya Kabupaten Tegal dan Pekalongan, sebagian kecil Kabupaten Pemalang, Magelang, Wonosobo, dan Purbalingga serta sebagian wilayah Utara Kabupaten Banyumas, curah hujannya tergolong menengah antara 51 sampai 150 milimeter. “Sementara curah hujan di sebagian kecil wilayah timur laut Kabupaten Banyumas berada pada kriteria tinggi hingga sangat tinggi atau berkisar 151-300 milimeter,” katanya. Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo sebelumnya memprakirakan musim kemarau di wilayah Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya bermula pada dasarian pertama bulan Juli. “Kalau berdasarkan prakiraan sebelumnya, Cilacap dan sekitarnya harusnya sudah masuk awal musim kemarau pada bulan Juni. Namun sampai dengan dasarian (10 hari) kedua bulan Juni, akumulasi curah hujannya masih tinggi,” katanya pada Kamis (25/6). Akan tetapi, ia melanjutkan, dalam beberapa waktu terakhir tanda-tanda musim kemarau datang secara meteorologi sudah mulai dirasakan, antara lain suhu udara pada dini hari mulai dingin, angin sudah timuran kuat, dan kadang-kadang muncul kabut. Selain itu, ia menambahkan, suara tonggeret atau garengpung yang diyakini warga sebagai tanda pergantian musim sudah mulai terdengar. (jwn5/ant)

BMKG Prediksi Sejumlah Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Sedang-Lebat Sepekan ke Depan

JAKARTA, Jowonews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG ) memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan mendatang. “Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan masih adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan,” kata Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R. Prabowo melalui rilis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin. Ia mengatakan hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan bahwa gugusan uap air, atau lebih dikenal dengan istilah Madden-Julian Oscillation (MJO), masih berada di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Fenomena MJO tersebut, katanya, mendukung peningkatan konsentrasi curah hujan, fenomena gelombang tropis Kelvin Wave dan Rossby Ekuatorial yang berkontribusi signifikan terhadap pembentukan pola siklonik dan pertemuan angin yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah, antara lain Sumatera Bara, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung pada periode 12-14 Januari 2020. Kemudian wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua juga diprediksi akan terkena curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada periode yang sama. Selanjutnya, pada periode 15-18 Januari 2020, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten dan DKI Jakarta juga akan dilanda curah hujan dengan intensitas yang sama. Wilayah lain yang pada periode yang sama akan mengalami kondisi serupa adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan juga Papua. Sementara itu, BMKG memperkirakan potensi ketinggian gelombang laut di wilayah Indonesia dapat mencapai lebih dari 2.5 meter. Kondisi tersebut dapat terjadi di beberapa wilayah perairan selatan Jawa Tengah hingga Pulau Sumba, Laut Sawu, Perairan selatan Pulau Sawu, Pulau Rote, Samudera Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Laut Natuna Utara untuk sepekan mendatang, demikian Mulyono R. Prabowo. (jwn5/ant)